AM Hendropriyono Buka Suara Soal Isu 9 Naga: Tak Perlu Dihancurkan, Cukup Ditambah dengan Naga Baru

AM Hendropriyono Buka Suara Soal Isu 9 Naga: Tak Perlu Dihancurkan, Cukup Ditambah dengan Naga Baru

Am-Instagram-

AM Hendropriyono Buka Suara Soal Isu 9 Naga: Tak Perlu Dihancurkan, Cukup Ditambah dengan Naga Baru

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, kembali menyampaikan pandangannya terkait dinamika perekonomian nasional yang tengah hangat diperbincangkan. Salah satunya adalah munculnya isu pergantian figur atau kelompok pengusaha yang selama ini akrab disebut sebagai “Sembilan Naga” dalam kancah perekonomian Indonesia.



Hendropriyono menilai, pergantian tersebut tidak perlu dilakukan dengan cara menghancurkan kelompok lama. Menurutnya, Sembilan Naga memiliki kontribusi besar bagi ekosistem bisnis dan pertumbuhan ekonomi nasional, terlebih melalui efek berganda (multiplier effect ) yang mereka ciptakan.

Tarif Impor AS Ancam Ekspor RI
Pernyataan Hendropriyono ini muncul di tengah ancaman baru dari kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang akan memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen kepada Indonesia mulai Agustus 2025 mendatang. Langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump tersebut tentu membawa dampak signifikan bagi neraca perdagangan dan ekspor Indonesia.

Menurut Hendropriyono, kondisi ini membutuhkan strategi yang cerdas dari pemerintah Indonesia. Ia pun menilai langkah Presiden Prabowo Subianto untuk menjalin kemitraan dalam forum BRICS merupakan keputusan tepat di tengah tekanan global.



“Ini memang situasi yang berat sekali. Oleh karena itu, kita harus mendukung langkah Pak Prabowo yang telah mengambil keputusan cerdas dengan masuk ke BRICS,” ujar Hendropriyono saat memberikan komentar terkait perkembangan ekonomi internasional.

Jangan Hancurkan 9 Naga Lama
Selain soal kebijakan ekonomi internasional, Hendropriyono juga menyoroti isu pergantian Sembilan Naga yang sempat ramai dibicarakan di ruang publik. Ia menegaskan bahwa kelompok pengusaha lama tidak perlu dihancurkan atau digeser secara paksa.

“Gini, sekarang ada upaya-upaya untuk mengganti sembilan naga yang selama ini disebut-sebut mendominasi ekonomi nasional dengan naga-naga baru. Menurut saya, boleh saja, tapi yang sembilan naga jangan sampai dihancurkan,” paparnya.

Ia menekankan bahwa para pelaku usaha besar yang sudah mapan memiliki peran penting dalam menggerakkan sektor informal dan menciptakan lapangan kerja secara luas. Selain itu, mereka juga memiliki jejaring bisnis yang kompleks dan saling berkaitan, sehingga jika dipaksakan untuk dihancurkan, justru bisa menimbulkan ketidakstabilan ekonomi.

“Karena mereka punya kekuatan berupa efek berganda, multiplayer effect , sehingga bisa menggerakkan ekonomi informal yang begitu besar,” lanjutnya.

Lebih Efisien Tambah Naga Baru daripada Ganti Total
Alih-alih mengganti total, Hendropriyono justru menawarkan solusi yang lebih moderat namun efektif, yaitu dengan menambah jumlah naga menjadi 18. Artinya, sembilan naga lama tetap dipertahankan, sementara sembilan naga baru ditambahkan.

Baca juga: Indonesia Terancam Diblacklist Jepang sebagai Pengirim Peserta Magang? Neo Japan Bongkar Isi Rapat Direksi di Negeri Sakura

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya