PART 2! Video Viral Safety vs Control Room 2 Menit 10 Detik di DOOD No Sensor serta Dugaan Kaitannya dengan Kasus Jubir di Morowali

Jubir-Instagram-
PART 2! Video Viral Safety vs Control Room 2 Menit 10 Detik di DOOD No Sensor serta Dugaan Kaitannya dengan Kasus Jubir di Morowali
Belakangan ini, jagat media sosial, khususnya TikTok, kembali digemparkan oleh kemunculan narasi baru seputar video yang disebut-sebut berjudul "Safety vs Control Room". Video ini tiba-tiba menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet, terutama setelah dikaitkan dengan kasus viral sebelumnya yang melibatkan seorang juru bicara (jubir) perusahaan tambang di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Namun, apa sebenarnya yang terjadi? Apakah benar ada hubungan antara dua video ini? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Awal Mula Heboh: Video "Jubir vs Cina" yang Sempat Viral
Beberapa waktu lalu, dunia maya dihebohkan oleh beredarnya narasi tentang sebuah video yang diduga menampilkan adegan asusila di dalam sebuah kontainer di kawasan industri Morowali. Video tersebut kemudian dikenal luas dengan sebutan "Jubir vs Cina". Dalam narasi yang beredar, disebutkan bahwa pemeran dalam video itu adalah seorang perempuan yang diklaim sebagai juru bicara di salah satu perusahaan tambang besar di Morowali, yang berinteraksi dengan seorang pria berkewarganegaraan Tiongkok (China).
Beredarnya video ini memicu gelombang spekulasi, kecaman, hingga tuntutan agar pihak berwenang turun tangan. Namun, hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari institusi terkait mengenai keaslian video maupun identitas pemeran di dalamnya. Banyak pihak, termasuk aktivis digital dan peneliti hoaks, mengingatkan agar masyarakat tidak langsung percaya dan menyebarkan informasi tanpa verifikasi.
Muncul Lagi: Narasi "Safety vs Control Room" yang Bikin Heboh
Baru-baru ini, muncul lagi narasi serupa di platform TikTok, kali ini dengan judul "Safety vs Control Room". Nama ini langsung memicu spekulasi, karena terdengar mirip dengan format sebelumnya, yakni "Jubir vs Cina". Warganet mulai memperbincangkan apakah ini adalah video baru atau justru bagian dari rangkaian kejadian yang sama.
Dalam unggahan yang viral di akun TikTok @infovideoviral1010 pada 22 Agustus 2025, disebutkan bahwa video "Safety vs Control Room" juga diduga mengandung konten eksplisit. Unggahan tersebut menyatakan bahwa video ini direkam di area control room sebuah fasilitas industri, dan melibatkan dua orang yang diduga merupakan karyawan perusahaan. Tak lupa, narasi ini kembali mengaitkan kejadian dengan keberadaan pekerja asing dari Tiongkok di kawasan industri Morowali.
Namun, yang menarik, tidak ada bukti konkret atau sumber resmi yang mendukung klaim tersebut. Bahkan, beberapa akun media sosial yang menyebarkan informasi ini justru terindikasi menyebarkan konten tanpa dasar, yang berpotensi menimbulkan keresahan publik.
Benarkah Ada Hubungan antara "Jubir vs Cina" dan "Safety vs Control Room"?
Pertanyaan inilah yang paling banyak dicari jawabannya oleh warganet. Apakah kedua video ini bagian dari satu jaringan kejadian, atau sekadar narasi yang dibentuk untuk memancing perhatian?
Berdasarkan penelusuran dari sejumlah sumber independen dan lembaga anti-hoaks seperti Turnbackhoax.id dan Lapor Hoaks, belum ditemukan bukti kuat yang menunjukkan keterkaitan antara dua kasus ini. Bahkan, banyak kemungkinan bahwa narasi "Safety vs Control Room" sengaja dibuat untuk memanfaatkan momentum viral sebelumnya.
Penggunaan kata-kata seperti "vs" dan penamaan yang dramatis menunjukkan adanya pola clickbait yang umum digunakan untuk menarik klik dan interaksi di media sosial. Pola ini sering kali memanfaatkan isu sensitif seperti skandal, aib pribadi, atau dugaan pelanggaran moral untuk mendulang perhatian.
Bahaya Tautan Palsu dan Modus Phishing di Balik Narasi Viral
Salah satu temuan penting dari penelusuran ini adalah maraknya tautan palsu yang tersebar di kolom komentar unggahan-unggahan terkait video "Safety vs Control Room". Banyak netizen yang membagikan link dengan klaim, "Klik di sini untuk nonton videonya!" — namun ternyata tautan tersebut mengarah ke situs phishing atau scam.
Modus seperti ini sudah sering terjadi. Pelaku siber memanfaatkan rasa penasaran publik terhadap konten eksplisit untuk mengelabui korban. Setelah mengklik tautan, pengguna biasanya diminta mengisi data pribadi, seperti nomor telepon, email, atau bahkan informasi perbankan, yang kemudian bisa digunakan untuk kejahatan digital.
Oleh karena itu, para ahli keamanan siber dan pihak kepolisian kembali mengingatkan masyarakat agar tidak sembarangan mengklik tautan mencurigakan, terutama yang terkait dengan konten dewasa atau konten viral tanpa sumber jelas.
Respons dari Pihak Terkait dan Upaya Penyelidikan
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari perusahaan tambang di Morowali atau pihak kepolisian terkait dugaan video "Safety vs Control Room". Namun, beberapa sumber internal menyebutkan bahwa manajemen perusahaan telah melakukan audit internal terhadap sistem keamanan dan pengawasan di area control room dan fasilitas lainnya.