Profil Tampang Syahpri Putra Wangsa Dokter di RSUD Sekayu yang Dipaksa Buka Masker Oleh Keluarga Pasien yang Emosi: Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG

Profil Tampang Syahpri Putra Wangsa Dokter di RSUD Sekayu yang Dipaksa Buka Masker Oleh Keluarga Pasien yang Emosi: Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG

Sekayu-Instagram-

Profil Tampang Syahpri Putra Wangsa Dokter di RSUD Sekayu yang Dipaksa Buka Masker Oleh Keluarga Pasien yang Emosi: Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG
Viral! Keluarga Pasien Emosi hingga Paksa Dokter Buka Masker di RSUD Sekayu, Netizen Geram dan Polisi Diminta Tindak Tegas
Heboh di media sosial, sebuah video yang memperlihatkan insiden tak menyenangkan antara keluarga pasien dan seorang dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menjadi sorotan nasional. Dalam rekaman yang menyebar luas di TikTok dan platform media sosial lainnya, terlihat seorang pria yang diduga keluarga pasien VVIP marah besar hingga memaksa dokter untuk membuka maskernya—tindakan yang langsung memicu kemarahan warganet.

Insiden ini terjadi pada akhir pekan lalu dan kini menjadi perbincangan hangat di jagat maya, bukan hanya karena aksi kasar yang dilakukan, tetapi juga karena menyangkut profesionalisme tenaga medis dan etika dalam pelayanan kesehatan.



Dokter Diminta Buka Masker, Warganet: Itu Tidak Etis!
Video berdurasi kurang dari satu menit itu memperlihatkan suasana tegang di salah satu ruang pemeriksaan RSUD Sekayu. Seorang pria berbaju hitam tampak emosi, menuding-nuding dokter yang sedang bertugas. Dalam keadaan marah, ia meminta dokter membuka masker wajahnya, dengan nada memaksa dan suara keras.

"Kamu ini dokter gila! Sudah puluhan tahun saya tahu, kalau mau cek TBC itu harus dari dahak, bukan dari rontgen!" ucap pria tersebut sambil menunjuk-nunjuk dokter yang tetap tenang meski diteriaki.

Dokter yang menjadi korban dalam insiden tersebut diketahui bernama dr. Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, K-GH, FINASIM—seorang spesialis penyakit dalam yang dikenal profesional dan berpengalaman. Meski diteriaki dan diminta membuka masker secara paksa, dr. Syahpri tetap menjaga emosi dan tidak membalas, menunjukkan sikap profesional seorang tenaga medis.



Netizen Geram: "Ini Pelecehan terhadap Profesi Dokter!"
Tak butuh waktu lama, video tersebut menyebar cepat di berbagai platform sosial, terutama TikTok dan X (sebelumnya Twitter). Banyak warganet yang merasa geram melihat perilaku pria tersebut. Banyak yang menyebut tindakannya sebagai bentuk pelecehan terhadap profesi dokter dan pelanggaran serius terhadap etika pelayanan kesehatan.

“Ini bukan soal emosi atau kecepatan pelayanan, tapi soal menghargai profesi. Dokter bukan pelayan pribadi,” tulis akun @MedisCeria dalam komentarnya.

Akun TikTok @Dr Djames, yang diketahui merupakan seorang dokter, turut memberikan klarifikasi medis terkait prosedur pemeriksaan TBC. Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan dahak memang menjadi standar emas untuk diagnosis TBC aktif, namun pemeriksaan rontgen tetap diperlukan sebagai pendukung, terutama untuk melihat kondisi paru-paru secara menyeluruh.

“Kalau hasil rontgen positif, belum tentu TBC aktif. Bisa jadi bekas infeksi atau sequelae. Makanya perlu pemeriksaan dahak untuk konfirmasi. Jadi dokter RSUD Sekayu sudah benar prosedurnya,” jelasnya dalam video klarifikasi yang turut viral.

RSUD Sekayu Resmi Laporkan Kejadian ke Polres Muba
Menanggapi insiden ini, pihak RSUD Sekayu tidak tinggal diam. Melalui tim manajemen rumah sakit, mereka telah mengambil langkah hukum dengan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Musi Banyuasin (Muba).

Dalam keterangan resmi yang diterima media, pihak rumah sakit menyatakan bahwa dokter yang menjadi korban mengalami tekanan psikologis akibat perilaku agresif dari keluarga pasien, termasuk kontak fisik dan paksaan untuk membuka masker—tindakan yang dianggap melecehkan dan melanggar norma kesopanan serta protokol kesehatan.

“Kami sudah laporkan kejadian ini secara resmi ke Polres Muba. Ini bukan soal dendam, tapi soal menjaga martabat profesi tenaga kesehatan dan memberi contoh bahwa tindakan kekerasan atau intimidasi terhadap dokter tidak bisa dibiarkan,” ujar Humas RSUD Sekayu yang enggan disebutkan namanya.

Laporan tersebut mencakup dugaan tindak pidana penganiayaan ringan, perbuatan tidak menyenangkan, serta pelecehan terhadap profesi tenaga medis sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan dan KUHP.

Warganet Desak Proses Hukum Dilanjutkan, "Jangan Damai!"
Respons dari masyarakat luas pun sangat kuat. Banyak netizen yang mendukung penuh langkah hukum yang diambil oleh RSUD Sekayu. Mereka menilai bahwa jika kasus ini dihentikan atau diselesaikan secara damai, maka akan membuka celah bagi aksi serupa di masa depan.

“Memaafkan boleh, tapi proses hukum harus tetap berjalan. Kalau tidak, dokter-dokter lain akan takut melayani pasien,” tulis akun @ZIVANA ZAKIYA shop yang mendapat ribuan likes.

Beberapa komunitas dokter dan perhimpunan profesi kesehatan di Sumatera Selatan juga menyatakan dukungan moral terhadap dr. Syahpri Putra Wangsa. Mereka menuntut perlindungan lebih kuat bagi tenaga medis yang bekerja di fasilitas layanan publik.

Identitas Pria Masih Misterius, Polisi Mulai Lakukan Penyelidikan
Hingga berita ini diturunkan, identitas pria yang diduga keluarga pasien VVIP tersebut masih belum terungkap secara resmi. Meski banyak spekulasi di media sosial, pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai status pelaku.

Namun, sumber dari Polres Muba mengungkapkan bahwa tim penyidik sudah mengumpulkan bukti-bukti, termasuk rekaman CCTV dari dalam rumah sakit dan keterangan saksi dari petugas medis yang berada di lokasi kejadian.

“Kami sedang dalami kasus ini. Kami juga akan panggil pihak-pihak terkait, termasuk keluarga pasien, untuk dimintai keterangan,” ujar Kapolres Muba saat dikonfirmasi via telepon.

Refleksi Publik: Perlukah Edukasi tentang Hak dan Etika Pasien?
Insiden ini membuka diskusi penting tentang hubungan antara pasien dan tenaga kesehatan. Di satu sisi, pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan cepat dan transparan. Namun di sisi lain, mereka juga wajib menghormati prosedur medis dan menjaga etika saat berinteraksi dengan dokter.

Banyak pihak menilai, masyarakat perlu lebih banyak diedukasi tentang sistem pelayanan kesehatan, termasuk alur diagnosis, prosedur pemeriksaan, dan kewenangan dokter dalam mengambil keputusan medis.

Baca juga: Siapa Anak dan Istri Sudewo? Bupati Pati yang Didemo Usai Naikkan PBB-P2 250% Bukan Orang Sembarangan!

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya