Mee Flome Anaknya Siapa? Simak Biodata TikTok Korban Diduga Malpraktik yang Dilakukan Clinique Suisse, Bukan Orang Sembarangan?

Mee Flome Anaknya Siapa? Simak Biodata TikTok Korban Diduga Malpraktik yang Dilakukan Clinique Suisse, Bukan Orang Sembarangan?

Mee-Instagram-

Mee Flome Anaknya Siapa? Simak Biodata TikTok Korban Diduga Malpraktik yang Dilakukan Clinique Suisse, Bukan Orang Sembarangan?
Profil Tampang Mee Flome Influencer TikTok Korban Diduga Malpraktik yang Dilakukan Clinique Suisse, lengkap dari Umur, Agama dan IG
Siapa Mee Flome? Influencer TikTok Korban Diduga Malpraktik yang Dilakukan Clinique Suisse
Viral Kisah Mee Flome, Influencer TikTok Korban Diduga Malpraktik Klinik Kecantikan di Jakarta
Trauma 12 Jam Kejang hingga Dituduh Kerasukan, Warganet Desak Klarifikasi Clinique Suisse

Nama Mee Flome (24), seorang influencer TikTok dengan 51 ribu pengikut, menjadi sorotan publik setelah membagikan pengalaman traumatisnya pasca-menjalani prosedur kecantikan di Clinique Suisse , klinik kecantikan premium di Jakarta. Unggahan berisi keluhan tentang dugaan malpraktik medis dan respons tak profesional dari pihak klinik ini memicu reaksi empati dan kemarahan warganet, sekaligus mengungkap risiko laten industri kecantikan yang sedang booming .



Detik-detik Trauma: Dosis Anestesi Berlebih hingga Dituduh Kerasukan
Dalam video TikTok yang telah viral, Mee Flome menceritakan kronologi prosedur yang ia jalani pada 2 Mei 2024 lalu. Awalnya, ia menjalani perawatan non-bedah yang dijanjikan aman oleh klinik ternama tersebut. Namun, beberapa jam pasca-prosedur, tubuhnya tiba-tiba mengalami kejang selama 12 jam nonstop .

Lebih mencengangkan lagi, Mee Flome mengungkapkan bahwa tim medis klinik justru menyalahkan gejala fisiknya sebagai "hal mistis". "Mereka bilang saya kerasukan arwah nenek moyang. Padahal, saya cuma merasakan efek overdosis anestesi!" tulisnya dalam caption video yang diunggah ulang ribuan kali.

Akibatnya, Mee Flome tak sadarkan diri selama hampir satu bulan . Kini, meski telah siuman, ia masih mengalami gangguan bicara dan kelumpuhan ringan di sebagian tubuhnya. "Saya tidak menyangka klinik mahal malah jadi mimpi buruk. Ini bukan sekadar kecantikan, ini nyawa taruhannya," ujarnya dalam unggahan terbaru.



Respons Klinik Dinilai Tak Profesional: Antara Medis dan Mitos
Salah satu pernyataan Mee Flome yang paling menyita perhatian adalah kritik terhadap salah seorang perawat di Clinique Suisse. Ia menyebut akun @ayin_kk, yang diduga merupakan staf klinik, dengan kalimat pedas: "Perawat @ayin_kk @cliniquesuisse halu ih serem. Dipikir gue kemasukan mbah2 gegara gue operasi di sana hahaha ngakak sue emang."

Konten ini langsung memicu reaksi netizen. Banyak yang mengecam sikap klinik yang dinilai mengabaikan protokol medis dan malah mengaitkan kondisi fisik Mee Flome dengan hal gaib. Psikolog klinis Dr. Rina Putri mengatakan, "Mengaitkan gejala neurologis dengan mitos dapat menunda penanganan darurat. Ini sangat berbahaya dan melanggar kode etik medis."

Warganet Geram: Tagar #JusticeForMeeFlome Trending
Tak hanya menjadi trending di TikTok, kisah Mee Flome juga memicu diskusi panas di Twitter dan Instagram. Ribuan netizen membanjiri kolom komentar Clinique Suisse dengan tagar #JusticeForMeeFlome dan permintaan klarifikasi. "Klinik mahal harusnya punya standar tinggi, bukan malah nyalahin 'kesurupan'. Ini kelalaian!" tulis akun @indra_septria.

Hingga artikel ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari Clinique Suisse. Namun, pantauan media menunjukkan beberapa dokter dan praktisi medis turut bereaksi. "Kalau benar terjadi overdosis anestesi, ini jelas malpraktik. Pasien harus dirujuk ke rumah sakit segera, bukan disuruh ritual atau ditelantarkan," kata dr. Faris Rahman dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Industri Kecantikan RI di Ujung Tanduk: Perlukah Regulasi Lebih Ketat?
Kasus ini memicu pertanyaan besar tentang regulasi industri kecantikan di Indonesia. Data dari BPOM RI menyebut, jumlah klinik kecantikan di Jabodetabek meningkat 300% sejak 2020. Sayangnya, banyak klinik beroperasi tanpa sertifikasi medis resmi, terutama dalam pemberian anestesi atau prosedur invasif.

Menurut pakar hukum kesehatan Prof. Maria Ulfa, kasus seperti ini bisa menjadi awal untuk revisi Permenkes No. 1796/2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Estetika. "Harus ada batas jelas antara perawatan kecantikan biasa dan prosedur medis. Tim medis pun wajib memiliki sertifikasi khusus, bukan sekadar estetikawan," tegasnya.

Baca juga: Biodata Tampang Sarifah Suraidah Istri Rudy Mas’ud Gubernur Kaltim yang Menuding Dedi Mulyadi Sebagai Gubernur Konten, Lengkap dari Umur, Agama dan IG

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya