Mengenal 9 Naga Sulut, Asal Usul Julukan Keluarga Joel Alberto Tanos dan Jejak Besar PT Marga Dwitaguna di Tanah Minahasa

Joel-Instagram-
Mengenal 9 Naga Sulut, Asal Usul Julukan Keluarga Joel Alberto Tanos dan Jejak Besar PT Marga Dwitaguna di Tanah Minahasa
Di tengah hiruk-pikuk dunia bisnis dan pembangunan infrastruktur di Sulawesi Utara, sebuah nama keluarga terus menjadi sorotan publik: keluarga Joel Alberto Tanos. Nama ini bukan hanya dikenal karena keberhasilannya dalam dunia usaha, tetapi juga karena julukan unik yang melekat padanya — "9 Naga Sulut". Julukan yang terdengar penuh misteri dan kekuatan ini bukan sekadar simbol, melainkan representasi dari pengaruh besar, ketangguhan, dan warisan yang dibangun secara konsisten oleh keluarga ini selama puluhan tahun.
Namun, apa sebenarnya makna di balik julukan "9 Naga Sulut"? Mengapa keluarga Tanos, khususnya Joel Alberto Tanos, dianggap sebagai salah satu kekuatan utama di balik kemajuan ekonomi dan infrastruktur di Manado dan sekitarnya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Asal Usul Julukan "9 Naga Sulut": Simbol Kekuatan dan Keturunan
Julukan "9 Naga" memiliki akar budaya yang kuat, terutama dalam tradisi Tionghoa, di mana naga melambangkan kekuatan, keberuntungan, dan kepemimpinan. Angka "9" sendiri dalam budaya Tionghoa dianggap angka yang sempurna dan penuh hoki, karena terdengar mirip dengan kata "keabadian". Dalam konteks keluarga Tanos, julukan "9 Naga Sulut" dipercaya merujuk pada sembilan anggota keluarga atau generasi yang memiliki pengaruh besar dalam bisnis, politik, dan sosial di Sulawesi Utara.
Meski belum ada konfirmasi resmi mengenai siapa saja kesembilan figur tersebut, masyarakat luas mengasosiasikan julukan ini dengan keluarga Tanos, yang secara turun-temurun telah membangun jaringan bisnis yang kuat, terutama melalui perusahaan konstruksi ternama, PT Marga Dwitaguna. Joel Alberto Tanos, sebagai cucu dari pendiri perusahaan, menjadi salah satu wajah paling dikenal dari keluarga ini, terutama karena perannya yang aktif dalam pengembangan perusahaan dan kiprahnya di kancah sosial.
PT Marga Dwitaguna: Raksasa Konstruksi di Bawah Naungan Keluarga Tanos
Berdiri sejak 1993 di Kota Manado, PT Marga Dwitaguna bukanlah perusahaan konstruksi biasa. Sejak awal berdirinya, perusahaan ini telah menancapkan visi yang jelas: menjadi penyedia jasa konstruksi terpercaya, berkualitas tinggi, dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan fokus pada proyek-proyek strategis, Marga Dwitaguna telah menyelesaikan lebih dari 100 proyek besar di berbagai sektor, mulai dari gedung industri, pusat perbelanjaan, fasilitas pendidikan, dermaga, bendungan, hingga jalan dan jembatan. Keberhasilan ini tidak lepas dari komitmen perusahaan terhadap standar kualitas dan keamanan yang tinggi.
Perusahaan ini juga telah meraih sertifikasi internasional penting, seperti ISO 9001 (manajemen mutu), ISO 14001 (manajemen lingkungan), ISO 45001 (kesehatan dan keselamatan kerja), serta ISO 37001 (anti penyuapan). Sertifikasi ini membuktikan bahwa Marga Dwitaguna tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menjunjung tinggi etika bisnis dan tanggung jawab sosial.
Kapasitas dan Tim Profesional yang Andal
Dengan jumlah karyawan yang berkisar antara 200 hingga 500 orang, PT Marga Dwitaguna memiliki tim yang solid, terdiri dari insinyur, arsitek, manajer proyek, dan tenaga ahli lainnya yang telah tersertifikasi secara nasional dan internasional. Kolaborasi antara keahlian teknis dan manajemen proyek yang profesional membuat perusahaan ini mampu menangani proyek dengan skala besar dan kompleksitas tinggi.
Tidak heran jika Marga Dwitaguna kerap dipercaya oleh pemerintah daerah, instansi swasta, bahkan lembaga internasional untuk menggarap proyek-proyek infrastruktur vital di wilayah Sulawesi Utara. Beberapa proyek andalannya termasuk pembangunan jalan tol, revitalisasi pelabuhan, serta pembangunan gedung pemerintahan dan sekolah unggulan.
Visi dan Misi yang Berkelanjutan
Visi PT Marga Dwitaguna sangat jelas: menjadi mitra terpercaya dalam penyediaan jasa konstruksi yang adaptif terhadap dinamika zaman. Di tengah era digitalisasi dan tuntutan pembangunan yang semakin kompleks, perusahaan ini terus berinovasi, mengadopsi teknologi terbaru seperti BIM (Building Information Modeling), serta menerapkan prinsip konstruksi berkelanjutan.
Sementara itu, misinya tak kalah kuat: memberikan hasil bangunan berkualitas tinggi dengan daya tahan maksimal, yang tidak hanya memenuhi standar teknis, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan.
Pengaruh Sosial dan Ekonomi Keluarga Tanos di Sulut
Di luar dunia konstruksi, keluarga Tanos juga dikenal memiliki pengaruh sosial dan ekonomi yang luas di Sulawesi Utara. Melalui PT Marga Dwitaguna, mereka tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pembangunan daerah. Proyek-proyek yang mereka kerjakan sering kali menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi lokal.
Selain itu, keluarga ini juga aktif dalam kegiatan sosial, seperti bantuan pendidikan, renovasi tempat ibadah, dan program pemberdayaan masyarakat. Kehadiran mereka tidak hanya terasa di sektor fisik, tetapi juga dalam bentuk kepedulian terhadap kemajuan sosial dan budaya Minahasa.
Kenapa "9 Naga"? Metafora Kekuatan dan Kepemimpinan
Kembali ke julukan "9 Naga Sulut", istilah ini bukan sekadar pujian atau julukan populer di media sosial. Di baliknya, terdapat makna mendalam tentang kekuatan kolektif, ketahanan, dan warisan keluarga. Dalam budaya Tionghoa, naga adalah simbol pemimpin yang bijaksana, berani, dan visioner. Dengan menyandang julukan "9 Naga", keluarga Tanos seolah diakui sebagai salah satu pilar utama pembangunan di Sulawesi Utara.
Angka "9" juga bisa diartikan sebagai kesempurnaan dan keberlanjutan, mencerminkan komitmen keluarga ini untuk terus berkembang dari generasi ke generasi. Joel Alberto Tanos, sebagai generasi muda yang kini memegang peran strategis, menjadi simbol regenerasi yang sukses — meneruskan warisan bisnis sambil membawa semangat inovasi dan modernisasi.