Indonesia Terancam Diblacklist Jepang sebagai Pengirim Peserta Magang? Neo Japan Bongkar Isi Rapat Direksi di Negeri Sakura

Neo-Instagram-
Indonesia Terancam Diblacklist Jepang sebagai Pengirim Peserta Magang? Neo Japan Bongkar Isi Rapat Direksi di Negeri Sakura
Update terbaru dari Jepang: Kasus kriminal yang melibatkan peserta magang asal Indonesia mungkin akan berdampak besar pada kebijakan pemerintah Jepang ke depannya.
Baru-baru ini, informasi mengejutkan datang dari YouTuber populer bernama Neo Japan. Melalui unggahan terbarunya di akun Instagram resmi @neojapan.official, Dian, nama asli Neo Japan, membongkar hasil pertemuan penting antara jajaran direksi dan penanggung jawab program peserta magang di Jepang.
Pertemuan tersebut digelar menyusul meningkatnya kasus kejahatan yang dilakukan oleh pendatang asing, termasuk dari kalangan pekerja migran asal Indonesia (PMI). Hal ini memicu kekhawatiran serius dari pihak pemerintah maupun serikat pekerja di Jepang.
Awalnya Diterima Baik, Kini Indonesia Terancam Diblokir
Dalam video yang diunggah dan menjadi viral, Dian menjelaskan bahwa awalnya Jepang sangat terbuka untuk menerima pekerja asal Indonesia. Program peserta magang atau internship dari Indonesia bahkan sempat dianggap sebagai salah satu kerja sama ketenagakerjaan yang potensial.
Namun sayangnya, sejumlah kasus pencurian, penggelapan, hingga pelanggaran aturan kerja membuat persepsi publik Jepang mulai berubah. Banyak WNI yang diketahui kabur dari tempat magang mereka atau tidak mengikuti prosedur yang ditentukan.
“Serikat pekerja di sana bilang, mereka pernah punya niat baik untuk tetap menerima warga negara Indonesia. Tapi ternyata banyak dari PMI kita yang tidak bisa menyesuaikan diri, malah bikin masalah,” ujar Dian dalam narasi video yang ia bagikan.
Tidak Semua Buruk, Ini Kata Neo Japan
Meski demikian, Dian mencoba memberikan pandangan yang lebih seimbang. Ia menegaskan bahwa tidak semua pekerja migran Indonesia bersalah. Masalah utama, menurutnya, adalah sistem rekrutmen dan pelatihan yang kurang ketat di sisi agen pengirim di Indonesia.
“Jadi bukan soal bangsa atau etnis, tapi soal siapa yang diberangkatkan. Kalau seleksinya ketat, pelatihan memadai, maka risiko pelaku kriminal pasti bisa diminimalisir,” tuturnya.
Neo Japan juga menyoroti pentingnya peran pemerintah Indonesia dalam memastikan bahwa setiap calon peserta magang benar-benar sudah dipersiapkan secara mental, bahasa, dan budaya sebelum diberangkatkan ke Jepang.
Kekhawatiran Serius dari Serikat Pekerja Jepang
Lebih lanjut, dalam rapat tersebut, pihak serikat pekerja di Jepang menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian serupa yang pernah terjadi dengan peserta magang dari Vietnam beberapa tahun lalu.
Saat itu, puluhan peserta magang Vietnam hilang kontak dan diduga terlibat dalam jaringan kriminal di Jepang. Akibatnya, Jepang sempat menyetop seluruh program magang dari negara tersebut selama beberapa bulan.
“Mereka khawatir hal yang sama akan terjadi lagi, apalagi jika pemerintah Indonesia tidak menunjukkan komitmen kuat untuk memperbaiki kualitas peserta magang,” kata Dian mengutip pernyataan resmi serikat pekerja Jepang.
Apa Langkah Selanjutnya?
Dengan adanya informasi ini, banyak pihak mulai mempertanyakan nasib program magang Indonesia ke Jepang ke depannya. Apakah akan ada evaluasi menyeluruh? Atau justru pembatasan bahkan larangan pemberangkatan?