Dwi Hartono, Sang Motivator yang Jadi Tersangka di Balik Tragedi Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN

Dwi hartono-Instagram-
Dwi Hartono, Sang Motivator yang Jadi Tersangka di Balik Tragedi Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN
Kasus pembunuhan sadis terhadap Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang (Kacab) salah satu bank BUMN, terus mengungkap fakta-fakta mengejutkan. Setelah berhari-hari menjadi buronan, polisi akhirnya berhasil membongkar jaringan pelaku, dan di balik semua itu, muncul nama Dwi Hartono—seorang pengusaha dan motivator kondang—yang kini diduga sebagai otak di balik penculikan hingga pembunuhan tragis tersebut.
Penangkapan Dwi Hartono di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025), menandai babak baru dalam penyelidikan yang sempat menggemparkan publik. Sosok yang dikenal luas sebagai influencer bisnis dan motivator ini kini berada di balik jeruji besi, menyusul dugaan keterlibatannya dalam aksi kriminal yang terencana dengan sangat rapi.
Tragedi di Persawahan Bekasi: Jasad Korban Ditemukan dalam Kondisi Mengerikan
Kasus ini bermula dari viralnya sebuah rekaman video penculikan yang terjadi di area parkir sebuah supermarket di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang pria—kemudian diketahui sebagai Mohamad Ilham Pradipta—ditarik secara paksa oleh sekelompok orang dan dimasukkan ke dalam mobil. Video itu cepat menyebar di media sosial, memicu kekhawatiran dan sorotan publik.
Dua hari berselang, pada Kamis (21/8/2025), jasad Ilham Pradipta ditemukan di area persawahan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kondisinya mengenaskan: kedua matanya dan kakinya dililit lakban, sementara tubuhnya tergeletak di tengah sawah yang sepi. Temuan ini langsung memicu investigasi besar-besaran oleh Polda Metro Jaya.
Penangkapan Berantai: Tim Gabungan Amankan Empat Tersangka
Dalam upaya pengungkapan kasus ini, tim gabungan yang terdiri dari Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang, dan Polres Demak berhasil menangkap empat tersangka dalam waktu singkat. Dwi Hartono (DH) ditangkap di Solo, Jawa Tengah, bersama dua rekannya, YJ dan AA, tanpa perlawanan pada pukul 20.15 WIB.
Sementara itu, satu pelaku lain, berinisial C, ditangkap secara terpisah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, pada Minggu (24/8/2025) pukul 15.30 WIB. Sebelumnya, empat pelaku lain—AT, RS, RAH, dan RW—juga telah diamankan. Tiga di antaranya ditangkap di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, sementara satu pelaku terakhir ditangkap di bandara wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) saat hendak melarikan diri.
"Benar, kami telah mengamankan para pelaku, termasuk Dwi Hartono yang diduga sebagai aktor intelektual di balik aksi ini," ujar Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, kepada wartawan.
Dwi Hartono: Dari Motivator Sukses hingga Tersangka Pembunuhan
Siapa sangka, Dwi Hartono—yang akrab disapa Klan Hartono di dunia maya—dulu dikenal sebagai sosok inspiratif di kalangan anak muda dan pebisnis pemula. Melalui akun Instagram, TikTok, dan YouTube-nya yang memiliki jutaan pengikut, ia kerap membagikan konten motivasi, tips bisnis, hingga perjalanan karier dari nol hingga sukses.
Lahir di Lahat, Sumatera Selatan, pada 6 Oktober 1985, Dwi Hartono memulai kariernya sejak masih kuliah. Ia merintis usaha dari hal-hal sederhana seperti warung internet (warnet), rental game online, Play Station, hingga membuka coffee shop dan warung tegal (warteg). Perlahan, bisnisnya berkembang pesat hingga merambah dunia properti, perkebunan, e-commerce, fashion, hingga skincare.
Ia juga dikenal sebagai Founder dan Owner dari platform pendidikan online Guruku.com, yang digadang-gadang sebagai salah satu inovasi di bidang edukasi digital.
Namun, di balik citra mentereng sebagai pengusaha sukses dan motivator, tersembunyi sisi gelap yang kini mulai terungkap.
Motivator atau Penipu Motivasi?
Konten-konten Dwi Hartono di media sosial selama ini kerap menampilkan gaya hidup mewah: mobil mewah, jam tangan mahal, hingga pertemuan dengan tokoh-tokoh ternama. Banyak anak muda yang terinspirasi oleh perjalanannya. Namun, kini publik mulai mempertanyakan: apakah semua kesuksesan itu benar-benar dibangun dari niat baik?
"Kami sedang mendalami motif di balik pembunuhan ini," ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Resa Fiardi Marasabessy. "Dugaan sementara, ada kaitan dengan masalah keuangan dan utang piutang."
Belum jelas bagaimana hubungan bisnis antara Dwi Hartono dan korban, namun sumber internal kepolisian menyebut bahwa Ilham Pradipta pernah terlibat dalam transaksi keuangan besar yang melibatkan perusahaan milik Dwi Hartono.
20 Ponsel dan Jejak Digital yang Mencurigakan
Salah satu hal paling mencengangkan dari hasil interogasi adalah jumlah ponsel yang dimiliki Dwi Hartono. Dalam rekaman wawancara eksklusif yang diunggah oleh Jacklyn Choppers, seorang petugas kepolisian menyebut bahwa Dwi Hartono memiliki lebih dari 20 unit handphone.
"HP-nya 20 lebih, banyak banget," ujar seorang petugas saat membawa Dwi Hartono dari tempat penangkapan. "Bentar, Dan (Komandan), saya ambil dulu."
Kepemilikan puluhan ponsel ini menimbulkan dugaan bahwa Dwi Hartono menggunakan banyak nomor untuk mengelabui pelacakan, mengatur komunikasi dengan berbagai pihak, atau bahkan menjalankan operasi bisnis yang tidak transparan. Hal ini juga menguatkan dugaan bahwa ia memiliki jaringan yang luas dan terorganisasi dengan baik.
Aksi Kemanusiaan atau Citra Publik yang Dibangun?
Ironisnya, Dwi Hartono pernah tampil sebagai sosok dermawan. Pada tahun 2023, ia bersama pengacara kondang Hotman Paris turut serta dalam aksi kemanusiaan memberikan beasiswa pendidikan kepada NA, seorang siswi SMP korban pemerkosaan dan penyekapan di Lampung Utara.
Dalam konferensi pers yang digelar di Restoran Hotmen, Dwi Hartono menyatakan kesiapannya untuk menanggung biaya pendidikan NA hingga jenjang S1, bahkan S2 jika korban memilih jurusan hukum.
"Saya atas nama pribadi dan Hartono Foundation siap memberikan beasiswa penuh. Pendidikan adalah kunci masa depan," ujarnya kala itu, dengan nada penuh empati.
Namun kini, banyak netizen yang mempertanyakan apakah aksi tersebut murni altruistik atau bagian dari strategi pencitraan untuk membangun citra positif di tengah bisnisnya yang kontroversial.
Rumah Mewah di Kota Wisata Bogor: Kini Sepi dan Terkunci
Kediaman Dwi Hartono di kawasan elite Kota Wisata, Gunungputri, Kabupaten Bogor, menjadi sorotan media. Lokasinya strategis, berada di Jalan San Fransisco, Blok Q1 No. 8 dan 9, tepat di pinggir jalan utama kompleks perumahan.
Dua bangunan mewah berlapis cat putih tampak megah, dengan pagar emas yang tinggi dan lampu taman yang menyala meski di siang hari. Namun, suasana di sekitar rumah terasa hening. Tidak ada aktivitas sama sekali.
"Udah kosong. Regu saya ini baru masuk hari ini, jadi gak tau juga sejak kapan dikosongkan," ujar salah satu petugas keamanan perumahan
Keberadaan rumah yang tiba-tiba kosong ini menimbulkan spekulasi. Apakah Dwi Hartono sudah lama mempersiapkan pelarian? Atau justru ia memang sengaja menghindari pengawasan sebelum akhirnya ditangkap?