Siapa Pemilik Akun Pixel Helper? Viral Usai Unggah Foto dan Video Mempromosikan LGBT Berlatar Ka'bah di Mekkah

Pixel-Instagram-
Siapa Pemilik Akun Pixel Helper? Viral Usai Unggah Foto dan Video Mempromosikan LGBT Berlatar Ka'bah di Mekkah
Heboh Video Kontroversi Pixel Helper dengan Latar Ka'bah Mekah, Sorotan Publik dan Dunia Internasional Mengarah ke Jerman
Baru-baru ini jagat media sosial Indonesia dihebohkan oleh sebuah video yang memicu kemarahan publik, khususnya umat Islam. Video tersebut diunggah melalui akun Instagram @pixelhelper, yang menampilkan latar belakang Masjidil Haram dan Kabah di Mekah—dua tempat suci paling sakral dalam agama Islam—dengan nuansa promosi simbol-simbol LGBT.
Aksi yang dilakukan oleh akun tersebut dinilai sangat sensitif dan tidak menghormati nilai-nilai agama serta budaya. Video yang telah ditonton lebih dari 8,8 juta kali ini langsung memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, baik di dalam maupun luar negeri.
Video Berlatar Ka'bah Tuai Kecaman Luas
Dalam video tersebut terlihat rekayasa visual menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence), di mana Ka'bah dikelilingi oleh sejumlah individu yang mengenakan atribut warna pelangi, simbol gerakan LGBT. Adegan tersebut tentu saja menyulut amarah banyak pihak, karena dianggap melecehkan tempat ibadah paling suci bagi umat Islam.
Kabar tentang video ini pun cepat menyebar luas di berbagai platform media sosial, termasuk Twitter, TikTok, hingga forum-forum diskusi online. Banyak warganet yang langsung meminta agar konten tersebut dilaporkan dan akunnya diblokir atau dihapus.
“Report,” tulis salah satu pengguna Instagram @airlangga.u di kolom komentar unggahan tersebut. “Mereka kira mereka keren, padahal neraka udah nungguin... report,” tambah akun lain bernama @ikmahr. Sementara itu, ada juga yang memberikan komentar tajam seperti “Laknat,” dari akun @jihanharhara.
Konten Kreator Indonesia Turut Bereaksi
Selain netizen biasa, sejumlah figur publik dan konten kreator Tanah Air turut menyuarakan penolakan terhadap aksi provokatif tersebut. Mereka mengecam keras upaya memanfaatkan simbol-simbol agama untuk kepentingan politik identitas atau promosi ideologi tertentu.
Beberapa tokoh agama dan aktivis juga ikut menyerukan pentingnya menjaga kesucian tempat-tempat ibadah dari segala bentuk eksploitasi. Mereka menegaskan bahwa setiap agama memiliki hak untuk dihormati dan tidak boleh digunakan sebagai alat propaganda kelompok tertentu.
Siapa di Balik Akun Pixel Helper?
Akun Instagram @pixelhelper ternyata merupakan bagian dari organisasi seni dan aktivisme bernama Pixel Helper , yang berbasis di Jerman. Organisasi ini didirikan oleh seorang seniman cahaya asal Jerman bernama Oliver Bienkowski , yang dikenal sering membuat proyek seni yang kontroversial dan penuh makna politik.
Melalui akun Instagram pribadinya, @lightartist, Oliver mencantumkan bio yang menyebut dirinya sebagai founder Pixel Helper. Ia juga sering membagikan karya seni yang memanipulasi cahaya dan ruang untuk menyampaikan pesan-pesan sosial serta kritik terhadap struktur masyarakat modern.
Namun, dalam kasus video dengan latar Ka'bah ini, kritik yang dilontarkan oleh Pixel Helper justru dinilai menabrak batas norma dan etika, khususnya dalam konteks menghormati keyakinan agama orang lain.
Pixel Helper dan Rekam Jejak Kontroversi
Pixel Helper bukan kali pertama terlibat dalam aksi seni yang menuai protes dari masyarakat internasional. Sebelumnya, mereka pernah melakukan proyek seni dengan tema-tema yang mengkritik institusi agama, kapitalisme, hingga isu lingkungan hidup.
Salah satu proyek mereka yang sempat viral adalah ketika mereka memproyeksikan logo palang merah dalam versi "palang hijau" ke bangunan rumah sakit, sebagai sindiran terhadap sistem kesehatan di beberapa negara. Namun, proyek-proyek semacam ini sering kali menimbulkan reaksi dua sisi: ada yang mengapresiasi sebagai bentuk seni kritis, tetapi banyak pula yang mengecam karena dinilai tidak sensitif.
Tanggung Jawab Platform Media Sosial Diperlukan
Kasus ini juga membuka pertanyaan besar tentang tanggung jawab platform media sosial seperti Instagram dalam memoderasi konten-konten yang bersifat ofensif atau melecehkan. Meskipun video tersebut sudah dihapus atau dibatasi oleh pihak Instagram, namun jumlah penyebarannya sudah cukup masif sebelum tindakan dilakukan.
Pakar media digital menyebut bahwa platform harus lebih proaktif dalam mendeteksi dan menghentikan penyebaran konten yang bisa memicu konflik antarumat beragama atau kelompok masyarakat tertentu.
Baca juga: Nenek Chiyo Pakai Ninjutsu Jenis Apa Untuk Menghidupkan Gaara?