Download Nonton Film Panggilan dari Kubur 2025 Dibintangi Nirina Zubir Bukan di LK21 tapi di Bioskop: Bangkitnya Mayat Anak Berkat Persekutuan Sang Ibu

Panggilan-Instagram-
Download Nonton Film Panggilan dari Kubur 2025 Dibintangi Nirina Zubir Bukan di LK21 tapi di Bioskop: Bangkitnya Mayat Anak Berkat Persekutuan Sang Ibu
Apa jadinya jika keputusan yang diambil atas dasar cinta justru membuka pintu bagi teror yang tak berkesudahan? Pertanyaan inilah yang menjadi benang merah dari film horor terbaru Indonesia, Panggilan dari Kubur, yang dijadwalkan tayang perdana di seluruh bioskop Tanah Air pada 14 Agustus 2025. Film yang menggabungkan nuansa horor psikologis, drama keluarga, dan mistisisme lokal ini tidak hanya menjanjikan sensasi menegangkan, tetapi juga menyentuh sisi emosional yang dalam tentang ikatan antara ibu dan anak.
Disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo, seorang kreator yang telah membuktikan kemampuannya dalam membangun atmosfer tegang lewat karya-karya sebelumnya, Panggilan dari Kubur ditulis oleh Baskoro Adi, penulis naskah yang dikenal jago meramu konflik batin dengan unsur-unsur supernatural. Film ini merupakan hasil kolaborasi dua rumah produksi ternama: Dunia Mencekam Studios dan Maxima Pictures, yang kini kembali menunjukkan eksistensinya dalam menghadirkan karya horor berkualitas tinggi dengan narasi yang kuat.
Diproduseri oleh Arvin Sutedja dan Yoen K, Panggilan dari Kubur bukan sekadar film seram yang mengandalkan jumpscare atau efek visual menyeramkan. Lebih dari itu, film ini hadir sebagai karya yang menggali akar trauma, rasa bersalah, dan obsesi manusia terhadap kehilangan—khususnya dari sudut pandang seorang ibu yang tak rela melepaskan anaknya.
Tragedi yang Berawal dari Cinta
Film ini membawa penonton masuk ke dalam kisah Alya, seorang ibu yang diperankan dengan sangat kuat oleh Nirina Zubir, aktris senior yang kembali menunjukkan kedalaman aktingnya dalam genre horor. Bersama suaminya, Raka (Nugie), dan putri semata wayang mereka, Yasmin (Firzanah Alya), Alya memutuskan untuk menghabiskan waktu liburan di rumah ibunya, Bu Dewi (Muthia Datau), yang berada di sebuah desa terpencil di pedalaman Jawa.
Desa tersebut terlihat damai, dikelilingi hutan lebat dan danau yang tenang. Namun, ketenangan itu hanya bersifat permukaan. Di balik alam yang indah, tersimpan rahasia gelap yang telah lama dikubur oleh warga setempat.
Keharmonisan keluarga itu tiba-tiba hancur saat Yasmin mengalami kecelakaan tragis dan tenggelam di danau dekat rumah neneknya. Karena cuaca buruk dan akses jalan yang terputus, evakuasi jenazah menjadi mustahil dilakukan dalam waktu singkat. Dalam keadaan darurat, Alya—dengan hati hancur dan pikiran yang kacau—memutuskan untuk menguburkan jenazah putrinya di halaman belakang rumah sang ibu.
Keputusan ini, meski diambil atas dasar cinta dan keterpaksaan, ternyata membuka celah bagi sesuatu yang jauh lebih mengerikan.
Hantu yang Tidak Ingin Ditinggalkan
Setelah kembali ke Jakarta, Alya dan Raka berusaha melanjutkan hidup. Namun, Alya terus diganggu oleh suara-suara samar, mimpi buruk, dan perasaan bahwa putrinya memanggilnya dari alam lain. Ia sering mendengar bisikan lembut yang mengucapkan, “Mama… aku di sini…”—sebuah panggilan yang semakin menggerogoti ketenangannya.
Tidak tahan dengan beban batin yang terus menghantui, Alya memutuskan untuk kembali ke desa itu sendirian. Ia ingin melihat langsung makam Yasmin, mencari ketenangan, atau mungkin sekadar meminta maaf. Tapi apa yang ia temukan di sana mengguncang akal sehatnya: makam Yasmin kosong.
Nisan rusak, tanah tergali, dan tidak ada jejak jenazah. Yang lebih menakutkan, warga desa mulai melaporkan penampakan sosok anak kecil berpakaian basah yang berjalan di tengah malam, menyebabkan hewan mati, tanaman layu, dan orang-orang yang melihatnya menjadi gila.
Anak itu bukan Yasmin yang dulu. Ia telah berubah—menjadi entitas yang dipenuhi amarah, kesedihan, dan rasa ingin balas dendam. Ia pulang… tapi bukan untuk dipeluk, melainkan untuk menuntut.
Rahasia Tanah Terlarang
Dalam usahanya mencari jawaban, Alya bertemu dengan Basri (Septian Dwi Cahyo), seorang pemuda desa yang diam-diam tahu banyak tentang sejarah tanah tempat Yasmin dikuburkan. Basri membongkar tabir kelam desa tersebut: tanah itu dikenal sebagai lokasi praktik ilmu hitam sejak ratusan tahun lalu. Konon, tanah itu dianggap “sakti” karena mampu membuat jenazah bangkit kembali—tapi bukan sebagai arwah yang tenang, melainkan sebagai makhluk yang terkutuk, terjebak antara dunia dan akhirat.
Setiap jenazah yang dikubur di tanah tersebut akan kembali dalam wujud yang mengerikan, terutama jika ada ikatan emosional yang kuat dari keluarga yang belum bisa melepaskan. Dalam kasus Yasmin, cinta Alya yang terlalu dalam justru menjadi “bahan bakar” bagi arwahnya untuk kembali—tapi dalam bentuk yang penuh amarah dan kebencian.
Horor yang Menyentuh Hati
Panggilan dari Kubur berhasil membedakan diri dari banyak film horor Indonesia yang cenderung mengandalkan teror instan. Film ini membangun ketegangan secara perlahan, menggunakan latar desa yang sunyi, musik latar yang minimalis namun menyeramkan, dan sinematografi yang gelap dan puitis. Setiap adegan seolah mengundang penonton untuk merasakan ketakutan yang bukan hanya datang dari luar, tapi juga dari dalam—dari rasa bersalah, penyesalan, dan ketakutan terbesar seorang ibu: kehilangan anaknya.
Nirina Zubir tampil memukau sebagai Alya. Ia tidak hanya memerankan seorang ibu yang sedih, tapi juga seorang perempuan yang terjebak antara rasa cinta dan rasa bersalah. Aktingnya begitu autentik hingga penonton bisa merasakan setiap detak jantung, setiap air mata, dan setiap jeritan batin yang ia alami.
Firzanah Alya, meski masih muda, memberikan penampilan yang sangat mengganggu sebagai Yasmin yang telah berubah. Ekspresi matanya yang kosong, senyumnya yang tidak wajar, dan gerak tubuhnya yang kaku berhasil menciptakan aura horor yang mendalam.
Pertanyaan yang Tak Mudah Dijawab
Film ini mengajukan pertanyaan filosofis yang menggugah: Apakah cinta yang terlalu kuat bisa menjadi kutukan? Apakah seorang ibu harus rela melepaskan anaknya demi ketenangan, meski itu berarti menerima kenyataan bahwa ia telah tiada? Dan jika anak itu kembali, apakah kita masih bisa menyebutnya “anak kita”, atau justru kita harus menghadapinya sebagai sesuatu yang asing dan berbahaya?
Panggilan dari Kubur tidak memberikan jawaban yang mudah. Ia membiarkan penonton merenung, merinding, dan bahkan menangis. Ia adalah film horor yang berani menampilkan sisi gelap dari cinta—sisi yang sering kali kita abaikan demi rasa nyaman.
Jadwal Tayang dan Harapan Besar
Dengan promosi yang cukup masif dan teaser trailer yang telah viral di media sosial, Panggilan dari Kubur diprediksi akan menjadi salah satu film horor terlaris tahun 2025. Film ini akan mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 14 Agustus 2025, bertepatan dengan musim libur sekolah—waktu yang strategis untuk menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan.