Kapal Induk AS Terekam di Laut Aceh, Rieke Diah Pitaloka Singgung Isu Sengketa 4 Pulau dan Geostrategi Maritim Indonesia

Kapal-Instagram-
Momentum untuk Refleksi Strategi Maritim Nasional
Kejadian ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk kembali mengevaluasi strategi maritimnya. Di tengah meningkatnya aktivitas maritim internasional, termasuk kunjungan kapal-kapal perang negara besar seperti AS, China, India, dan Rusia di kawasan Indo-Pasifik, Indonesia ditantang untuk memperkuat postur maritimnya.
Langkah-langkah seperti peningkatan kapasitas TNI Angkatan Laut, pembangunan infrastruktur maritim, hingga diplomasi maritim perlu diperkuat agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton di lautan sendiri.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia harus mampu menjaga integritas wilayahnya sekaligus memanfaatkan potensi kelautannya secara maksimal. Dan untuk itu, sinergi antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat, serta lembaga pertahanan harus ditingkatkan.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan maupun Kementerian Luar Negeri terkait keberadaan kapal induk AS di Laut Aceh. Namun, isu ini telah memicu diskusi luas di ruang publik, baik di media sosial maupun di kalangan akademisi dan aktivis maritim.
Bagi masyarakat Aceh, khususnya warga Pulau Banyak dan sekitarnya, isu ini bukan hanya soal politik dan hukum, tetapi juga soal hidup dan matinya identitas mereka sebagai bagian dari NKRI. Dan bagi Indonesia, ini adalah ujian nyata akan kemampuan menjaga kedaulatan di tengah arus globalisasi yang semakin deras.