Sister Hong China: Siapa Dia dan Apa yang Membuat Kasus Uncle Red Viral?

Sister hong-Instagram-
Sister Hong China: Siapa Dia dan Apa yang Membuat Kasus Uncle Red Viral?
Dunia maya digemparkan dengan munculnya sosok kontroversial bernama Sister Hong , seorang pria paruh baya dari Nanjing, Tiongkok, yang menjadi viral karena aksi kriminalnya. Ia dikenal juga dengan julukan Uncle Red atau "Paman Merah" di kalangan pengguna internet.
Kasus ini mencuat setelah polisi menangkap Jiao (nama asli pelaku), pada 5 Juli 2025 lalu, karena terlibat dalam kasus perekaman ilegal serta penyebaran materi pornografi secara daring. Kejadiannya pun langsung menjadi topik panas di berbagai platform media sosial Tiongkok hingga membuat banyak netizen terkejut dan penasaran.
Siapa Sebenarnya Sister Hong?
Jiao, yang membangun persona sebagai Sister Hong , adalah seorang pria yang gemar melakukan cross-dressing alias mengenakan pakaian perempuan. Dalam usia yang disebut-sebut mencapai 60-an tahun (meskipun ada versi lain menyatakan ia berusia 36 tahun), Jiao berhasil membangun citra palsu di dunia maya sebagai seorang wanita feminin.
Di akun media sosialnya, ia menggunakan foto-foto yang telah diedit sedemikian rupa untuk menampilkan kesan seperti perempuan sungguhan. Ia juga menggunakan wig, riasan tebal, rok panjang, dan teknik vokal yang dimanipulasi agar suaranya terdengar lebih lembut.
Ia mengaku sebagai seorang janda yang mencari cinta dan perhatian dari para pria. Di profilnya, ia membagikan aktivitas rumah tangga seperti memasak, berkebun, dan kehidupan sehari-hari yang tampak biasa saja. Namun, dibalik tampilannya yang sederhana, tersimpan niat kriminal yang sangat serius.
Modus Operandi yang Licik
Setelah mendapatkan perhatian dari banyak pria, Jiao mulai mengundang mereka datang ke apartemennya. Awalnya, ia menawarkan pertemuan santai, bahkan beberapa kali menjanjikan “layanan seksual gratis” tanpa biaya uang tunai. Syaratnya, korban hanya diminta membawa hadiah kecil seperti buah-buahan, susu, minyak goreng, atau alat-alat rumah tangga.
Namun, siapa sangka bahwa semua interaksi tersebut direkam secara diam-diam oleh kamera tersembunyi yang ia pasang di apartemen. Video-video itu kemudian diunggah ke sebuah grup komunitas online berbayar, yang bisa diakses oleh anggota yang membayar sebesar 150 yuan (sekitar US$21) per orang.
Berdasarkan pengakuannya sendiri, Jiao mengklaim telah berhubungan badan dengan lebih dari 1.600 pria selama kurang lebih tiga tahun terakhir. Meski jumlah tersebut masih dipertanyakan, namun hal ini cukup menunjukkan betapa luasnya jaringan korbannya.
Penyebaran Video Porno & Reaksi Publik
Yang membuat kasus ini semakin memicu kehebohan adalah fakta bahwa video tersebut disebarluaskan tanpa izin dari para pihak yang bersangkutan. Banyak korban yang merasa dicabuli martabatnya, apalagi beberapa dari mereka dikenali oleh teman, keluarga, atau kolega kerja.
Beberapa korban merupakan mahasiswa, pekerja profesional, pegawai pusat kebugaran, hingga warga negara asing. Hal ini tentu saja memperluas cakupan kekhawatiran akan risiko penyakit menular seksual, terutama karena Jiao dikabarkan melakukan hubungan intim tanpa kondom.
Akibatnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Nanjing turun tangan dengan menawarkan layanan pemeriksaan kesehatan bagi siapa pun yang merasa pernah terpapar atau memiliki riwayat kontak dengan pelaku.
Tangkapan Polisi & Proses Hukum
Kepolisian Kota Nanjing mulai melancarkan penyelidikan pada awal Juli 2025 setelah menerima sejumlah laporan dari publik. Setelah mengumpulkan bukti dan menelusuri jejak digital pelaku, polisi akhirnya menangkap Jiao pada 6 Juli 2025.
Dalam operasinya, polisi menyita sejumlah alat elektronik termasuk kamera tersembunyi, hard drive berisi ribuan rekaman video, serta perangkat komunikasi yang digunakan untuk mengelola grup berbayar tempat video cabul tersebut disebarkan.