Apa Akun IG dan TikTok Ayinkk? Diduga Pemilik Clinique Suisse yang Melakukan Malpraktik pada Mee Flome Hingga Koma

Mee-Instagram-
Apa Akun IG dan TikTok Ayinkk? Diduga Pemilik Clinique Suisse yang Melakukan Malpraktik pada Mee Flome Hingga Koma
Profil Tampang Ayinkk Diduga Pemilik Clinique Suisse yang Melakukan Malpraktik pada Mee Flome Hingga Koma dan Jalani Terapi, Lengkap: Umur, Agama dan IG
Siapa Clinique Suisse? Benarkah Ayinkk? Klinik Yang Diduga Melakukan Malpraktik pada Mee Flome Hingga Koma dan Jalani Terapi, Begini Kronologinya
Kronologi Malpraktik Clinique Suisse: Kisah Mee Flome yang Koma 1 Bulan dan Harus Terapi Panjang
Pemilik Klinik Belum Terungkap, Publik Soroti Transparansi Industri Kecantikan
Nama Clinique Suisse mendadak viral di media sosial setelah kisah menyedihkan dialami oleh Mee Flome, seorang wanita yang mengaku menjadi korban dugaan malpraktik di klinik kecantikan tersebut. Operasi yang seharusnya mempercantik penampilannya justru berujung pada komplikasi kesehatan parah, termasuk koma selama hampir sebulan dan terapi panjang. Kasus ini mengundang sorotan publik sekaligus pertanyaan tentang siapa sebenarnya pemilik Clinique Suisse.
Operasi Berdarah Mei 2024: Dari Kecemasan hingga Komplikasi Fatal
Kejadian bermula pada Mei 2024, ketika Mee Flome memutuskan menjalani prosedur bedah di Clinique Suisse. Namun, proses yang seharusnya terkontrol berubah menjadi trauma medis. Di tengah operasi, ia mengalami kejang-kejang. Alih-alih dievaluasi lebih lanjut, staf medis disebut menambah dosis obat bius, membuatnya berhenti kejang sementara.
Yang mencengangkan, pascaoperasi, Mee Flome kembali digempur kejang selama 12 jam nonstop. Ironisnya, tidak ada dokter atau perawat yang sigap menanganinya. "Saya benar-benar sendirian saat itu," ujar Mee Flome dalam unggahan Instagram yang viral. Puncaknya, ia jatuh koma selama hampir sebulan. Saat sadar, kondisi tubuhnya lemah, dengan gangguan neurologis yang mengharuskannya menjalani terapi fisik dan psikologis intensif.
April 2025: Mee Flome Angkat Bicara, Tag Akun Klinik dan Staff
Setelah hampir setahun berlalu, pada April 2025, Mee Flome akhirnya buka suara di platform media sosial. Dalam unggahan emosional, ia mengecam tindakan Clinique Suisse yang dinilai tidak profesional. "@cliniquesuisse @Ayinkk semoga seluruh staff terutama ayin mendapat karma dan ganjarannya. Aamiin," tulisnya, mengarah pada akun Instagram dan TikTok klinik.
Unggahan ini langsung menuai ribuan komentar dan respons dari netizen. Banyak yang menyatakan keprihatinan sekaligus mempertanyakan transparansi klinik. Hingga kini, pihak Clinique Suisse belum memberikan klarifikasi resmi meski tim JatimNetwork.com telah mencoba menghubungi melalui pesan langsung Instagram.
Pemilik Clinique Suisse Masih Misterius, Publik Pertanyakan Legalitas
Dalam investigasi awal, informasi tentang pemilik Clinique Suisse masih samar. Meski memiliki situs web profesional dan akun media sosial aktif yang mempromosikan layanan oleh "dokter-dokter ternama," klinik ini tidak mencantumkan data kepemilikan secara jelas.
Pakar hukum kesehatan, Dr. Maria Putri, menyoroti pentingnya transparansi dalam praktik medis estetik. "Setiap fasilitas kesehatan wajib mencantumkan identitas legal dan izin operasional. Ketidakjelasan ini bisa menjadi indikator risiko bagi konsumen," ujarnya. Hingga artikel ini ditulis, upaya menghubungi pihak klinik melalui berbagai saluran belum membuahkan hasil.
Dampak Sosial dan Psikologis: Perjuangan Mee Flome Setelah Koma
Pasca-koma, Mee Flome menghadapi tantangan berat. Selain keterbatasan fisik, ia juga mengalami trauma psikologis. "Saya takut ke rumah sakit atau bahkan mendengar suara alat medis," ucapnya dalam sesi live Instagram. Perjuangannya menjadi simbol akan bahayanya prosedur kecantikan ilegal atau tidak terstandar.
Para ahli medis estetik memperingatkan, komplikasi seperti yang dialami Mee Flome bisa terjadi jika prosedur tidak diawasi oleh tenaga profesional. "Obat bius dosis tinggi tanpa evaluasi risiko bisa berujung pada keracunan tubuh atau kerusakan saraf permanen," jelas dr. Andika Prasetyo, spesialis anestesi.
Kasus Ini Picu Diskusi Nasional: Perlukah Regulasi Lebih Ketat?
Kasus Clinique Suisse memicu diskusi luas tentang regulasi industri kecantikan di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan 2023, jumlah klinik estetik meningkat 40% dalam dua tahun terakhir, tetapi 15% di antaranya tidak memiliki izin lengkap.