Tragedi Bullying di Cilacap: Siswa Berkebutuhan Khusus Meninggal Dunia Setelah Dianiaya Selama 1 Tahun

Tragedi Bullying di Cilacap: Siswa Berkebutuhan Khusus Meninggal Dunia Setelah Dianiaya Selama 1 Tahun

ilustrasi-pixabay-

Tragedi Bullying di Cilacap: Siswa Berkebutuhan Khusus Meninggal Dunia Setelah Dianiaya Selama 1 Tahun

Sebuah tragedi memilukan terjadi di wilayah Cilacap, Jawa Tengah. Seorang siswa berinisial F (12), yang diketahui merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK), meninggal dunia diduga akibat perundungan atau bullying yang berlangsung selama kurang lebih satu tahun.



Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah viral melalui unggahan media sosial, khususnya di platform Twitter. Akun @jateng_twit mengunggah informasi tentang kasus tersebut pada tanggal 2 Juli 2025 lalu, lengkap dengan bukti berupa video dan tangkapan layar percakapan yang menceritakan penderitaan korban sebelum meninggal dunia.

Bullying Terstruktur Selama 1 Tahun
Menurut narasi yang tersebar, Fikri—sapaan akrab almarhum—telah mengalami tindakan kekerasan fisik maupun psikis secara terus-menerus dari rekan-rekan sekolahnya. Peristiwa ini tidak terjadi dalam waktu singkat, tetapi berlangsung selama 12 bulan lamanya, hingga akhirnya menyebabkan trauma mendalam bahkan kematian.

Dalam video berdurasi 55 detik yang ikut dibagikan, tampak Fikri menangis sambil memeluk sebuah pohon. Para pelaku terlihat dengan sengaja menggoyang-goyangkan batang pohon agar Fikri turun. Alih-alih meminta pertolongan, Fikri memilih bertahan di atas pohon karena takut akan ancaman dari teman-temannya.



Pihak keluarga sempat melaporkan kasus ini kepada pihak sekolah, yaitu MI Ma'arif 02 Widarapayung Kulon, Cilacap. Namun sayangnya, laporan tersebut tidak ditanggapi dengan serius. Keluarga merasa bahwa pihak sekolah cenderung diam seribu bahasa meskipun sudah diberi informasi berkali-kali.

Tidak Ada Respons Serius dari Sekolah
“Sekolah seperti membiarkan ini terjadi. Padahal kami sudah beberapa kali datang untuk melaporkan,” ujar salah satu anggota keluarga korban yang enggan disebutkan namanya.

Akibat perlakuan buruk itu, kondisi mental dan fisik Fikri semakin memburuk. Ia mulai menunjukkan gejala depresi berat dan ketakutan ekstrem terhadap lingkungan sekolah. Sayangnya, intervensi medis maupun dukungan psikologis tidak diberikan secara memadai oleh pihak sekolah.

Viral di Media Sosial dan Menuai Banyak Simpati
Setelah dipublikasikan, unggahan tentang kasus bullying ini langsung menjadi viral. Lebih dari 28.300 pengguna Twitter telah melihat unggahan tersebut, dan banyak netizen yang memberikan komentar dukungan serta kemarahan atas sikap pihak sekolah.

Beberapa netizen menyebut bahwa pelaku adalah cucu dari kepala sekolah setempat, yang sebelumnya juga pernah terlibat dalam kasus serupa saat masih di PAUD. Hal ini semakin membuat publik geram karena dinilai ada bentuk pembiaran terhadap perilaku pelaku.

Akun @pohonkeringku menulis:

“Pelaku cucunya Kepala Sekolah dan pernah ngebully juga pas Paud. Sekolah ini juga punya kasus PIP yang belum kelar.”

Sementara itu, akun @jukijukijjk1 menyampaikan rasa kesedihan dan penyesalan mendalam atas sikap masyarakat yang terlalu lama membiarkan kekerasan terus terjadi:

“Nangis ya Allah, kenapa sih kita jadi orang dewasa yang enabler, membiarkan perundungan demi perundungan terus terjadi makin banyak korban. Ngerasa gagal banget jadi manusia.”

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya