Dua dari empat sektor yang menjadi fokus dalam regulasi Peta Jalan Digital 2021 – 2024 oleh pemerintah adalah infrastruktur dan masyarakat digital. Dari sisi infrastruktur digital, pemerintah melanjutkan proyek pembangunan serat fiber sepanjang 348,000 di seluruh Indonesia.
Untuk mencapai masyarakat digital yang adaptif, pembangunan infrastruktur digital ini juga harus bersamaan dengan pembangunan sarana pendidikan yang menunjang SDM, terutama di wilayah-wilayah remote dan perbatasan. Tidak seperti di perkotaan yang menerapkan online learning, sekolah di daerah remote masih menjadi tempat penting untuk menuntut ilmu.
Mewujudkan hal ini, Niagahoster dan Hostinger yang tergabung dalam Hostinger International Group, menginisiasi sebuah proyek corporate social responsibility berupa Renovasi SMP Wali Ate, Sumba Barat Daya, NTT. Wilayah NTT menjadi prioritas karena termasuk dalam salah satu provinsi dengan kategori termiskin di Indonesia.
“Bangunan sekolah masih menjadi sarana utama menuntut ilmu di daerah-daerah remote Indonesia. Terlebih di masa pandemi, bangunan sekolah yang aman, bersih, dan menunjang protokol kesehatan sangat diperlukan. Untuk itulah renovasi sekolah ini menjadi prioritas kami.” ungkap Ayunda.
Untuk mengeksekusi proyek ini, Niagahoster dan Hostinger bekerja sama dengan Happy Hearts Indonesia (HHI) sebagai mitra lokal. Dalam pembangunannya, HHI juga melibatkan warga lokal dan menggunakan material lokal sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat Wali Ate.