Custom Rocker Land: Saat Subkultur Motor di Purwakarta Menari dalam Harmoni Budaya dan Musik

Custom Rocker Land: Saat Subkultur Motor di Purwakarta Menari dalam Harmoni Budaya dan Musik

tiktok-pixabay-

Custom Rocker Land: Saat Subkultur Motor di Purwakarta Menari dalam Harmoni Budaya dan Musik

Di tengah hiruk-pikuk perkotaan dan pergeseran zaman yang begitu cepat, komunitas anak motor di Purwakarta kembali menunjukkan wajah lain dari dunia klub motor—bukan sekadar hobi berkendara atau modifikasi, melainkan ruang eksistensi budaya, persaudaraan, dan ekspresi kreatif yang sarat makna. Di tengah gempuran stigma negatif yang kerap menyelimuti dunia klub motor, tiga komunitas besar di Purwakarta justru memilih jalan berbeda: menghadirkan acara yang mengakulturasi berbagai subkultur anak motor lewat musik, seni, dan kebersamaan. Acara tersebut diberi nama Custom Rocker Land (CTRL+C)—sebuah festival unik yang bakal digelar pada Sabtu, 30 Agustus 2025, di Angkringan Bengkel Castle, Rest Area Cikao 1001, Purwakarta.



Lahir dari Jiwa Persaudaraan, Tumbuh dari Rasa Saling Menghargai
Akar dari Custom Rocker Land bukan berasal dari ambisi besar atau pencitraan semata, melainkan dari benih sederhana: persaudaraan. Dalam dunia klub motor, terkadang perbedaan aliran, gaya, bahkan latar belakang budaya bisa menciptakan jarak. Namun, bagi tiga klub motor di Purwakarta—MMC Outsiders Purwakarta Chapter, Virotes Rockers, dan Alterioz Rockers—perbedaan justru menjadi jembatan, bukan tembok pemisah.

“Kami sadar bahwa selain kustom kultur, kami hidup berbarengan dengan anak-anak motor lain yang juga membawa subkultur mereka masing-masing,” ujar Indra Suhendar, Head MMC Outsiders Purwakarta Chapter, dengan nada penuh semangat. Menurutnya, membangun hubungan yang sehat antar-komunitas adalah kunci untuk menciptakan ekosistem anak motor yang positif dan inklusif.

Pernyataan ini diperkuat oleh Reza Taufiqurahman, atau yang akrab disapa Eza, salah satu dedengkot dari Alterioz Rockers. “MMC Outsiders sangat kental dengan budaya custom—motor modifikasi, estetika klasik, dan gaya hidup rocker. Sementara kami, Alterioz Rockers, membawa budaya Rockers yang lebih menekankan pada gaya hidup, fashion, dan musik rock,” jelasnya. Meski berbeda, kata Eza, justru dari perbedaan itulah tercipta ruang untuk berdialog, berkolaborasi, dan saling belajar.



Mengakulturasi Subkultur: Bukan Sekadar Kumpul-Kumpul
Custom Rocker Land bukan sekadar acara kumpul anak motor. Ini adalah bentuk akulturasi subkultur—proses perpaduan budaya yang lahir dari saling menghargai. Di acara ini, tidak hanya motor custom yang akan dipamerkan, tapi juga akan ada ruang bagi anak-anak motor yang mencintai musik rock, reggae, DJ, hingga budaya rocker klasik yang pernah berkembang pesat di Inggris pada era 1950-an.

Rio Anandra Wijaya, atau yang akrab dipanggil Cio, perwakilan dari Virotes Rockers, menambahkan bahwa anak motor selalu punya ikatan kuat dengan musik. “Reggae memang populer di kalangan anak motor, tapi tak bisa dipungkiri, musik rock juga punya tempat khusus di hati banyak dari kami. Di Purwakarta, kami ingin menghidupkan kembali semangat rocker yang autentik, tapi tetap terbuka untuk semua,” ujarnya.

Dari sinilah ide Custom Rocker Land lahir—sebuah wadah yang menggabungkan dua dunia: dunia custom bike dan dunia rockers, dengan harapan bisa menjadi jembatan antar-subkultur yang selama ini mungkin berjalan paralel, tanpa pernah benar-benar bertemu.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya