Pengungkapan Misteri Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank: Otaknya Ternyata Pengusaha Bimbel, Dwi Hartono

Dwi hartono-Instagram-
Pengungkapan Misteri Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank: Otaknya Ternyata Pengusaha Bimbel, Dwi Hartono
Kasus penculikan dan pembunuhan sadis terhadap Mohamad Ilham Pradipta (37), seorang kepala cabang bank di Jakarta, yang sempat menggemparkan publik akhirnya mulai terkuak. Polisi berhasil mengungkap sejumlah pelaku, termasuk para otak di balik aksi keji tersebut. Salah satunya yang mencuri perhatian adalah Dwi Hartono (DH), seorang pengusaha bimbingan belajar (bimbel) online yang kini ditetapkan sebagai tersangka utama.
Kasus ini bermula dari hilangnya Ilham Pradipta pada Rabu malam, 20 Agustus 2025, setelah selesai melakukan pertemuan kerja di sebuah supermarket di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sejak saat itu, keluarga dan rekan kerjanya kehilangan kontak dengan pria yang dikenal profesional dan rendah hati tersebut. Kecemasan pun meluas hingga akhirnya jenazahnya ditemukan pada Kamis pagi, 21 Agustus, di semak-semak kawasan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Dwi Hartono, Otak di Balik Aksi Keji
Dalam perkembangan terbaru, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengungkap identitas salah satu aktor intelektual di balik penculikan dan pembunuhan tersebut. “Benar, DH alias Dwi Hartono merupakan seorang pengusaha bimbingan belajar online,” ujar Ade Ary dalam konferensi pers, Selasa (26/8/2025).
Yang mengejutkan, Dwi Hartono bukan sekadar pelaku biasa, melainkan salah satu dari empat otak perencana aksi kriminal ini. “DH berperan sebagai aktor intelektual. Ia terlibat dalam perencanaan dan koordinasi penculikan terhadap korban,” tegas Ade Ary.
Keterlibatan seorang pengusaha pendidikan seperti Dwi Hartono dalam kasus pembunuhan berencana ini mengejutkan banyak pihak. Bimbel online yang dikelolanya dikenal cukup populer di kalangan pelajar Jakarta, dengan ribuan siswa aktif. Namun, di balik citra profesionalnya, Dwi ternyata terlibat dalam jaringan kriminal yang terorganisasi.
Empat Otak Penculikan Ditangkap, Satu Dibekuk di PIK
Polisi menyatakan bahwa total empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka karena berperan sebagai otak penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta. Mereka adalah C, DH (Dwi Hartono), YJ, dan AA. Keempatnya ditangkap oleh tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya dalam operasi terkoordinasi di berbagai lokasi.
Penangkapan tiga tersangka—DH, YJ, dan AA—dilakukan pada malam hari, 23 Agustus, di Kota Solo, Jawa Tengah. Mereka diamankan di sebuah rumah kos yang diduga menjadi tempat persembunyian dan lokasi perencanaan aksi. Sementara itu, tersangka C berhasil dibekuk keesokan harinya, 24 Agustus, di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, saat sedang menunggu taksi menuju bandara.
“Kami melakukan penangkapan secara bertahap setelah mengumpulkan bukti-bukti kuat dari hasil penyelidikan, termasuk rekaman CCTV, data digital, dan keterangan saksi,” jelas Ade Ary.
Detik-detik Penculikan yang Terekam CCTV
Peristiwa penculikan Ilham Pradipta terekam jelas dalam kamera pengawas (CCTV) di area parkir supermarket tempat korban terakhir kali terlihat. Rekaman menunjukkan Ilham keluar dari toko, berjalan menuju mobilnya yang berwarna hitam, lalu membuka pintu.
Namun, saat itulah, dua pelaku yang telah menunggu di dalam mobil putih yang diparkir tepat di samping mobil korban langsung menyergap Ilham. Dengan cepat, mereka membekap korban dan memaksanya masuk ke dalam mobil putih tersebut. Aksi berlangsung dalam hitungan detik, tanpa suara keras atau perlawanan yang signifikan.
Setelah mobil putih meninggalkan lokasi, tidak ada lagi kabar dari Ilham. Keluarga melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Jakarta Timur pada Kamis dini hari. Hanya beberapa jam kemudian, jenazah korban ditemukan di semak-semak dekat jalan raya Serang Baru, Bekasi.
Korban Ditemukan dalam Kondisi Mengenaskan
Saat ditemukan, kondisi jenazah Ilham Pradipta sangat mengenaskan. Tangan, kaki, dan matanya terikat dengan tali plastik. Tubuhnya tergeletak di balik rimbunan semak, seolah sengaja disembunyikan. Hasil autopsi sementara menyebutkan korban meninggal akibat asfiksia, diduga karena dicekik atau dibekap dalam waktu lama.
Namun, pihak kepolisian belum menyimpulkan secara pasti apakah korban meninggal di lokasi penculikan atau dibunuh setelah dibawa ke tempat lain. “Kami masih mendalami timeline kejadian dan melakukan pemeriksaan forensik lebih lanjut,” ujar Ade Ary.
Empat Pelaku Eksekutor Juga Ditangkap
Selain empat otak di balik aksi, polisi juga berhasil menangkap empat pelaku yang bertindak sebagai eksekutor penculikan. Mereka ditangkap di dua lokasi berbeda: Jakarta Pusat dan Bandara Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Salah satu pelaku diketahui mencoba kabur ke destinasi wisata Labuan Bajo dengan menggunakan identitas palsu.
“Mereka mencoba menghilangkan jejak, tetapi tim kami cepat mengendus keberadaan mereka. Koordinasi antar wilayah sangat penting dalam kasus ini,” tambah Ade Ary.
Motif Masih Misterius, Diduga Terkait Uang atau Dendam Pribadi
Hingga kini, motif pembunuhan Ilham Pradipta masih menjadi misteri. Polisi belum mengungkap secara gamblang alasan di balik aksi brutal ini. Namun, berdasarkan pengembangan penyelidikan, dugaan sementara mengarah pada motif finansial atau dendam pribadi.
Ilham diketahui memiliki posisi strategis di perbankan, menangani sejumlah nasabah besar. Ada spekulasi bahwa pelaku mungkin ingin mendapatkan informasi rahasia atau memaksa korban mentransfer dana secara ilegal. Namun, hingga saat ini, belum ada bukti kuat yang mendukung dugaan tersebut.
“Kami masih memeriksa saksi-saksi, termasuk rekan kerja korban dan keluarga. Kami juga menggali kemungkinan konflik pribadi atau keuangan yang mungkin melatarbelakangi kejadian ini,” kata Ade Ary.
Dwi Hartono dan Jejak Digital yang Mencurigakan
Dalam penyelidikan, tim forensik digital Polda Metro Jaya menemukan sejumlah percakapan mencurigakan dari ponsel Dwi Hartono. Ada bukti koordinasi intensif antara DH dan tersangka lainnya dalam beberapa hari sebelum penculikan. Termasuk pembicaraan tentang lokasi, waktu, dan strategi pengawasan terhadap korban.
Yang mengejutkan, Dwi Hartono ternyata memiliki jaringan luas, tidak hanya di dunia pendidikan, tetapi juga di lingkaran bisnis informal dan kriminal. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia pernah terlibat dalam kasus pinjaman online ilegal beberapa tahun lalu, meski tidak pernah ditahan karena bukti kurang kuat.
Duka Mendalam dari Keluarga dan Rekan Kerja
Keluarga Ilham Pradipta masih diliputi duka mendalam. Istri korban, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengungkapkan kehancuran hatinya atas kehilangan suami tercinta. “Ilham adalah suami dan ayah yang baik. Kami tidak menyangka ini akan terjadi,” katanya sambil berlinang air mata.
Rekan-rekan kerja korban di bank juga mengungkapkan rasa kehilangan. “Ilham selalu membantu tim, sangat profesional. Kami benar-benar terpukul,” ujar salah satu koleganya.