Apa Alasan MTS Al Washliyah Disegel Bupati Deli Serdang? Hingga Siswa Terpaksa Belajar di Pinggir Jalan

Mts-Instagram-
Apa Alasan MTS Al Washliyah Disegel Bupati Deli Serdang? Hingga Siswa Terpaksa Belajar di Pinggir Jalan
Siswa MTS Al Washliyah Terpaksa Belajar di Pinggir Jalan, Gedung Sekolah Disegel Bupati Deli Serdang
Pagi yang seharusnya penuh semangat dan harapan bagi ratusan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al Washliyah Ngemplak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, berubah menjadi pengalaman tak terlupakan. Pada hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025/2026, Senin (14/7/2025), para siswa terpaksa menjalani kegiatan belajar mengajar di tepi jalan raya lantaran gedung sekolah mereka disegel oleh aparat pemerintah daerah setempat.
Pemandangan tidak biasa terjadi di Jalan Imbas, Desa Ngemplak, Kecamatan Lubuk Pakam. Ratusan siswa dan guru harus rela duduk di bawah terik matahari sambil membawa buku pelajaran dan meletakkan tas di atas tikar atau karton yang beralaskan aspal jalan. Suasana haru pun menyelimuti proses pembelajaran dadakan di pinggir jalan tersebut.
Penyebab utama dari insiden ini adalah penyegelan gedung MTS Al Washliyah oleh tim gabungan yang terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Pendidikan, TNI, dan Polri. Penyegelan dilakukan langsung atas instruksi Bupati Deli Serdang, Asri Lubis Tambunan, melalui Kepala Dinas Pendidikan setempat, Yudi Hilmawan.
Bangunan Dianggap Aset Pemkab, Al Washliyah Dinilai Tak Berhak
Dalam keterangan resmi, Yudi Hilmawan menjelaskan bahwa bangunan MTS Al Washliyah selama ini merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Menurutnya, Yayasan Al Washliyah tidak memiliki hak legal untuk menggunakan fasilitas tersebut karena status kepemilikannya masih dalam klaim pemerintah daerah.
“Kami telah melakukan pengecekan administrasi dan hukum. Bangunan tersebut adalah aset negara dan tidak boleh digunakan tanpa izin resmi dari pemerintah daerah,” ujarnya kepada awak media.
Keputusan itu memicu kontroversi dan menuai banyak reaksi dari masyarakat sekitar, orang tua murid, hingga kalangan pendidik. Banyak yang merasa kecewa karena proses penyegelan dilakukan secara mendadak dan tidak ada mediasi lebih lanjut sebelumnya.
Belajar Dadakan di Tepi Jalan, Guru dan Siswa Tetap Semangat
Meski kondisi fisik gedung sekolah dalam keadaan tersegel, para guru tetap berusaha memberikan pembelajaran kepada para siswanya. Dengan penuh keteguhan hati, mereka membawa meja lipat, spidol, dan alat tulis untuk menciptakan suasana kelas seadanya di tepi jalan.
"Kami tidak bisa masuk karena gerbang dikunci dan dijaga oleh petugas Satpol PP. Tapi kami tidak ingin anak-anak kehilangan hari pertama sekolah. Jadi kita lakukan KBM di sini," kata salah satu guru yang enggan disebutkan namanya saat diwawancara.
Video dan foto momen unik tersebut kemudian viral di media sosial, terutama di platform Instagram melalui akun @medankinian. Unggahan tersebut memperlihatkan para siswa duduk di trotoar sambil mencatat materi pelajaran yang ditulis di kertas besar oleh gurunya.
Respons Warganet dan Harapan dari Komunitas Pendidikan
Viralnya peristiwa ini membuat warganet turut mengecam tindakan pemerintah daerah yang dinilai tidak manusiawi. Banyak netizen yang mempertanyakan empati pemerintah terhadap nasib ribuan siswa yang menjadi korban dari sengketa administratif antara yayasan dan pemerintah.
Sejumlah tokoh pendidikan dan pegiat sosial juga mulai angkat suara. Mereka meminta agar pihak terkait segera mencari solusi yang lebih baik, terutama demi masa depan para siswa.
“Jangan sampai hak belajar anak-anak kita menjadi korban birokrasi dan sengketa administrasi. Ini tentang masa depan generasi muda,” ujar seorang aktivis pendidikan lokal.
Baca juga: Siapa Wilmar Group? Pemilik, Bisnis, dan Kontroversi Produsen Beras Nakal yang Viral di Medsos