Sayyid Abdul Kadir Putra Sulung Mantan Wali Kota Probolinggo Sakit Apa? Inilah Biodata dan Kronologi Kematiannya

Sayyid-Instagram-
Sayyid Abdul Kadir Putra Sulung Mantan Wali Kota Probolinggo Sakit Apa? Inilah Biodata dan Kronologi Kematiannya
Apa Penyebab Sayyid Abdul Kadir Putra Sulung Mantan Wali Kota Probolinggo Meninggal Dunia? Benarkah Serangan Jantung? Begini Kronologinya
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un! Sayyid Abdul Kadir Putra Sulung Mantan Wali Kota Probolinggo, Meninggal Dunia di Usia 21 Tahun pada Jumat, 1 Agustus 2025
Kabar duka menyelimuti masyarakat Kota Probolinggo dan segenap keluarga besar ulama kharismatik Habib Hadi Zainal Abidin. Putra sulungnya, Sayyid Abdul Kadir bin Hadi Zainal Abidin, yang akrab dipanggil Yek Kadir, berpulang ke rahmatullah pada usia yang masih sangat muda, 21 tahun. Kabar meninggalnya pemuda yang dikenal santun, ceria, dan taat beragama ini menyebar cepat, mengguncang hati banyak pihak, tak hanya keluarga dan sanak saudara, tetapi juga masyarakat luas yang mengenal sosoknya.
Yek Kadir menghembuskan napas terakhir pada hari Jumat, 1 Agustus 2025, di sebuah rumah sakit di Surabaya. Meski penyebab pasti kematian belum diungkap secara resmi oleh pihak keluarga, sumber terdekat menyebutkan bahwa almarhum sempat mengalami demam tinggi dalam beberapa hari sebelumnya. Kondisinya memburuk hingga harus dirawat intensif, namun Tuhan berkehendak lain. Kabar ini pertama kali disampaikan langsung oleh sang ayah, Habib Hadi Zainal Abidin, melalui akun Instagram pribadinya @handaledukasi, yang langsung disambut gelombang duka dari ribuan warganet.
“Ya Allah, kami merelakan kepergian putra kami, Sayyid Abdul Kadir. Semoga Engkau terima seluruh amal ibadahnya, ampuni segala dosanya, dan tempatkan dia di sisi-Mu yang mulia,” tulis Habib Hadi dalam unggahan yang disertai foto almarhum dengan ekspresi tenang dan senyum khasnya.
Duka yang Menyentuh Hati Umat
Rumah duka yang berlokasi di kawasan Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin, Ketapang, Kota Probolinggo, menjadi pusat perhatian sejak Jumat malam. Hari Sabtu, 2 Agustus 2025, suasana di sekitar pesantren dipenuhi ribuan pelayat dari berbagai kalangan: tokoh agama, pejabat pemerintah, santri, keluarga, tetangga, hingga masyarakat umum yang datang dari luar kota. Suasana haru menyelimuti setiap sudut, terlebih ketika shalat jenazah digelar dengan khidmat.
Wali Kota Probolinggo saat ini, Dr. dr. Aminuddin, turut hadir mewakili pemerintah kota untuk menyampaikan belasungkawa dan takziah langsung kepada keluarga. Kedatangannya disambut hangat oleh Habib Hadi dan keluarga besar. Dalam sambutannya, Aminuddin menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian sosok muda yang dikenal dekat dengan masyarakat dan aktif dalam kegiatan keagamaan.
“Yek Kadir bukan hanya putra seorang tokoh, tapi juga bagian dari keluarga besar masyarakat Probolinggo. Ia tumbuh dengan akhlak yang mulia, penuh semangat, dan selalu membawa kebaikan. Kehilangan ini sungguh menyayat hati,” ujar Aminuddin, seperti dilansir dari situs resmi Pemerintah Kota Probolinggo, probolinggokota.go.id.
Sosok Muda yang Dicintai Banyak Orang
Sayyid Abdul Kadir, lahir pada tahun 2004, merupakan generasi muda yang dikenal taat, rendah hati, dan memiliki kecintaan yang besar terhadap ilmu agama. Ia menempuh pendidikan menengah di MAN 2 Probolinggo, salah satu madrasah terbaik di wilayah Jawa Timur. Setelah lulus, ia melanjutkan perjalanan spiritual dan akademiknya di Pondok Pesantren Putra Sunniyah Salafiyah, Pasuruan — sebuah lembaga pendidikan yang dikenal ketat dalam disiplin keilmuan dan akhlak.
Meski berasal dari keluarga tokoh publik, Yek Kadir tidak pernah menunjukkan sikap arogan. Sebaliknya, ia dikenal ramah, suka menolong, dan sering terlibat dalam kegiatan sosial keagamaan. Banyak santri dan teman-temannya yang mengenangnya sebagai sosok yang mudah diajak bercanda, namun tetap menjaga adab dan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Di media sosial, gelombang ucapan duka mengalir deras. Ribuan komentar membanjiri unggahan duka di akun Instagram Habib Hadi. Banyak yang menyebut Yek Kadir sebagai “cahaya keluarga”, “generasi harapan umat”, dan “pemuda yang membawa ketenangan”. Beberapa bahkan menceritakan pengalaman pribadi saat berinteraksi dengan almarhum, mulai dari bantuan saat acara pengajian hingga kebaikannya dalam membimbing adik-adik santri.
Jejak Kebaikan yang Tak Terlupakan
Meski usianya singkat, jejak kebaikan Yek Kadir dikenang panjang. Ia bukan hanya anak seorang mantan Wali Kota Probolinggo (periode 2019–2024), tetapi juga sosok yang berusaha menjaga nama baik keluarga dengan akhlak dan ibadahnya. Habib Hadi Zainal Abidin, yang dikenal sebagai ulama dan tokoh masyarakat yang tegas namun penuh kasih, tampak sangat terpukul atas kepergian putra sulungnya. Namun, dalam kesedihannya, ia tetap menunjukkan ketabahan dan tawakal yang tinggi.
“Ini ujian dari Allah. Kami percaya, di balik semua ini ada hikmah yang besar. Doakan agar kami diberi kekuatan, dan doakan agar Sayyid Abdul Kadir diterima di sisi-Nya sebagai syahid,” ucap Habib Hadi dalam wawancara singkat dengan tim media lokal.
Doa dari Seluruh Penjuru
Kematian Yek Kadir bukan hanya menjadi duka keluarga, tetapi juga menjadi momentum refleksi bagi masyarakat tentang arti kehidupan, kematian, dan pentingnya mempersiapkan diri untuk akhirat. Banyak majelis taklim dan pengajian yang menggelar doa khusus untuk almarhum. Di berbagai masjid di Probolinggo, doa tahlil digelar secara serentak, dipimpin oleh para kiai dan ulama setempat.
Sejumlah tokoh nasional juga turut menyampaikan belasungkawa melalui pesan pribadi maupun media sosial. Mereka menyebut Yek Kadir sebagai simbol pemuda muslim yang ideal: berilmu, berakhlak, dan penuh cinta kepada agama.