Bagaimana Bisa Bayi Hilang dalam Kandungan di Umur 9 Bulan Kehamilan? Begini Penjelasan Medis yang Kini Tengah Viral

Bagaimana Bisa Bayi Hilang dalam Kandungan di Umur 9 Bulan Kehamilan? Begini Penjelasan Medis yang Kini Tengah Viral

tanda tanya-pixabay-

Bagaimana Bisa Bayi Hilang dalam Kandungan di Umur 9 Bulan Kehamilan? Begini Penjelasan Medis yang Kini Tengah Viral
Viral Video Pasangan Alami Kehamilan 9 Bulan Tapi Bayi Mendadak Hilang, Begini Penjelasan Medisnya
Belakangan ini, jagat media sososial dihebohkan dengan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan kisah pasangan suami istri (pasutri) yang mengalami pengalaman langka dan mengejutkan. Dalam video tersebut, pasutri tersebut mengaku telah menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin, termasuk melakukan USG berkala, namun saat usia kandungan mencapai sembilan bulan, janin dalam kandungan tiba-tiba tidak terdeteksi lagi.

Kasus ini menjadi viral setelah dr. Suryo Bawono SpOG dari Pekanbaru mengunggah cerita pasien tersebut melalui akun TikTok @drsuryo. Video tersebut langsung membuat publik penasaran sekaligus bingung, karena bagaimana mungkin janin yang sempat terlihat jelas dalam hasil USG bisa “menghilang” begitu saja?



Kronologi Kasus: Janin Terlihat Jelas dalam USG, Tapi Menghilang di Usia Kandungan 9 Bulan
Dalam unggahan tersebut, dr. Suryo menjelaskan bahwa pasutri itu datang dengan membawa beberapa bukti berupa foto hasil USG dari berbagai tahapan kehamilan. Foto-foto tersebut menunjukkan gambar janin yang tampak sempurna dan sehat. Namun, ketika dilakukan pemeriksaan ulang di bidan tempat biasanya mereka kontrol, tak ditemukan tanda-tanda kehamilan sama sekali.

Sontak hal ini membuat dr. Suryo sendiri merasa heran. Ia bahkan menyatakan bahwa fenomena seperti ini sangatlah tidak masuk akal secara medis.

“Kok kayak gak masuk ini ya, nggak masuk akal apa nggak masuk secara medis gimana penjelasannya,” ujar dr. Suryo dalam video tersebut.



Ia juga mengaku belum pernah mengalami kasus serupa selama bertahun-tahun praktik sebagai dokter kandungan.

Apakah Ini Mungkin Terjadi Secara Medis?
Untuk menjawab pertanyaan besar ini, kita perlu mendengarkan pendapat para ahli medis, khususnya dokter spesialis kebidanan dan kandungan. dr. Riza Marlina, salah satu pakar di bidang obstetri, memberikan penjelasan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dalam situasi seperti ini.

Menurut dr. Riza, jika janin sempat terdeteksi pada awal kehamilan — misalnya sebelum usia 20 minggu — lalu kemudian hilang, maka kemungkinan besar itu adalah kasus keguguran komplit. Dalam kondisi ini, janin memang sempat tertanam dan berkembang, tetapi kemudian terjadi keguguran alami hingga semua jaringan kehamilan keluar dari rahim.

Namun, jika janin “hilang” pada usia kehamilan tua, seperti sembilan bulan atau lebih dari 28 minggu, maka ini sangat jarang terjadi secara medis. Di usia tersebut, ukuran janin sudah cukup besar dan akan sangat mudah terdeteksi melalui pemeriksaan fisik maupun USG.

“Jadi kalau sampai di trimester ketiga janin ‘menghilang’, itu sangat tidak logis. Harus diteliti lebih lanjut apakah memang benar ada janin sejak awal atau ada faktor lain yang mendasari,” jelas dr. Riza.

Ada Kemungkinan Kesalahan Diagnosis Awal?
Salah satu penjelasan yang paling mungkin adalah adanya kesalahan diagnosis pada awal kehamilan. Misalnya, adanya pseudosark (kehamilan palsu) atau mungkin janin yang terlihat dalam USG sebenarnya adalah janin dari kehamilan sebelumnya yang tidak berkembang, atau mungkin hanya artefak pencitraan.

Selain itu, bisa juga terjadi kehamilan ektopik yang kemudian mengalami regresi atau resorpsi spontan. Namun, dalam kasus ini, pasutri mengklaim telah melakukan USG berkali-kali, sehingga kemungkinan besar dokter harus bisa mendeteksi jenis kehamilan tersebut.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya