Tragedi Kapal Terbalik di Maluku Tenggara: Dua Mahasiswa UGM Meninggal Dunia, Cuaca Buruk Diduga Jadi Penyebab

Ugm-Instagram-
Tragedi Kapal Terbalik di Maluku Tenggara: Dua Mahasiswa UGM Meninggal Dunia, Cuaca Buruk Diduga Jadi Penyebab
Sebuah tragedi menimpa rombongan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang menjalani kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah Maluku Tenggara. Sebuah kapal yang mereka tumpangi terbalik di Perairan Ohio, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara pada Selasa (18/4), menyebabkan dua orang meninggal dunia dan sembilan lainnya selamat.
Insiden ini langsung menjadi sorotan publik, terutama kalangan akademisi dan warganet di media sosial. Banyak pihak turut berduka atas kehilangan dua jiwa muda yang masih dalam masa pendidikan tinggi tersebut.
Identitas Korban Meninggal Dunia
Berdasarkan informasi yang beredar melalui unggahan di media sosial, khususnya dari akun X @SevenFeeds, telah terungkap identitas kedua korban yang meninggal dunia akibat peristiwa naas tersebut.
Kedua korban adalah Bagus Adi Prayogo (22) dan Septian Eka Rahmadi. Awalnya, Bagus sempat dinyatakan hilang setelah kapal terbalik, namun tim Basarnas berhasil menemukan jasadnya beberapa saat kemudian setelah melakukan pencarian intensif.
Sementara itu, korban selamat terdiri dari lima mahasiswa UGM lainnya, yaitu Daeren, Arva, Ridwan, Afifudin, dan Pratista. Selain itu, lima warga Desa Debut yang juga berada di kapal yang sama berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat dan langsung dibawa ke RSUD Satsuitubun untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Kronologi Kecelakaan Kapal
Peristiwa nahas tersebut terjadi ketika rombongan mahasiswa UGM beserta warga lokal hendak menuju lokasi KKN menggunakan kapal kayu. Sayangnya, cuaca ekstrem dan gelombang laut yang cukup tinggi diduga menjadi penyebab utama insiden kapal terbalik.
Menurut sumber lapangan, sebelum kejadian memang terjadi hujan deras disertai angin kencang di sekitar perairan tersebut. Meski demikian, penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan pihak otoritas terkait.
Reaksi Universitas dan Warganet
Rektor dan seluruh civitas akademika Universitas Gadjah Mada menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah yang menimpa dua mahasiswanya. Mereka mengimbau kepada seluruh keluarga besar UGM untuk mendoakan almarhum agar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.
Di media sosial, banyak warganet yang ikut menyampaikan dukungan serta doa bagi para korban. Salah satu komentar menyentuh datang dari akun X @sigitbagasp yang menulis, “Turut berduka cita mendalam atas berpulangnya teman, saudari kami. Semoga almarhum diberikan tempat terbaik di sisi-Nya.”
Namun, tidak sedikit pula warganet yang penasaran dengan pelaksanaan KKN UGM yang dilakukan di luar Pulau Jawa, padahal biasanya program tersebut dilakukan di lingkungan DIY atau Jawa Tengah.
“Btw, KKN UGM kok sampai Maluku ya? Biasanya sekitaran Jateng DIY aja,” tulis salah satu pengguna Twitter dengan akun @ibuerte_04.
Tanggapan Pihak UGM
Dalam rilis resminya, UGM menyampaikan bahwa program KKN memang tidak terbatas hanya di wilayah Jawa saja. Setiap tahunnya, KKN UGM digelar di berbagai daerah di Indonesia sebagai bagian dari pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang membutuhkan kontribusi tenaga muda dan ilmu pengetahuan.
Pihak universitas juga tengah melakukan evaluasi terhadap rencana dan pelaksanaan KKN di lokasi-lokasi yang memiliki risiko geografis tinggi seperti wilayah pesisir dan kepulauan.
Upaya Pemulihan dan Evaluasi Pasca-Tragedi
Setelah kejadian ini, pihak UGM bersama instansi terkait akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme keselamatan dalam program KKN, terutama terkait transportasi antar pulau. Tim investigasi gabungan dari universitas, Basarnas, dan pemerintah daerah setempat telah mulai bekerja untuk mengumpulkan fakta-fakta lapangan.
Selain itu, pihak universitas juga berkomitmen untuk memberikan pendampingan psikologis kepada mahasiswa selamat dan keluarga korban yang ditinggalkan.
Doa Bersama dari Keluarga dan Teman
Di Yogyakarta, keluarga besar Fakultas Ilmu Budaya UGM menggelar doa bersama untuk korban meninggal dunia. Ribuan mahasiswa, alumni, serta tokoh masyarakat turut hadir dalam acara tersebut, menunjukkan betapa besar dukungan moral yang diberikan kepada keluarga almarhum.
Doa juga mengalir dari berbagai pihak di Maluku, tempat dimana korban selamat masih menjalani pemulihan. Warga setempat bahkan menyampaikan apresiasi atas dedikasi mahasiswa UGM dalam membantu pembangunan desa mereka sebelum tragedi terjadi.