Profil Marullah Matali, Sekda DKI yang Dilaporkan ke KPK atas Dugaan Nepotisme dan Penyalahgunaan Jabatan

Marulla-Instagram-
Profil Marullah Matali, Sekda DKI yang Dilaporkan ke KPK atas Dugaan Nepotisme dan Penyalahgunaan Jabatan
Nama Marullah Matali kembali menjadi sorotan publik setelah ia dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh salah seorang aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Laporan tersebut mencuat lantaran dugaan praktik nepotisme dan penyalahgunaan jabatan yang melibatkan anggota keluarganya.
Dalam laporan yang diterima KPK, terungkap bahwa Marullah diduga telah menempatkan kerabat dekatnya dalam sejumlah posisi strategis di jajaran birokrasi DKI Jakarta. Hal ini pun memicu pertanyaan besar di tengah masyarakat mengenai integritas pemerintahan Ibu Kota serta komitmen pihak eksekutif dalam menjaga prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Kronologi Dugaan Nepotisme yang Diadukan
Laporan itu dibuat oleh Wahyu Handoko, seorang ASN di lingkungan Pemprov DKI, yang menyebut bahwa Marullah Matali telah melakukan konflik kepentakan dengan menempatkan anak kandungnya, Muhammad Fikri Makarim atau akrab disapa Kiky, sebagai Tenaga Ahli Sekda DKI. Langkah ini dinilai melanggar aturan internal Pemprov DKI dan bertentangan dengan prinsip etika penyelenggaraan pemerintahan.
Selain itu, Wahyu juga menyebut adanya indikasi pengaruh Kiky dalam proses pengadaan proyek di lingkungan DKI Jakarta. Jika benar terjadi, hal ini bisa membuka potensi konflik kepentingan yang berujung pada korupsi sistemik.
Tidak sampai di situ, laporan juga menyebutkan bahwa Faisal Syafruddin, mantu dari keponakan Marullah, dikabarkan mendapat jabatan Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) DKI Jakarta. Posisi strategis ini semakin memperkuat dugaan bahwa Marullah melakukan politik patronase untuk kepentingan keluarga.
Rekam Jejak Karier Marullah Matali
Marullah Matali, yang memiliki nama lengkap lengkap dengan gelar Marullah Matali, Lc., M.Ag., adalah sosok birokrat senior yang telah cukup lama berkarya di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ia saat ini menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi DKI sejak tahun 2024.
Namun, bukan kali pertama Marullah menduduki jabatan tinggi di ibu kota. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Sekda DKI pada periode 2021 hingga 2022. Sebelum naik ke posisi strategis tersebut, Marullah pernah menjabat sebagai Kepala Sekretariat Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Pariwisata, hingga menjadi Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Pada masa kepemimpinannya sebagai Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah dikenal cukup vokal dalam upaya penataan ruang publik dan penegakan ketertiban umum. Setelah itu, ia dipercaya menjadi Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata, di mana ia turut aktif dalam pengembangan destinasi wisata lokal serta pelestarian budaya Betawi.
Kembali Dipercaya Menjadi Sekda DKI
Pada 8 November 2024, Marullah Matali kembali dipilih oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta. Keputusan ini sempat menuai pro dan kontra di kalangan pegawai negeri maupun masyarakat luas.
Sebagai jabatan tertinggi di birokrasi DKI, Sekda memiliki tanggung jawab besar sebagai motor penggerak roda pemerintahan. Namun, kini jabatan itu sedang diselimuti tanda tanya besar pasca-laporan dugaan nepotisme yang dilayangkan Wahyu Handoko ke KPK.
Respons KPK dan Harapan Publik
Hingga berita ini diturunkan, KPK belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan tersebut. Namun, lembaga antirasuah itu telah mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima laporan dari masyarakat dan akan menindaklanjutinya sesuai mekanisme hukum yang berlaku.
Masyarakat DKI Jakarta, khususnya para pegawai negeri dan aktivis anti-korupsi, berharap agar kasus ini ditelusuri secara transparan dan objektif. Mereka ingin pemerintah daerah tetap menjunjung tinggi nilai-nilai meritokrasi, profesionalisme, dan independensi dalam pengelolaan sumber daya manusia.