Bobby Rasyidin Resmi Pimpin KAI: Transformasi Besar-Besaran di Dunia Perkeretaapian Indonesia Dimulai!

Boby-Instagram-
Bobby Rasyidin Resmi Pimpin KAI: Transformasi Besar-Besaran di Dunia Perkeretaapian Indonesia Dimulai!
Dunia transportasi nasional kembali mencatat sejarah penting. PT Kereta Api Indonesia (Persero), BUMN strategis yang menjadi tulang punggung moda transportasi massal di Tanah Air, resmi memiliki nahkoda baru. Bobby Rasyidin secara resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama KAI menggantikan Didiek Hartantyo yang telah memimpin perusahaan selama lima tahun penuh dengan berbagai pencapaian.
Penunjukan ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Jakarta pada Selasa, 13 Agustus 2025. Keputusan ini disambut luas oleh publik, pelaku industri transportasi, hingga kalangan investor, mengingat momentum krusial yang dihadapi KAI di tengah tuntutan modernisasi dan transformasi digital yang semakin mendesak.
Profil Lengkap Sang Pemimpin Baru: Dari Konstruksi Hingga Digitalisasi
Bobby Rasyidin bukan sosok yang asing di dunia BUMN. Lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) ini telah menorehkan jejak karier yang gemilang di sektor konstruksi dan transportasi selama lebih dari 15 tahun. Latar belakang teknisnya yang kuat menjadi fondasi kuat dalam memimpin transformasi besar di KAI.
Sebelum menjabat sebagai Dirut KAI, Bobby pernah memimpin PT Wijaya Karya (WIKA) sebagai Direktur Utama dari 2018 hingga 2022. Di bawah kepemimpinannya, WIKA berhasil meraih sejumlah proyek strategis nasional dan menerapkan sistem manajemen berbasis digital yang meningkatkan efisiensi operasional.
Tak hanya itu, saat menjabat sebagai Direktur di PT Hutama Karya, ia menjadi motor penggerak transformasi digital perusahaan, termasuk penerapan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dan digitalisasi proyek infrastruktur jalan tol. Inovasi yang ia bawa bahkan menjadi benchmark bagi BUMN lainnya.
Yang menarik, meski baru kali ini memimpin langsung KAI, Bobby sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris KAI, di mana ia menggagas konsep "Smart Railway" — sebuah visi integrasi teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), dan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan kualitas layanan perkeretaapian.
Visi Transformasi: Menuju Perkeretaapian Modern dan Berkelanjutan
Dalam pidato pertamanya sebagai Direktur Utama, Bobby Rasyidin menegaskan bahwa tugas utamanya adalah melanjutkan estafet transformasi yang telah dimulai pendahulunya, sekaligus menjawab tantangan besar di masa depan. Ia menekankan bahwa KAI harus berubah dari perusahaan transportasi konvensional menjadi perusahaan teknologi transportasi modern yang berbasis data dan layanan pelanggan.
“Kami tidak hanya membawa penumpang dari satu stasiun ke stasiun lain. Kami membawa pengalaman, kenyamanan, dan keandalan. Itulah misi kami,” ujar Bobby dalam konferensi pers yang digelar usai RUPSLB.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Bobby telah menyiapkan empat agenda prioritas strategis:
Digitalisasi Sistem Tiket Terpadu
KAI akan menyempurnakan sistem reservasi digital, mengintegrasikan semua kanal pemesanan — dari aplikasi, website, hingga mesin tiket otomatis — ke dalam satu platform terpusat. Tujuannya jelas: mengurangi antrean panjang, meminimalisasi kesalahan sistem, dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih mulus.
Percepatan Elektrifikasi Jalur Rel
Dalam lima tahun ke depan, KAI berencana mempercepat elektrifikasi jalur kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera. Proyek ini tidak hanya meningkatkan kecepatan dan efisiensi, tetapi juga mendukung transisi energi hijau dan pengurangan emisi karbon. Jalur utama seperti Jakarta-Surabaya dan Medan-Pekanbaru menjadi prioritas utama.
Target Ketepatan Waktu 95%
Salah satu keluhan utama penumpang adalah keterlambatan. Bobby menargetkan performa ketepatan waktu (on-time performance) mencapai 95% dalam dua tahun ke depan. Untuk mencapainya, KAI akan memperkuat sistem pemantauan real-time, perbaikan manajemen sinyal, serta optimalisasi jadwal perawatan sarana dan prasarana.
Tarif yang Kompetitif dan Berkeadilan
Meski mengejar modernisasi, Bobby menegaskan bahwa KAI tetap menjadi moda transportasi rakyat. Oleh karena itu, penyesuaian tarif akan dilakukan secara hati-hati, dengan tetap mempertimbangkan daya beli masyarakat. Ia juga membuka peluang untuk sistem tarif dinamis berbasis permintaan, mirip seperti transportasi online.
Tim Baru, Wajah Baru: Komitmen pada Kesetaraan dan Inovasi
Salah satu gebrakan pertama Bobby adalah pembentukan tim direksi baru yang lebih muda, dinamis, dan inklusif. Dari total enam anggota direksi, 60% di antaranya adalah perempuan — angka yang sangat langka di lingkungan BUMN sektor teknik dan transportasi.
“Ini bukan sekadar isu gender. Ini soal kualitas, perspektif baru, dan inovasi,” tegas Bobby. “Perempuan membawa sensitivitas layanan, ketelitian, dan pendekatan kolaboratif yang sangat dibutuhkan dalam transformasi organisasi besar seperti KAI.”
Para direksi baru berasal dari latar belakang yang beragam: mulai dari teknik, keuangan, digital, hingga pemasaran. Beberapa di antaranya adalah anak muda berprestasi yang sebelumnya aktif di proyek-proyek smart city dan transportasi perkotaan.
Langkah ini disambut positif oleh aktivis perempuan dan pegiat kesetaraan. “Ini langkah maju yang patut diapresiasi. Semoga menjadi tren positif di BUMN lainnya,” komentar Ririn Wijayanti, Direktur Eksekutif Lembaga Keadilan Gender Nasional.
Respons Akademisi dan Pelaku Industri: Optimistis dengan Arah Baru
Penunjukan Bobby Rasyidin menuai apresiasi dari kalangan akademisi. Prof. Ahmad Syafrudin, pakar transportasi dari Universitas Indonesia, menyebut bahwa Bobby memiliki kombinasi unik antara pengalaman teknis infrastruktur dan visi digital yang futuristik.
“Beliau bukan hanya paham beton dan rel, tapi juga paham data, algoritma, dan customer experience. Tantangannya sekarang adalah bagaimana menerjemahkan konsep besar seperti ‘Smart Railway’ menjadi realitas di lapangan, tanpa mengorbankan aspek keamanan dan aksesibilitas,” papar Prof. Syafrudin.
Sementara itu, Asosiasi Pengguna Transportasi Umum (APTU) menyambut baik komitmen Bobby terhadap peningkatan kenyamanan dan ketepatan waktu. “Kami berharap KAI bisa menjadi lebih responsif terhadap keluhan penumpang. Jangan hanya fokus pada infrastruktur, tapi juga pada layanan sehari-hari,” ujar Ketua APTU, Dian Sari.