Kerumunan Bonek dan Ricuh Posko Suramadu, Gus Hans: Meneladani Pemimpinnya  

oleh

JADI TELADAN: Gus Hans menyebut seorang pemimpin itu teladan bagi masyarakat yang dipimpin, tidak boleh asal ngomong. Foto/Moch Andriansyah/tangkapan layar/Surabayainside.com
JADI TELADAN: Gus Hans menyebut seorang pemimpin itu teladan bagi masyarakat yang dipimpin, tidak boleh asal ngomong. Foto/Moch Andriansyah/tangkapan layar/Surabayainside.com

Surabayainside.com – Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU), Zahrul Azhar Asumta menilai, dua peristiwa yang terjadi di Surabaya pada waktu hampir bersamaan kemarin, merupakan cermin dari penegakkan hukum dan sikap dari pemimpinnya.


Kamis malam (17/6/2021), ribuan Bonek yang sebagian tanpa mengenakan masker, turun jalan merayakan ulang tahun (ultah) ke-94 Persebaya, disusul kasus perusakan pos penyekatan di kaki Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Jumat dini hari (18/6/2021).

Kerusuhan di pos penyekatan Suramadu, diduga, dipicu puluhan warga yang antre dan berteriak meminta KTP-nya kepada petugas administrasi penyekatan.

Menurut kiai muda yang akrab disapa Gus Hans tersebut, dua peristiwa yang terjadi itu tidak lepas dari sikap dan prilaku pemimpin yang dijadikan teladan.

Jika para pemimpin asal bicara, kata Gus Hans, tentu dampaknya pada prilaku masyarakat yang dipimpin. “Yang dilakukan pemimpin berdampak pada yang dipimpin (masyarakat), pemimpin itu harus tidak asal ngomong,” terang Gus Hans, dikutip dari Portalsurabaya.com, Sabtu (19/6/2021).

No More Posts Available.

No more pages to load.