Siapa Miss Golf? Sosok Wanita yang Peras Biksu Senior di Thailand Milliaran Rupiah dengan Video Porno

Golf-Instagram-
Siapa Miss Golf? Sosok Wanita yang Peras Biksu Senior di Thailand Milliaran Rupiah dengan Video Porno
NO SENSOR! Ribuan Video Asusila Miss Golf dan Biksu Senior 12 Menit 20 Detik di Mediafire, Ternyata Isinya...
Skandal Seks Miss Golf Guncang Thailand: Biksu Senior Terlibat, Video Porno Ditemukan Ribuan
Thailand Diguncang Skandal Seks yang Melibatkan Sembilan Biksu Senior
Thailand diguncang sebuah skandal besar yang mencoreng wajah agama Buddha di negeri itu. Seorang wanita yang dikenal dengan julukan “Miss Golf” menjadi pusat perhatian publik setelah terungkap bahwa ia terlibat dalam kasus pemerasan yang melibatkan sembilan biksu senior. Lebih mencengangkan lagi, ribuan video dan foto adegan seksual bersama para biksu ditemukan saat polisi melakukan penggeledahan di rumahnya.
Identitas asli Miss Golf akhirnya terungkap. Ia adalah Wilawan Emsawat, seorang wanita berusia 35 tahun yang kini harus berurusan dengan hukum atas tuduhan pemerasan dan penyalahgunaan informasi pribadi.
Dari Pemerasan Hingga Kekayaan Fantastis
Menurut laporan The Guardian yang diterbitkan pada Minggu (20/7/2025), Wilawan berhasil mengumpulkan dana fantastis sebesar 385 juta Baht (sekitar Rp 193,5 miliar) dari hasil memeras para biksu senior selama tiga tahun terakhir. Uang tersebut, sayangnya, tidak digunakan untuk keperluan hidup yang bermartabat, melainkan untuk berjudi online. Bahkan, Wilawan disebut pernah memasang taruhan hingga 500 ribu Baht (sekitar Rp 252 juta) dalam sekali taruhan.
Polisi Thailand mengungkapkan bahwa ketika mereka menggeledah rumah Wilawan di kawasan elit Nonthaburi, mereka menemukan lebih dari 80.000 file foto dan video seksual yang melibatkan Wilawan dan para biksu. File-file tersebut diduga digunakan sebagai alat tekanan untuk mendapatkan uang dari para korban.
“Kami memeriksa jejak keuangannya dan menemukan bahwa hal ini melibatkan banyak kuil,” ujar Jaroonkiat Pankaew, pejabat dari Biro Investigasi Pusat Polisi Thailand, dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (15/7/2025).
Kasus Ini Menodai Kesucian Institusi Agama Buddha
Di Thailand, biksu dikenal sebagai golongan yang dihormati. Dengan 95 persen penduduk negara itu menganut agama Buddha, para biksu dianggap sebagai simbol kesucian dan ketaqwaan. Mereka hidup sederhana, menjauhi kesenangan duniawi, termasuk urusan seksualitas.
Namun, skandal ini seolah menghancurkan citra tersebut. Salah satu korban pemerasan Wilawan adalah seorang kepala biara dari Wat Tri Thotsathep di Bangkok. Biksu tersebut diketahui memiliki hubungan gelap dengan Wilawan hingga menyebabkan kehamilan. Wilawan menuntut uang tunjangan anak sebesar 7 juta Baht (sekitar Rp 3,5 miliar), tetapi tidak dipenuhi. Alhasil, sang biksu memilih kabur dari biara dan meninggalkan jabatannya.
Bukan Hanya Satu Korban
Wilawan mengakui kepada penyelidik bahwa ia telah berhubungan seks dengan sembilan biksu senior. Dari jumlah tersebut, delapan di antaranya telah meninggalkan kewiharaan mereka. Beberapa di antaranya bahkan terbukti menggunakan dana kuil untuk membiayai bisnis pribadi Wilawan.
Salah satu korban memberikan hadiah mewah berupa mobil Mercedes-Benz SLK200 sebagai bentuk “penghargaan” atau mungkin upaya menutup mulut. Kasus ini menjadi salah satu yang paling menghebohkan dalam sejarah Thailand.
Paiwan Wannabud, mantan biksu yang kini menjadi influencer gerakan LGBT di Thailand, menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia melihat skandal sebesar ini terjadi. Ia juga mengkritik cara masyarakat dan media melihat peran Wilawan sebagai pelaku, sementara para biksu justru disebut sebagai korban.
"Ketika kemerosotan moral para biksu terlihat jelas, yang disalahkan justru perempuannya," kritik Paiwan.
Sistem Keagamaan yang Terkotak-kotak
Kritik serupa juga datang dari Sanitsuda Ekachai, kolumnis Bangkok Post , yang menyoroti struktur feodal dalam sistem keagamaan Buddha Thailand. Menurutnya, para biksu senior hidup dalam kemewahan dan dihormati secara berlebihan, sehingga ketika mereka melakukan kesalahan, pihak yang disalahkan justru orang luar, seperti Wilawan.
Secara resmi, para biksu di Thailand mendapatkan tunjangan bulanan antara 2.500 Baht hingga 34.200 Baht tergantung pangkat dan jabatannya. Namun, besaran tersebut bisa membengkak karena donasi dari masyarakat. Untuk biksu berpangkat tinggi, jumlah donasi bisa mencapai puluhan ribu Baht per bulan.
Respons Pemerintah dan Raja Thailand
Pemerintah Thailand tidak tinggal diam menghadapi skandal ini. Perdana Menteri sementara, Phumtham Wechayachai, langsung memerintahkan review terhadap undang-undang yang mengatur tentang kehidupan biksu dan pengelolaan keuangan kuil.
Kantor Nasional Urusan Buddhisme (Sangha) juga mengusulkan penghidupan kembali rancangan undang-undang yang akan memberikan sanksi pidana kepada para biksu yang melakukan pelanggaran moral yang merusak citra agama Buddha.
Lebih tegas lagi, Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, mengeluarkan perintah kerajaan untuk mencabut gelar keagamaan dari puluhan biksu senior yang terlibat skandal ini.