Kasus Penganiayaan Kepala Puskesmas di Polewali Mandar: Salah Tangkap atau Ada Niat Lain?

Kasus Penganiayaan Kepala Puskesmas di Polewali Mandar: Salah Tangkap atau Ada Niat Lain?

Polewali-Instagram-

Kasus Penganiayaan Kepala Puskesmas di Polewali Mandar: Salah Tangkap atau Ada Niat Lain?

Polewali Mandar, Sulawesi Barat kembali menjadi sorotan publik setelah terjadi peristiwa memilukan yang menimpa seorang aparatur kesehatan. Jamaluddin, Kepala Puskesmas Alu, dilaporkan menjadi korban penganiayaan oleh oknum polisi saat tengah mengamati proses eksekusi lahan di Dusun Paludai, Desa Katumbangan Lemo, pada Minggu, 6 Juli 2025. Insiden ini sontak membuat geger masyarakat, apalagi korban harus menjalani operasi darurat akibat pendarahan otak.



Kronologi Penangkapan dan Penganiayaan
Kejadian bermula ketika aparat kepolisian melakukan eksekusi lahan sengketa antara warga dengan salah satu pihak pemohon. Saat itu, Jamaluddin sedang berada di lokasi sebagai warga yang ingin melihat secara langsung proses penyelesaian konflik agraria tersebut. Namun, entah karena kesalahpahaman atau alasan lain, Jamaluddin justru ditangkap dan diduga dianiaya oleh oknum polisi yang bertugas.

Menurut informasi yang beredar, Jamaluddin sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Depu untuk mendapatkan pertolongan medis. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa ia mengalami pendarahan otak yang cukup parah sehingga harus segera menjalani operasi. Keadaannya pun sempat membuat keluarga dan rekan kerja khawatir akan keselamatannya.

Reaksi dari Wakil Gubernur Sulbar
Peristiwa ini tidak hanya menyita perhatian masyarakat lokal, tetapi juga mendapat respons dari pejabat daerah. Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S Mengga, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian tersebut. Ia menyerukan agar kasus ini diusut tuntas dengan transparan dan adil.



"Kami sangat prihatin atas insiden ini. Tidak ada ruang bagi kekerasan dalam bentuk apa pun, apalagi jika dilakukan oleh aparatur negara. Kami minta semua pihak tetap tenang dan percayakan proses hukum kepada pihak berwenang," ujar Salim saat memberikan pernyataan resmi.

Bantahan Polres Polewali Mandar
Di sisi lain, Kapolres Polewali Mandar, AKBP Anjar Purwoko, membantah keras dugaan bahwa Jamaluddin merupakan korban salah tangkap atau penganiayaan oleh oknum polisi. Menurutnya, Jamaluddin ditangkap karena terlihat berada di barisan depan massa saat terjadi aksi pelemparan batu dan ricuh di lokasi eksekusi.

Anjar menegaskan bahwa penangkapan Jamaluddin dilakukan sesuai prosedur dan dalam konteks upaya aparat untuk meredam eskalasi kerusuhan. Lebih lanjut, ia menyebut bahwa luka-luka yang dialami Jamaluddin bukan disebabkan oleh anggota kepolisian, melainkan akibat pemukulan dari sejumlah warga dari pihak pemohon yang turut hadir di lokasi kejadian.

Empat Orang Diamankan Terkait Kasus Ini
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian telah mengamankan empat orang yang diduga terlibat dalam penganiayaan terhadap Jamaluddin. Mereka kini sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut guna mengungkap fakta-fakta di balik insiden yang menuai banyak kecaman dari berbagai kalangan tersebut.

Penyelidikan terus dilanjutkan untuk memastikan siapa saja pelaku utama dan apakah ada indikasi pelanggaran prosedur atau bahkan penyalahgunaan wewenang dalam penanganan massa saat eksekusi lahan berlangsung.

Baca juga: Viral Oknum Sopir Grab Cekcok dengan Penumpang, Netizen Ramai-Ramai Beri Komentar Pedas

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya