Mengapa Drakor Trigger di Netflix Mendapat Rating 18+? Simak Alasannya di Sini!

Trigger-Instagram-
Mengapa Drakor Trigger di Netflix Mendapat Rating 18+? Simak Alasannya di Sini!
Di tengah maraknya drama Korea (drakor) yang hadir dengan berbagai genre dan tema, Trigger menjadi salah satu serial yang mencuri perhatian penonton dunia. Tayang eksklusif di Netflix, drakor produksi tahun 2024 ini menawarkan cerita seru penuh aksi dan twist yang tak terduga. Namun, tak sedikit yang terkejut ketika mengetahui bahwa Trigger mendapat rating 18+, artinya hanya boleh ditonton oleh penonton berusia minimal 18 tahun ke atas.
Lantas, mengapa serial ini mendapat rating dewasa? Apa yang membuatnya dianggap tidak pantas untuk anak-anak dan remaja? Dalam artikel ini, kami akan mengulas secara mendalam alasan di balik keputusan Netflix memberikan label 18+ untuk Trigger, dari sisi konten hingga pesan moral yang disampaikan.
1. Adegan Kekerasan Eksplisit yang Menegangkan
Salah satu alasan utama mengapa Trigger diberi rating 18+ adalah karena mengandung banyak adegan kekerasan yang ditampilkan secara eksplisit. Cerita berfokus pada dunia gelap peredaran senjata ilegal di Korea Selatan—negara yang secara resmi melarang kepemilikan senjata api oleh warga sipil.
Dalam serial ini, penonton akan disuguhi adegan penembakan brutal, pertarungan fisik yang intens, hingga pemandangan darah yang mengalir deras. Adegan-adegan ini tidak hanya sekadar untuk menarik perhatian, tetapi juga menjadi bagian penting dari pesan moral cerita. Namun, intensitas kekerasan tersebut dianggap terlalu tinggi untuk anak-anak dan remaja yang belum cukup matang secara emosional untuk menerima konten semacam itu.
2. Dialog Kasar dan Umpatan yang Mendominasi
Selain adegan fisik, Trigger juga penuh dengan dialog yang mengandung kata-kata kasar, umpatan, dan makian. Hal ini tidaklah mengherankan, mengingat sebagian besar karakter utama berasal dari kalangan kriminal dan kelompok bawah tanah.
Dialog-dialog vulgar memang sesuai dengan latar belakang karakter dan nuansa cerita yang gelap. Namun, dari sisi regulasi penayangan, penggunaan bahasa kasar secara berlebihan dianggap berpotensi memengaruhi pola pikir anak-anak, terutama jika mereka meniru ucapan tersebut tanpa memahami konteksnya.
3. Karakter Pelaku Kekerasan yang Memiliki Latar Belakang Menyedihkan
Berbeda dari serial aksi biasa, Trigger tidak hanya menampilkan pelaku kekerasan sebagai karakter antagonis semata. Serial ini menyoroti latar belakang tragis dari beberapa tokoh yang akhirnya terlibat dalam aksi kekerasan.
Misalnya, ada karakter yang menjadi pelaku penembakan massal karena pernah menjadi korban kekerasan di masa lalu, atau seseorang yang terlibat dalam perdagangan manusia dan dijadikan alat untuk kejahatan. Meski alur cerita ini menambah kompleksitas dan kedalaman narasi, pihak Netflix khawatir bahwa penonton muda bisa salah mengartikan dan justru mensympati tindakan kekerasan yang mereka lakukan.
4. Adegan Seksual dan Nude Scene yang Singkat Tapi Berdampak
Meskipun Trigger bukanlah drakor bergenre romantis, serial ini tetap memiliki beberapa adegan yang berkaitan dengan seksualitas. Di episode awal, misalnya, ada adegan yang menggambarkan hubungan intim sebagai salah satu pemicu aksi kekerasan yang terjadi di kemudian hari.