Innalillahi wa inna ilaihi raji’un: TikToker Fella Pompa dari Jombang Meninggal Dunia pada Minggu, 17 Agustus 2025

Fella-Instagram-
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un: TikToker Fella Pompa dari Jombang Meninggal Dunia pada Minggu, 17 Agustus 2025
Dunia media sosial, khususnya TikTok, dikejutkan oleh kabar duka yang menyayat hati. Fella Pompa, konten kreator muda asal Jombang yang dikenal lewat akun @fellasukajajan, menghembuskan napas terakhir pada hari paling sakral bagi bangsa Indonesia: Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Sabtu, 17 Agustus 2025. Kabar meninggalnya Fella menyebar cepat di berbagai platform media sosial dan langsung memicu gelombang duka dari ribuan pengikutnya.
Fella, yang diperkirakan berusia awal 20-an, dikabarkan meninggal dunia akibat komplikasi penyakit darah tinggi (hipertensi) yang dideritanya dalam beberapa waktu terakhir. Meski belum ada pernyataan resmi dari keluarga atau pihak medis, banyak sumber terdekat yang menyebut bahwa Fella sempat mengeluhkan kondisi kesehatannya beberapa minggu sebelum kepergiannya. Penyakit yang awalnya dianggap ringan justru berubah menjadi kondisi serius akibat tekanan darah yang tidak terkendali.
Dari Jombang ke Negeri Viral: Jejak Karier Fella Pompa
Fella Pompa bukan sekadar nama yang populer di TikTok. Ia adalah representasi anak muda kreatif dari daerah yang mampu menembus panggung nasional lewat karya. Akun TikTok-nya, @fellasukajajan, dengan cepat mencuri perhatian karena konten-konten santai namun menghibur seputar kuliner khas Jombang dan sekitarnya. Gaya bicaranya yang khas, logat Jawa yang kental, serta semboyan ikonik “Pompa!” yang selalu ia teriakkan di akhir video, membuatnya mudah dikenali dan dicintai oleh penonton.
“Pompa!” bukan sekadar teriakan, tapi menjadi simbol semangat dan kegembiraan. Kata itu kini menjadi jejak digital yang tak terlupakan dari sosok Fella yang selalu membawa energi positif di setiap unggahannya. Banyak penggemar yang bahkan mulai meniru gaya dan semboyan tersebut, hingga akhirnya “Pompa” menjadi viral dan masuk dalam budaya pop digital anak muda Indonesia.
Kolaborasi dengan Cak Icang: Dua Sosok yang Membawa Tawa
Tak hanya dikenal lewat konten jajanan, Fella juga kerap tampil bersama sosok kontroversial namun ikonik, Cak Icang. Dalam banyak video, Fella terlihat membantu Cak Icang dalam berbagai aksi keseharian, mulai dari jualan hingga sekadar bercanda di warung kopi. Kolaborasi mereka menjadi magnet hiburan bagi netizen, terutama warga Jawa Timur yang merasa terwakili oleh gaya bahasa dan budaya lokal yang ditampilkan.
Cak Icang, yang dikenal dengan jargon “Gak Bahaya Ta!”, sering kali menjadi bintang tamu di konten Fella. Keduanya membangun dinamika komedi yang alami dan lucu tanpa rekayasa, menjadikan video mereka selalu ditunggu. Banyak netizen yang menganggap bahwa kehadiran Fella memberi warna baru dalam dunia konten lokal yang sering kali terjebak dalam format seragam.
“Fella itu teman yang selalu membawa tawa. Dia gak pernah sombong, meski udah punya ratusan ribu followers,” ujar salah satu teman dekat Fella yang enggan disebutkan namanya.
Gelombang Duka dari Netizen dan Komunitas Kreatif
Setelah kabar meninggalnya Fella tersebar, linimasa media sosial langsung dipenuhi oleh ucapan belasungkawa. Ribuan komentar membanjiri akun TikTok dan Instagram pribadinya. Banyak penggemar yang menyampaikan rasa kehilangan, terutama karena kepergiannya bertepatan dengan Hari Kemerdekaan, momen yang biasanya penuh sukacita.
“Selamat jalan Fella Pompa. Hari ini Indonesia merdeka, tapi hati kami berduka. Semoga amal dan ibadahmu diterima di sisi-Nya,” tulis salah satu pengikut di kolom komentar.
Tak hanya dari penggemar, sejumlah konten kreator lokal dan nasional juga turut menyampaikan duka. Mereka mengenang Fella sebagai sosok yang rendah hati, pekerja keras, dan inspiratif bagi anak-anak muda di daerah yang bermimpi go viral tanpa meninggalkan akar budayanya.
Peringatan Kesehatan untuk Anak Muda
Kasus meninggalnya Fella Pompa menjadi alarm bagi banyak anak muda yang sering kali mengabaikan kesehatan fisik di tengah kesibukan berkarya. Hipertensi, yang dulu dianggap sebagai penyakit orang tua, kini mulai menyerang generasi muda akibat pola hidup tidak sehat, stres, konsumsi makanan cepat saji, dan kurangnya aktivitas fisik.
Para ahli kesehatan kembali mengingatkan pentingnya pemeriksaan rutin, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga. “Jangan anggap remeh gejala seperti pusing, sesak napas, atau mudah lelah. Bisa jadi itu tanda awal gangguan kardiovaskular,” ujar dr. Lina Putri, spesialis penyakit dalam dari RSUD Jombang.