Tragedi Joel Alberto Tanos: Kisah Cucu Konglomerat 9 Naga Sulut yang Tewas Tragis, Soroti Harta dan Jejak Bisnis Keluarga di Balik PT Marga Dwitaguna

Joel-Instagram-
Tragedi Joel Alberto Tanos: Kisah Cucu Konglomerat 9 Naga Sulut yang Tewas Tragis, Soroti Harta dan Jejak Bisnis Keluarga di Balik PT Marga Dwitaguna
Nama PT Marga Dwitaguna, perusahaan konstruksi besar asal Manado, tiba-tiba menjadi sorotan nasional setelah sebuah tragedi kemanusiaan mengguncang dunia maya. Tragedi itu melibatkan Joel Alberto Tanos, remaja berusia 18 tahun yang dikenal sebagai cucu dari pemilik perusahaan ternama tersebut. Joel ditemukan tewas mengenaskan di sebuah rumah di Kelurahan Karombasan, Manado, pada 4 Agustus 2025, dalam kejadian yang diduga bermula dari konflik asmara.
Kematian Joel bukan hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Sulawesi Utara, tetapi juga membuka tirai tentang kehidupan keluarga kaya raya yang selama ini dikenal sebagai "9 Naga Sulut" — julukan bagi keluarga Tanos yang memiliki pengaruh besar di dunia bisnis konstruksi dan properti di kawasan timur Indonesia.
Remaja 18 Tahun Tewas Ditikam, Tragedi yang Guncang Dunia Maya
Insiden tragis yang menimpa Joel Alberto Tanos terjadi di tengah suasana pesta kecil-kecilan bersama teman-temannya dan sang kekasih. Namun, malam yang seharusnya penuh keceriaan berubah menjadi mimpi buruk saat cekcok mulai memanas. Dugaan kuat menyebutkan bahwa perasaan cemburu menjadi pemicu utama perkelahian antara Joel dan sekelompok pria, salah satunya berinisial ES alias Evan (27).
Dalam baku hantam yang terjadi, Evan diduga menusuk Joel dengan senjata tajam di bagian dada. Remaja yang dikenal aktif di media sosial dan memiliki masa depan cerah itu langsung dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Laporan kepolisian menyebutkan korban mengalami luka tusuk dalam yang mengenai organ vital.
Kini, Evan telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana. Polisi masih mendalami motif lengkap dan keterlibatan pihak lain dalam insiden tersebut.
PT Marga Dwitaguna Diserbu Netizen, Ucapan Duka Mengalir Deras
Pasca kabar kematian Joel menyebar, akun media sosial resmi PT Marga Dwitaguna Community langsung dibanjiri ribuan komentar duka dari warganet dari berbagai penjuru Indonesia. Banyak yang menyampaikan belasungkawa, mendoakan almarhum, dan memberi semangat kepada keluarga besar Tanos.
"Turut berduka sedalam-dalamnya. Semoga keluarga diberi ketabahan menghadapi cobaan ini," tulis seorang netizen bernama Mesikolopita.
"Selamat jalan, anak muda hebat. Surga menantimu. Keluarga besar PT Marga Dwitaguna, kami bersimpati," ujar Iwan Pakayacom, salah satu pengikut akun tersebut.
Tak hanya dari masyarakat biasa, ucapan duka juga datang dari rekan bisnis, tokoh masyarakat, hingga pejabat daerah. Gubernur Sulawesi Utara bahkan menyampaikan belasungkawa melalui siaran pers resmi, menyebut Joel sebagai generasi muda potensial yang meninggal di usia yang terlalu muda.
Siapa Sebenarnya Keluarga Tanos dan PT Marga Dwitaguna?
Di balik duka, publik mulai penasaran: siapa sebenarnya keluarga Tanos? Mengapa mereka dijuluki "9 Naga Sulut"? Dan berapa kekayaan pemilik PT Marga Dwitaguna?
PT Marga Dwitaguna adalah perusahaan konstruksi swasta yang berdiri sejak awal tahun 2000-an dan berkantor pusat di Manado. Perusahaan ini dikenal sebagai salah satu pelaku utama dalam pembangunan infrastruktur strategis di Sulawesi Utara dan sekitarnya. Saat ini, PT Marga Dwitaguna diketahui memiliki 200 hingga 500 karyawan, termasuk insinyur sipil, arsitek, manajer proyek, dan tenaga ahli lapangan.
Keluarga Tanos, yang memimpin perusahaan ini, terdiri dari tiga generasi yang aktif dalam pengelolaan bisnis. Generasi pertama dipimpin oleh Nando Tanos, sang pendiri yang membangun fondasi bisnis dari nol hingga berkembang menjadi perusahaan nasional. Di bawah kepemimpinannya, PT Marga Dwitaguna berhasil memenangkan puluhan proyek besar dari pemerintah dan swasta.
Generasi kedua diwakili oleh Tonny Tanos, adik atau sepupu Nando, yang berperan dalam ekspansi bisnis ke luar Sulawesi, termasuk Kalimantan dan Papua. Sementara Joel Alberto Tanos, meski masih muda, disebut-sebut mulai dilibatkan dalam pengembangan bisnis keluarga sebagai calon penerus.
"9 Naga Sulut": Julukan untuk Keluarga Konglomerat di Balik Bayang-Bayang
Istilah "9 Naga" bukan sekadar mitos. Di dunia bisnis Indonesia, julukan ini diberikan kepada kelompok pengusaha Tionghoa yang memiliki kekuatan ekonomi besar, seperti "9 Naga" di Jakarta atau Medan. Di Sulawesi Utara, keluarga Tanos dianggap sebagai salah satu dari kelompok elit bisnis yang disebut-sebut sebagai "9 Naga Sulut" karena pengaruhnya yang luas di bidang konstruksi, properti, dan logistik.
Meskipun tidak ada daftar resmi, julukan ini mencerminkan dominasi keluarga Tanos dalam perekonomian daerah. Mereka dikenal sebagai mitra utama dalam proyek-proyek pemerintah, terutama di sektor infrastruktur. Keberadaan mereka juga sering dikaitkan dengan jaringan bisnis lintas pulau yang kuat dan hubungan strategis dengan pihak swasta maupun aparatur negara.
Proyek Besar yang Digarap PT Marga Dwitaguna
PT Marga Dwitaguna tidak main-main dalam dunia konstruksi. Perusahaan ini telah menangani berbagai proyek strategis berskala nasional, antara lain:
Pembangunan dermaga dan pelabuhan di wilayah timur Indonesia, seperti Pelabuhan Bitung dan dermaga di kepulauan Sangihe, yang menjadi tulang punggung konektivitas maritim.
Proyek jalan dan jembatan yang menghubungkan daerah terpencil di Sulut dengan pusat kota, seperti jalan tol Manado-Bitung dan jembatan gantung di wilayah pedesaan.
Konstruksi gedung sekolah, kampus, dan fasilitas pendidikan yang mendukung program pemerintah dalam pemerataan akses pendidikan.
Pembangunan pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran di kawasan bisnis Manado, turut mendorong pertumbuhan ekonomi kota.
Proyek bendungan dan sistem irigasi, seperti Bendungan Tondano, yang mendukung ketahanan pangan dan pertanian di Sulut.
Tak hanya itu, PT Marga Dwitaguna juga dikabarkan tengah mengajukan penawaran untuk terlibat dalam proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Perusahaan ini siap bersaing dengan kontraktor nasional lainnya dalam pembangunan infrastruktur kota masa depan tersebut.
Investasi Teknologi dan SDM: Kunci Keberlanjutan Bisnis
Yang membedakan PT Marga Dwitaguna dari perusahaan konstruksi lokal lainnya adalah komitmennya terhadap inovasi dan pengembangan sumber daya manusia. Perusahaan ini rutin mengadakan pelatihan teknis, sertifikasi keahlian, dan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk mencetak tenaga konstruksi berkualitas.
Selain itu, PT Marga Dwitaguna juga mulai mengadopsi teknologi BIM (Building Information Modeling), drone pemetaan, dan sistem manajemen proyek berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi pekerjaan. Langkah ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya bergantung pada kekuatan finansial, tetapi juga pada kapasitas teknis yang modern.