Indeed dan Glassdoor PHK 1.300 Karyawan: CEO Beri Sinyal Tegas, Dunia Kerja Terancam Revolusi AI

Indeed dan Glassdoor PHK 1.300 Karyawan: CEO Beri Sinyal Tegas, Dunia Kerja Terancam Revolusi AI

uang-pixabay-

Indeed dan Glassdoor PHK 1.300 Karyawan: CEO Beri Sinyal Tegas, Dunia Kerja Terancam Revolusi AI

Dunia kerja kembali diguncang oleh pemberitaan yang mengejutkan publik. Dua raksasa platform pencarian kerja global, Indeed dan Glassdoor , secara resmi mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.300 karyawannya . Pengumuman ini langsung memicu gelombang reaksi dari berbagai kalangan, mulai dari karyawan, pengamat industri, hingga para ahli teknologi.



Langkah drastis ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk beradaptasi dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI) . CEO kedua perusahaan tersebut menyampaikan alasan utama di balik keputusan kontroversial ini melalui sebuah memo internal yang kemudian bocor ke publik. Dalam memo tersebut, ia menyatakan bahwa integrasi teknologi AI adalah suatu keniscayaan yang tak bisa ditunda lagi.

"Kami harus beradaptasi dengan teknologi yang berkembang pesat," tulis sang CEO dalam memo yang beredar luas.

Respons Bervariasi dari Publik dan Media Internasional
Pernyataan tegas dari CEO tersebut langsung menuai beragam respons dari masyarakat dan media internasional. Majalah bisnis Fortune menyoroti nada optimistis namun realistis dari pernyataan tersebut, sementara agen berita Reuters lebih fokus pada data dan dampak langsung terhadap ribuan karyawan yang terkena imbasnya.



Menurut laporan Reuters, ini merupakan salah satu gelombang PHK terbesar di sektor teknologi pada tahun 2025 . Langkah Indeed dan Glassdoor semakin memperkuat tren pemangkasan tenaga kerja yang sudah terjadi di banyak perusahaan teknologi global sejak beberapa tahun terakhir.

Tren Adaptasi Teknologi Tak Terbendung
Di tengah hiruk-pikuk pemberitaan PHK, muncul kabar lain yang tak kalah menarik. Perusahaan otomotif listrik ternama, Rivian , baru saja merilis pembaruan sistem pemetaan kendaraannya dengan menggunakan teknologi milik Google . Meski terkesan tidak berkaitan, bagi pengamat industri, hal ini menjadi bukti bahwa transformasi digital dan adaptasi teknologi tinggi adalah arus besar yang sulit dihindari.

“Ini bukan hanya tentang efisiensi, tapi juga soal kelangsungan hidup perusahaan di era AI,” ujar seorang analis teknologi.

Reaksi Hebat dari Media Sosial
Tidak butuh waktu lama bagi netizen untuk memberikan reaksi atas kebijakan PHK ini. Di berbagai platform media sosial seperti Twitter/X, LinkedIn, dan Reddit, banyak mantan dan karyawan aktif yang menyuarakan kekecewaan mereka.

Salah satu cuitan yang viral menyatakan, “AI mungkin efisien, tapi tidak memiliki empati. Kami bukan sekadar angka dalam laporan laba rugi.”

Namun di sisi lain, ada pula pendapat yang mendukung langkah perusahaan. Sejumlah netizen berpendapat bahwa meskipun menyakitkan, PHK ini adalah harga yang harus dibayar agar perusahaan tetap relevan dan kompetitif di tengah ledakan inovasi teknologi.

Prediksi Dampak Jangka Panjang: Gelombang PHK Masih Akan Berlanjut
Para analis memperingatkan bahwa kasus PHK yang dialami oleh Indeed dan Glassdoor bukanlah akhir dari cerita . Mereka memprediksi akan ada lebih banyak perusahaan teknologi yang mengambil langkah serupa dalam beberapa bulan atau tahun mendatang, terutama platform digital yang bergerak di bidang layanan manusia.

AI telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam memproses data, memberikan rekomendasi pekerjaan, hingga melakukan wawancara kerja virtual. Hal ini membuat banyak posisi yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia mulai digantikan oleh algoritma.

Masa Depan Dunia Kerja: Kolaborasi atau Penggantian?
Meskipun ancaman PHK nyata terasa, banyak pakar tenaga kerja yang menekankan pentingnya kolaborasi antara manusia dan AI. Menurut mereka, teknologi seharusnya digunakan untuk mengoptimalkan produktivitas , bukan menggantikan sepenuhnya peran manusia.

Baca juga: Tragedi Meninggalnya Siswa SMAN 6 Garut: Yulia Wulandari Buka Suara Usai Dituding Lalai

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya