Siapa Inda Putri Manurung? Jaksa yang Viral Usai Berdebat Panas dengan Nikita Mirzani saat Sidang Melawan Reza Gladys

Indah-Instagram-
Siapa Inda Putri Manurung? Jaksa yang Viral Usai Berdebat Panas dengan Nikita Mirzani saat Sidang Melawan Reza Gladys
Belakangan ini, dunia maya dihebohkan oleh sebuah video yang menampilkan adu argumen sengit antara seorang jaksa dan artis kontroversial Nikita Mirzani. Adegan yang terjadi di lingkungan pengadilan itu langsung menjadi sorotan publik, terutama setelah sosok jaksa perempuan yang terlibat dalam insiden tersebut diketahui bernama Inda Putri Manurung.
Video yang awalnya diunggah oleh akun TikTok @pororo ini langsung viral dan menyebar cepat di berbagai platform media sosial, termasuk Twitter, Instagram, dan YouTube. Dalam rekaman tersebut, terlihat Nikita Mirzani — yang akrab disapa "Nyai" — bersitegang dengan seorang jaksa perempuan yang memintanya untuk mengenakan baju tahanan. Permintaan tersebut memicu ketegangan, hingga akhirnya terjadi perdebatan keras yang menyedot perhatian publik.
“Pertama kali lihat jaksa bersikap seperti ini. Saya ikut gemetar melihatnya,” tulis @pororo dalam keterangan videonya, yang kemudian dikutip oleh berbagai media daring dan akun gosip.
Viralnya Insiden di Pengadilan: Saat Nyai Tolak Pakai Baju Tahanan
Insiden ini terjadi saat Nikita Mirzani menjalani proses hukum terkait kasus yang sedang menjeratnya. Dalam video yang beredar, terlihat Inda Putri Manurung, selaku jaksa penuntut umum, meminta Nikita Mirzani untuk mengenakan pakaian tahanan sebagai bagian dari prosedur hukum. Namun, permintaan itu ditolak keras oleh Nikita, yang merasa bahwa tindakan tersebut tidak sesuai dengan prosedur dan merendahkan martabatnya.
“Saya bukan narapidana! Saya hanya terdakwa! Tidak ada aturan yang mewajibkan terdakwa memakai baju tahanan!” bentak Nikita dalam rekaman tersebut.
Perdebatan pun memanas. Suasana ruang sidang yang seharusnya terjaga keseriusannya, berubah menjadi panggung adu argumen antara penegak hukum dan terdakwa. Meski begitu, sikap tegas Inda Putri Manurung tetap konsisten sebagai wakil dari kejaksaan yang menjalankan tugas sesuai prosedur.
Respons Warganet: Dukungan untuk Nikita, Tapi Juga Sorotan Etika Profesi Jaksa
Video ini langsung memicu gelombang reaksi dari warganet. Banyak yang memihak Nikita Mirzani, terutama karena sikapnya yang dianggap berani melawan otoritas. Namun, tak sedikit pula yang mulai mempertanyakan etika dan profesionalisme sang jaksa.
“Harusnya para jaksa belajar lagi soal kode etik profesi sebelum duduk di pengadilan. Saya prihatin sebagai lulusan hukum,” komentar akun @96Dqueenly_Dj, mencerminkan kekhawatiran sebagian masyarakat terhadap penegakan hukum yang terkesan represif.
Di sisi lain, ada juga yang memuji sikap Nikita. “Gue suka banget gaya berontaknya Nikita. Orang lain mana berani melawan jaksa sekeren ini?” tulis @Adepe, menunjukkan bahwa sosok Nikita Mirzani tetap memiliki basis pendukung yang kuat di tengah kontroversinya.
Namun, di tengah hiruk-pikuk dukungan dan kritik, satu hal yang tidak bisa dihindari: sosok Inda Putri Manurung menjadi sorotan utama. Nama dan profilnya langsung menjadi buruan warganet yang penasaran dengan latar belakang sang jaksa.
Profil Inda Putri Manurung: Pendidikan, Karier, dan Jejak Profesional
Siapa sebenarnya Inda Putri Manurung? Berikut profil lengkapnya yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber.
Pendidikan: Lulusan Hukum dari Kampus Ternama
Inda Putri Manurung merupakan lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair), Surabaya — salah satu kampus hukum terbaik di Indonesia. Di sana, ia menyelesaikan pendidikan S1-nya dengan baik, menunjukkan komitmennya terhadap dunia hukum sejak awal karier akademik.
Tidak berhenti sampai di situ, Inda melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister (S2) di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar. Langkah ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya ingin menjadi jaksa biasa, tapi juga mengembangkan kapasitas intelektualnya di bidang hukum.
Karier di Kejaksaan: Jaksa Penuntut Umum yang Tegas dan Disiplin
Saat ini, Inda Putri Manurung diketahui menjabat sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Kejaksaan Tinggi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ia aktif menangani berbagai perkara pidana di wilayah Jakarta, termasuk di Pengadilan Negeri Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
Pada tahun 2023, ia pernah menangani kasus penipuan di PN Jakarta Timur, menunjukkan pengalamannya yang luas dalam menangani perkara-perkara kompleks. Kinerjanya selama ini dikenal tegas, profesional, dan taat pada prosedur hukum — ciri khas yang mungkin menjelaskan sikapnya dalam insiden dengan Nikita Mirzani.
Sebagai jaksa, tugasnya adalah menegakkan hukum secara objektif, tanpa memandang latar belakang terdakwa. Dalam pandangan hukum formal, penggunaan baju tahanan memang bisa diterapkan pada terdakwa yang dianggap berpotensi melarikan diri atau mengganggu proses persidangan. Namun, dalam praktiknya, hal ini kerap menimbulkan perdebatan, terutama jika terdakwa belum divonis bersalah.
Media Sosial Inda Putri Manurung: Akun Instagram dan Jejak Digital
Hingga saat ini, akun Instagram atau media sosial resmi milik Inda Putri Manurung belum diketahui secara pasti. Tidak ada akun yang terverifikasi atau dikonfirmasi sebagai miliknya yang aktif secara publik. Banyak warganet yang mencari akun pribadinya, namun hasilnya masih simpang siur.
Beberapa akun di Instagram dan TikTok mengklaim sebagai Inda Putri Manurung, namun belum ada konfirmasi resmi dari pihak yang bersangkutan. Hal ini wajar mengingat profesi jaksa merupakan posisi yang rentan terhadap kontroversi jika terlalu terbuka di media sosial.
Namun, ketiadaan jejak digital yang jelas justru menambah misteri sosoknya. Di tengah era di mana hampir semua pejabat publik aktif di media sosial, sikap tertutup Inda justru dilihat sebagai bentuk profesionalisme dan netralitas.
Respons Kejaksaan dan Potensi Evaluasi Internal
Insiden ini pun menarik perhatian pihak Kejaksaan Agung. Meski belum ada pernyataan resmi, kabarnya internal Kejaksaan sedang mengkaji ulang insiden tersebut, terutama terkait prosedur penggunaan baju tahanan dan etika beracara di pengadilan.
Beberapa pakar hukum juga mulai angkat suara. “Tidak semua terdakwa wajib memakai baju tahanan. Itu tergantung pada pertimbangan hakim dan jaksa, serta ancaman hukuman. Namun, jika tidak ada alasan kuat, tindakan itu bisa dianggap sebagai bentuk stigmatisasi,” jelas Dr. Rizal Panggabean, dosen hukum pidana dari Universitas Indonesia.