Tampang Syaraf Maulini Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG, Sosok yang Mantan Dosen Filsafat yang Dituduh Pelaku Pelecehan Seksual kini Dikuliti Ferry Irwandy

Tampang Syaraf Maulini Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG, Sosok yang Mantan Dosen Filsafat yang Dituduh Pelaku Pelecehan Seksual kini Dikuliti Ferry Irwandy

ilustrasi-pixabay-

Tampang Syaraf Maulini Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG, Sosok yang Mantan Dosen Filsafat yang Dituduh Pelaku Pelecehan Seksual kini Dikuliti Ferry Irwandy
Syaraf Maulini Dikuliti Ferry Irwandi: Mantan Dosen Filsafat yang Dituduh Pelaku Pelecehan Seksual dan Penyalahgunaan Data Pribadi

Nama Syaraf Maulini, seorang mantan dosen filsafat yang dikenal aktif di dunia intelektual dan media sosial, kini menjadi sorotan tajam setelah dituding oleh aktivis dan penulis kontroversial Ferry Irwandi sebagai pelaku pelecehan seksual (KS) serta penyalahgunaan data pribadi untuk pinjaman online (pinjol). Tuduhan ini muncul di tengah dinamika baru di ranah digital, di mana isu kekerasan seksual dan keamanan data kembali menjadi perbincangan hangat publik.



Insiden ini bermula dari sebuah cuitan yang diunggah oleh Syaraf Maulini di akun Twitter-nya, yang kini telah tidak aktif karena platform tersebut telah berganti wajah secara signifikan. Dalam cuitan tersebut, Syaraf terlihat memberikan komentar bernada sindiran terhadap Ferry Irwandi, yang diketahui sudah lama tidak aktif di platform mikroblogging tersebut. Cuitan itu menyertakan potongan video dari live streaming yang memperlihatkan Ferry Irwandi tengah emosional dalam sebuah perdebatan dengan sosok yang disebutnya sebagai “Bang Alim” — tokoh lain yang pernah menjadi sorotan publik karena kontroversi serupa.

Ferry Irwandi, yang kini lebih aktif di Instagram melalui akun @irwandiferry, merespons sindiran tersebut dengan serangkaian pengakuan mengejutkan. Pada tanggal 28 Juli 2025, ia mengunggah tangkapan layar cuitan Syaraf Maulini, lalu menuliskan narasi panjang yang membongkar masa lalu sang mantan dosen.

“Lihat bagaimana cara dia membalas. Ini orang yang dulu pernah jadi dosen filsafat, tapi ternyata pelaku kekerasan seksual dengan deretan korban,” tulis Ferry dalam unggahannya yang langsung viral dan dibanjiri komentar dari netizen.



Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual dan Gunakan Buzzer untuk Fitnah
Ferry tidak hanya menyebut Syaraf sebagai pelaku pelecehan, tetapi juga menuduhnya menggunakan strategi buzzer untuk menyerang reputasinya secara sistematis. Menurut Ferry, Syaraf Maulini pernah membangun narasi palsu dan menyebarkan fitnah terhadap dirinya, yang kemudian terbukti tidak benar.

“Dia pakai buzzer untuk ngefitnah gue. Waktu itu semua udah terungkap, tapi karena sistemnya rapuh, gak ada yang berani lapor polisi. Korban-korbannya banyak, tapi takut karena dia punya pengaruh di dunia akademik,” ungkap Ferry dengan nada tegas.

Tuduhan ini langsung memicu gelombang diskusi di media sosial, terutama di kalangan komunitas akademik, aktivis gender, dan para penggiat keamanan digital. Banyak netizen yang mulai mencari tahu lebih dalam tentang rekam jejak Syaraf Maulini, termasuk karyanya di situs Rumah Filsafat, sebuah platform yang dikenal sebagai wadah bagi para pemikir muda dan akademisi alternatif.

Jejak Digital dan Pengaruh di Dunia Maya
Sebelum kontroversi ini mencuat, Syaraf Maulini dikenal sebagai sosok intelektual yang cukup vokal dalam menyampaikan gagasan filosofis, kritik sosial, dan pemikiran politik. Di Twitter, akunnya @syarafmaulini memiliki sekitar 10.600 pengikut, sementara di Instagram, dengan nama akun yang sama, ia mengumpulkan lebih dari 5.200 pengikut.

Karyanya sering membahas isu-isu seperti kapitalisme, patriarki, dan dekonstruksi norma sosial — topik-topik yang biasanya diasosiasikan dengan gerakan progresif. Namun, ironisnya, justru dari ruang-ruang intelektual inilah tuduhan serius muncul: bahwa di balik wacana yang terlihat mulia, tersimpan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diperjuangkannya.

Tudingan Penyalahgunaan Data Pribadi untuk Pinjol
Tidak berhenti pada isu pelecehan, Ferry Irwandi juga mengungkap dugaan serius lainnya: bahwa Syaraf Maulini pernah menggunakan data pribadi orang lain untuk mengajukan pinjaman online secara ilegal.

“Dia juga pernah pakai data orang lain buat pinjol. Ya, orang ini sehina itu. Bukti-buktinya masih banyak, dan masih gue pegang. Sekali lagi, hati-hati,” tegas Ferry, yang menambahkan bahwa ia siap membuka bukti-bukti tersebut jika diperlukan.

Tudingan ini menambah kompleksitas kasus, karena penyalahgunaan data pribadi merupakan pelanggaran hukum serius di bawah Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) serta Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang mulai diberlakukan secara penuh pada 2024.

Banyak warganet yang menanggapi dengan kecaman, terutama dari kalangan korban pinjol yang merasa trauma akibat praktik serupa. Mereka meminta agar otoritas terkait, seperti Kominfo dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), turut mengusut dugaan ini.

Syaraf Maulini Masih Aktif di Medsos, Tidak Tutup Akun
Hingga berita ini diturunkan, Syaraf Maulini belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan yang dilayangkan Ferry Irwandi. Namun, dari pantauan di media sosial, akun Instagram-nya masih aktif, dan ia tidak menutup atau menggembok profilnya seperti yang sering dilakukan publik figur saat terlibat skandal.

Beberapa unggahan terbarunya justru menampilkan kutipan filosofis tentang keadilan, kebenaran, dan moralitas — hal yang menimbulkan reaksi sinis dari netizen. Banyak yang menyebut ini sebagai bentuk gaslighting atau manipulasi opini publik.

Di sisi lain, ada juga yang meminta agar semua pihak menunggu proses hukum atau klarifikasi resmi sebelum menyimpulkan. “Ini kasus serius. Kalau benar, pelaku harus dihukum. Tapi kalau fitnah, itu juga kejahatan. Jangan langsung vonis,” tulis seorang netizen di kolom komentar.

Reaksi Komunitas dan Permintaan Agar Korban Berani Bersuara
Kasus ini telah menarik perhatian sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang fokus pada isu kekerasan seksual dan hak perempuan. Salah satunya adalah Jaringan Perempuan Indonesia (JPI), yang menyatakan siap memberikan pendampingan hukum bagi korban yang ingin melapor.

“Kami mendengar ada banyak korban yang takut bersuara karena tekanan sosial atau ancaman. Kami mengimbau agar mereka tidak sendiri. Ada banyak lembaga yang siap membantu,” ujar Rani Wijaya, koordinator advokasi JPI, dalam keterangan pers singkat.

Sementara itu, akademisi muda seperti Dr. Dinda Pratiwi dari Fakultas Filsafat Universitas Indonesia menekankan pentingnya sistem akuntabilitas di dunia akademik.

“Intelektual tidak boleh hanya hebat dalam teori, tapi juga harus konsisten dalam praktik. Jika ada pelanggaran etika, institusi terkait harus bertindak. Ini soal integritas,” katanya.

Viral dan Jadi Bahan Perbincangan Nasional
Dalam waktu singkat, tagar #SyarafMaulini dan #FerryIrwandi langsung melejit di berbagai platform media sosial, termasuk Twitter (X), Instagram, dan TikTok. Banyak konten kreator yang membuat video analisis, podcast, hingga drama pendek berdasarkan dugaan kasus ini.

Beberapa media arus utama juga mulai mengangkat isu ini, meskipun masih dengan nada hati-hati karena belum ada konfirmasi dari pihak berwenang.

Apa yang Harus Dilakukan Selanjutnya?
Kasus ini mengingatkan publik bahwa dunia digital, meskipun memberi ruang bagi kebebasan berekspresi, juga bisa menjadi medan konflik yang rumit. Di satu sisi, ada kebutuhan untuk membongkar kejahatan tersembunyi. Di sisi lain, ada risiko besar terhadap cancel culture dan penyebaran informasi yang belum terverifikasi.

Yang paling penting, kasus ini menjadi momentum untuk mendorong sistem pelaporan yang lebih aman, transparan, dan mendukung korban. Tidak hanya dalam konteks pelecehan seksual, tetapi juga dalam isu keamanan digital dan etika publik figur.

Sejauh ini, Ferry Irwandi belum menyatakan niat untuk membawa kasus ini ke ranah hukum, namun ia menegaskan bahwa semua bukti yang dimilikinya siap diajukan jika diperlukan.

Baca juga: Profil Tampang Kimberly Angwen Mantan Pacar TikToker Daffa Ariq, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya