Profil Tampang Lucas Valentino Nainggolan Lulusan ITB yang Diduga jadi Oknum Joki UTBK SNBT 2025, Lengkap: Umur, Agama dan IG

ilustrasi-pixabay-
Polisi kemudian menggeledah kos-kosan milik Lucas di Bandung, tempat transaksi dan persiapan joki dilakukan. Bukti berupa dokumen palsu, perangkat elektronik, dan rekaman komunikasi via Telegram turut disita. Saat ini, mereka dijerat Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dan Pasal 31 Ayat 1 UU Perlindungan Data Pribadi dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
Eksklusivitas ITB Tercoreng?
Keterlibatan alumni ITB dalam skandal ini memicu sorotan terhadap reputasi institusi. Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, menyatakan akan kooperatif dengan pihak berwenang. "Kami mendukung proses hukum dan akan memberikan sanksi akademik jika terbukti bersalah," ujarnya dalam konferensi pers.
Namun, sejumlah pihak mempertanyakan sistem pendidikan yang dinilai kurang menanamkan nilai etika. "Prestasi akademik tak berarti apa-apa tanpa integritas. Ini adalah kegagalan sistem," komentar pendidik dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Siti Nurhaliza.
Mengapa UTBK Masih Rawan Perjokian?
Kasus ini bukan kali pertama praktik perjokian UTBK terungkap. Pengamat pendidikan, Indra Charismiadji, menyebut ketatnya persaingan masuk PTN menjadi pemicu utama. "Persaingan tidak sehat dan tekanan orang tua membuat sebagian pihak nekat," paparnya.
Solusi yang diusulkan termasuk penguatan sistem pengawasan dengan teknologi AI, pelibatan orang tua dalam edukasi integritas, serta peningkatan akses pendidikan vokasi untuk meredam tekanan masuk PTN.
Kasus Masih Diselidiki, Publik Tunggu Keputusan Hukum
Hingga kini, polisi masih mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap pelaku lain yang terlibat. Sementara itu, masyarakat berharap kasus ini menjadi pembelajaran penting tentang pentingnya kejujuran dalam pendidikan.
"Jika kita membiarkan praktik curang, maka masa depan bangsa akan dibangun di atas dusta," tulis kolom opini di Harian Kompas, Selasa (6/5/2025).
Dengan perkembangan ini, dunia pendidikan Indonesia diingatkan kembali: prestise institusi tidak cukup hanya diukur dari jumlah alumni bergelar, tetapi juga dari integritas moral yang tertanam dalam setiap individu.