Sosok Istri Forrest Li Pendiri Garena dan Free Fire yang Dikabarkan Meninggal Dunia, Benarkah Bukan Orang Sembarangan?

Sosok Istri Forrest Li Pendiri Garena dan Free Fire yang Dikabarkan Meninggal Dunia, Benarkah Bukan Orang Sembarangan?

Forres-Instagram-

Sosok Istri Forrest Li Pendiri Garena dan Free Fire yang Dikabarkan Meninggal Dunia, Benarkah Bukan Orang Sembarangan?
Profil Biodata Forrest Li Pendiri Garena dan Free Fire yang Dikabarkan Meninggal Dunia, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagranm
Benarkah Forrest Li Pendiri Garena dan Free Fire Meninggal Dunia? Hoax Atau Fakta?
Heboh Kabar Meninggalnya Forrest Li, Pendiri Garena dan Free Fire: Benarkah Sudah Meninggal Dunia?

Belakangan ini, jagat media sosial dihebohkan dengan beredarnya sebuah video di TikTok yang memuat informasi mengejutkan. Dalam video tersebut terlihat foto seorang pria dengan tulisan “RIP Forrest Li”, yang diartikan sebagai tanda duka atas meninggalnya pendiri Garena dan sosok di balik kesuksesan game Free Fire . Klaim yang beredar menyebutkan bahwa Forrest Li meninggal dunia karena sakit.



Spekulasi pun bermunculan. Ribuan akun menyukai video tersebut, sementara banyak netizen yang ikut menyebarkan informasi tersebut tanpa memverifikasinya terlebih dahulu. Namun di sisi lain, tak sedikit pula yang mulai mempertanyakan kebenaran kabar ini. Pasalnya, hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga, perusahaan, atau sumber berita terpercaya yang mengkonfirmasi kematian pria kelahiran Tiongkok tersebut.

Siapa Itu Forrest Li?
Forrest Li adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam industri teknologi Asia Tenggara. Ia dikenal sebagai pendiri dari Sea Limited, perusahaan induk yang menaungi Garena dan Shopee — dua raksasa digital yang telah mengubah wajah ekonomi digital di Asia.

Lahir di Tiongkok, Forrest Li kemudian menjadi warga negara Singapura. Ia mendirikan Sea Limited pada Mei 2009, yang awalnya dikenal sebagai Garena, sebuah perusahaan pengembang dan penerbit gim online. Dalam waktu singkat, Garena menjadi raksasa industri gim di Asia Tenggara.



Namun, titik balik kesuksesannya terjadi ketika Free Fire diluncurkan. Game battle royale yang ringan dan bisa dimainkan di perangkat Android dengan spesifikasi rendah ini menjadi fenomena global, terutama di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan India. Kesuksesan Free Fire membawa Garena ke panggung dunia.

Selain itu, Forrest Li juga berperan penting dalam mengembangkan Shopee, platform e-commerce yang kini menjadi salah satu yang terbesar di Asia. Dengan strategi pemasaran agresif dan fokus pada pengalaman pengguna, Shopee mampu mengungguli kompetitor besar dan menjadi raksasa e-commerce.

Pendidikan dan Kesuksesan Karier Forrest Li
Sebelum menjadi pengusaha sukses, Forrest Li menempuh pendidikan di dua universitas ternama. Ia meraih gelar Sarjana Teknik dari Shanghai Jiaotong University, salah satu universitas top di Tiongkok. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan MBA-nya di Stanford University, salah satu kampus bisnis terbaik di dunia.

Kesuksesannya di dunia bisnis membawa Li masuk dalam daftar Forbes. Pada tahun 2020, namanya terpampang di sampul majalah Forbes Asia sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di Asia. Menurut laporan Forbes April 2024, kekayaan bersihnya mencapai USD 3,6 miliar, menjadikannya salah satu miliarder terkemuka di Singapura.

Kabar Meninggalnya Forrest Li: Fakta atau Hoaks?
Dengan latar belakang karier yang begitu cemerlang, kabar meninggalnya Forrest Li tentu mengejutkan. Namun, setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, tidak ditemukan satupun sumber berita yang kredibel atau pernyataan resmi dari pihak Sea Group, Garena, atau keluarga yang menyebutkan bahwa Forrest Li telah meninggal dunia.

Sebaliknya, semua tanda menunjukkan bahwa kabar tersebut adalah hoaks. Tidak ada aktivitas duka atau pengumuman resmi dari perusahaan. Selain itu, akun media sosial resmi Sea Group maupun Shopee tidak menyinggung informasi tersebut.

Kabar meninggalnya Forrest Li diduga merupakan bagian dari fenomena hoaks yang sering terjadi di media sosial. Minimnya verifikasi informasi dan tingginya antusiasme publik terhadap konten sensasional membuat berita palsu ini cepat menyebar.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya