Putra Siregar Buka Suara Soal Isu Retak Rumah Tangga dengan Septi Siregar: Saya Ingin Jadi Ayah dan Suami yang Lebih Hadir

Putra Siregar Buka Suara Soal Isu Retak Rumah Tangga dengan Septi Siregar: Saya Ingin Jadi Ayah dan Suami yang Lebih Hadir

Septia-Instagram-


Putra Siregar Buka Suara Soal Isu Retak Rumah Tangga dengan Septi Siregar: Saya Ingin Jadi Ayah dan Suami yang Lebih Hadir

Belum lama ini, nama Putra Siregar kembali menjadi sorotan publik setelah isu rumah tangga rumit mencuat ke permukaan. Kali ini, giliran sang istri, Septi Siregar, yang melalui unggahan emosional di media sosial membuka aib keluarga mereka secara terbuka. Curhatan itu sontak mengguncang jagat maya, memicu spekulasi luas tentang kondisi hubungan pasangan yang dikenal sukses secara finansial namun diduga rapuh dari sisi emosional.



Dalam unggahannya, Septi menumpahkan kekecewaan mendalam terhadap peran Putra sebagai suami dan ayah. Ia menyebut bahwa sang suami lebih sering menunjukkan perhatian kepada para karyawan ketimbang kepada keluarganya sendiri. Bahkan, dalam nada yang penuh kesedihan, Septi sempat menyiratkan bahwa beberapa karyawan diperlakukan layaknya figur istri—pernyataan yang langsung memantik reaksi keras dari netizen dan memicu debat panas di berbagai platform digital.

Namun, setelah cukup lama bungkam, Putra Siregar akhirnya angkat bicara. Dalam wawancara eksklusif bersama tim Intens Investigasi yang tayang di kanal YouTube resmi mereka, Putra tampil tenang namun penuh penyesalan. Ia tidak membantah adanya ketegangan dalam rumah tangganya, tetapi juga menekankan bahwa situasi tersebut bukanlah hasil dari niat untuk menyakiti, melainkan konsekuensi dari kesibukan ekstrem yang ia alami sebagai seorang pengusaha sukses.

Tanggung Jawab Besar, Waktu yang Terbatas
Putra menjelaskan bahwa dirinya saat ini memimpin jaringan bisnis besar yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Mulai dari bisnis ritel, teknologi, hingga properti, semua itu membutuhkan pengawasan intensif dan komitmen waktu yang sangat tinggi. “Saya punya ribuan karyawan yang bergantung pada saya. Keputusan saya bisa memengaruhi nasib ratusan keluarga,” ujarnya dengan nada serius.



Menurut Putra, tekanan sebagai pebisnis muda yang berkembang pesat membuatnya harus selalu siaga. “Terkadang, saya baru pulang subuh, atau bahkan tidak pulang sama sekali karena ada urusan darurat di cabang luar kota,” tambahnya. Meski begitu, ia mengaku mulai menyadari bahwa kesuksesan profesional tidak akan berarti jika harus mengorbankan keharmonisan rumah tangga.

Refleksi dan Komitmen Baru untuk Keluarga
Dalam momen yang cukup mengharukan, Putra mengakui bahwa curhatan Septi menjadi alarm kuat baginya. “Saya sadar, saya mungkin terlalu fokus pada bisnis. Saya ingin memberi yang terbaik untuk keluarga secara materi, tapi ternyata waktu dan kehadiran fisik juga tak kalah penting,” katanya dengan suara bergetar.

Ia pun berjanji untuk melakukan evaluasi besar-besaran terhadap manajemen waktunya. Salah satu langkah konkret yang mulai ia terapkan adalah menetapkan “waktu tanpa gadget” di malam hari agar bisa lebih dekat dengan anak-anak dan istrinya. “Saya ingin anak-anak ingat saya bukan hanya sebagai orang tua yang memberi mainan mahal, tapi juga yang membacakan dongeng sebelum tidur,” ucapnya penuh harap.

Putra juga mengungkapkan keinginannya untuk lebih banyak hadir dalam momen-momen keluarga kecilnya. Liburan bersama, ibadah umrah, hingga sekadar sarapan pagi bersama, kini menjadi prioritas baru yang ia tekankan. “Kami sudah beberapa kali umrah dan haji bareng, liburan ke Eropa, tapi mungkin semua itu belum cukup kalau hati merasa jauh,” tuturnya reflektif.

Masa Depan yang Lebih Manusiawi: Bisnis Otomatis, Hidup Lebih Bermakna
Lebih jauh, Putra Siregar membocorkan visi hidupnya ke depan. Ia menyatakan bahwa dirinya berniat untuk tetap aktif di dunia bisnis hingga usia 35 tahun. Setelah itu, ia berencana mundur secara bertahap dari operasional harian perusahaan dan membiarkan sistem bekerja secara otomatis—dalam istilahnya, “autopilot”.

“Saya ingin semua bisnis saya sudah berjalan mandiri, punya manajemen profesional, sehingga saya tidak lagi harus ikut campur langsung,” jelasnya. Dengan begitu, ia bisa fokus pada dua hal utama: keluarga dan pengabdian sosial.

Tidak menutup kemungkinan, Putra juga membuka peluang untuk terjun ke dunia politik. Namun, bukan semata-mata demi kekuasaan, melainkan sebagai sarana untuk memberi dampak lebih luas bagi masyarakat. “Kalau Tuhan mengizinkan, saya ingin berkontribusi lewat kebijakan. Tapi prioritas pertama tetap keluarga,” tegasnya.

Pesan untuk Pasangan Muda: Seimbangkan Cinta dan Karier
Di akhir wawancara, Putra menyampaikan pesan bijak bagi pasangan muda yang sedang membangun karier dan rumah tangga. “Jangan seperti saya. Jangan tunggu ada masalah sampai Anda sadar betapa berharganya waktu bersama orang tercinta,” ujarnya.

Baca juga: Siapa I Gusti Ayu Sasih Ira? Direktur Mie Gacoan Bali yang Jadi Tersangka Dugaan Pelanggaran Hak Cipta

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya