Innalillahi! Mayjen TNI (Purn) Haris Sudarno Tutup Usia di Usia 83 Tahun, Hendropriyono Sampaikan Belasungkawa di Rumah Duka

Innalillahi! Mayjen TNI (Purn) Haris Sudarno Tutup Usia di Usia 83 Tahun, Hendropriyono Sampaikan Belasungkawa di Rumah Duka

Am-Instagram-

Innalillahi! Mayjen TNI (Purn) Haris Sudarno Tutup Usia di Usia 83 Tahun, Hendropriyono Sampaikan Belasungkawa di Rumah Duka

Dunia militer dan politik Indonesia kembali kehilangan salah satu tokoh senior yang pernah memberikan kontribusi besar bagi bangsa. Mayjen TNI (Purn) Haris Sudarno menghembuskan napas terakhir pada Minggu, 3 Agustus 2025, di usia 83 tahun. Kabar duka ini langsung menyebar luas dan menyentuh hati banyak kalangan, tak terkecuali para tokoh nasional yang pernah satu barisan dengannya dalam membangun Indonesia.



Kabar meninggalnya purnawirawan perwira tinggi TNI tersebut disampaikan oleh pihak keluarga dan langsung mendapat respons dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, yang tak lama setelah mendengar kabar duka langsung menyempatkan diri melayat ke rumah duka di Jakarta.

Didampingi sang istri, Tati Hendropriyono, AM Hendropriyono tiba dengan wajah khidmat. Ia menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga almarhum. “Kehilangan Haris Sudarno adalah kehilangan besar bagi dunia militer dan kebangsaan kita. Beliau adalah sosok yang tegas, visioner, dan penuh dedikasi,” ujar Hendropriyono dalam sambutannya di sela-sela melayat.

Haris Sudarno lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 17 Desember 1941. Dari awal kariernya sebagai perwira muda hingga mencapai pangkat Mayjen TNI, nama Haris Sudarno selalu dikaitkan dengan ketegasan, loyalitas, dan kepemimpinan yang kuat. Lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang pada tahun 1965, Haris memulai karier militernya di bidang Infanteri — salah satu korps paling bergengsi di lingkungan TNI Angkatan Darat.



Sepanjang kariernya, Haris Sudarno menempati sejumlah jabatan strategis yang membuktikan kapasitasnya sebagai perwira andalan. Pada tahun 1988, ia dipercaya menjabat sebagai Komandan Korem (Danrem) 084/Bhaskara Jaya, sebuah posisi penting yang mengawal keamanan wilayah Jawa Timur. Karier militernya terus menanjak, hingga akhirnya menjabat sebagai Kepala Divisi Infanteri 2/Kostrad (Kasdivif 2/Kostrad), salah satu satuan tempur terkuat di TNI AD.

Puncak dari perjalanan militernya tercapai ketika Haris Sudarno ditunjuk sebagai Kepala Staf Kodam Jaya (Kasdam Jaya), sebelum akhirnya dipromosikan menjadi Panglima Kodam V/Brawijaya — jabatan terakhirnya sebelum memasuki masa pensiun. Sebagai Pangdam Brawijaya, ia bertanggung jawab atas stabilitas keamanan di salah satu wilayah paling strategis di Jawa Timur, yang dikenal sebagai barometer politik dan sosial nasional.

Setelah resmi pensiun dari dunia militer, Haris Sudarno tidak berhenti berkontribusi bagi bangsa. Ia memilih terjun ke dunia politik dengan bergabung bersama Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Di partai tersebut, ia dikenal sebagai sosok yang membawa nilai-nilai kepemimpinan militer ke dalam ranah politik — tegas, disiplin, dan tetap menjunjung tinggi nasionalisme.

Meski tidak lagi aktif di garis depan, kehadirannya tetap dihormati oleh berbagai kalangan. Banyak yang menganggap Haris Sudarno sebagai simbol generasi TNI yang lahir dari semangat revolusi dan terus berjuang melalui jalur institusi demi kejayaan Indonesia.

Di tengah kabar duka ini, keluarga besar TNI AD, para sesama purnawirawan, tokoh politik, hingga masyarakat umum turut menyampaikan rasa kehilangan. Doa pun mengalir deras melalui media sosial, dengan tagar #SelamatJalanPangdamBrawijaya dan #TerimaKasihMayjenHarisSudarno menjadi trending di beberapa platform.

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, upacara militer rencananya akan digelar secara kenegaraan untuk mengantarkan jenazah Haris Sudarno ke peristirahatan terakhir. Rencana pemakaman akan dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya selama mengabdi kepada negara.

Keluarga besar almarhum menyampaikan terima kasih atas segala dukungan, doa, dan kunjungan yang telah diberikan. “Bapak pergi dengan tenang, dikelilingi cinta dari keluarga dan doa dari seluruh bangsa. Kami mohon doanya agar beliau diterima di sisi-Nya dan mendapat tempat terbaik,” ujar salah satu kerabat dekat Haris Sudarno.

Dengan kepergian Mayjen TNI (Purn) Haris Sudarno, Indonesia kehilangan seorang pejuang sejati — bukan hanya dalam arti literal di medan perang, tetapi juga dalam perjuangan membangun tatanan bangsa yang lebih kuat dan bermartabat. Warisan kepemimpinannya akan terus dikenang, menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin mengabdi pada tanah air.

Baca juga: Viral Emak-emak Tampar Pria di KAI Expo Usai Ditegur Serobot Antrean, Publik Geram dan Desak Pelaku Diproses Hukum

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya