Dedi Mulyadi Turun Tangan Selamatkan Gereja di Cianjur yang Terancam Sita karena Utang Rp6 Miliar: Kita Fasilitasi Agar Ibadah Tetap Berjalan

Dedy-Instagram-
Langkah Selanjutnya: Fasilitasi, Mediasi, dan Penguatan Kelembagaan
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa upaya penyelamatan gereja ini bukan hanya soal finansial semata, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat keberagaman dan toleransi di Jawa Barat. “Kami ingin menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk semua warga, tanpa memandang agama. Kita jaga harmoni sosial, kita jaga tempat ibadah, kita jaga perdamaian,” ujarnya.
Ke depan, Dedi berencana membentuk tim khusus yang akan memfasilitasi mediasi antara gereja, BPR, dan para donatur. Selain itu, ia juga mendorong pihak gereja untuk melakukan evaluasi manajemen keuangan dan penguatan sistem pengelolaan dana jemaat agar kejadian serupa tidak terulang.
Harapan dari Balik Air Mata: Gereja Harus Tetap Berdiri
Bagi Pendeta Paripurna Simatupang, pertemuan dengan Dedi Mulyadi adalah titik balik harapan. “Saya tidak menyangka beliau merespons dengan begitu cepat dan tulus. Air mata saya bukan hanya karena sedih, tapi juga karena lega. Saya percaya Tuhan menggerakkan hati orang-orang baik untuk menyelamatkan rumah ibadah kami,” ujarnya dengan suara bergetar.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa di balik perbedaan keyakinan, ada nilai-nilai kemanusiaan yang menyatukan. Di tengah krisis, solidaritas, empati, dan kepemimpinan yang responsif bisa menjadi jembatan penyelamat.
Hingga kini, upaya penggalangan dana masih terus berjalan. Masyarakat yang ingin turut serta dalam gerakan solidaritas ini dapat mengikuti perkembangan melalui kanal resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan akun media sosial Dedi Mulyadi.
“Kita selamatkan gereja ini. Kita pastikan umat bisa tetap beribadah dengan tenang. Karena di Jawa Barat, setiap tempat ibadah layak dilindungi,” pungkas Dedi Mulyadi.