Sosok Simpatri Pria di Pinrang yang Nyamar jadi Pengantin Wanita Bercadar, Berakhir Dihajar Warga

Sosok Simpatri Pria di Pinrang yang Nyamar jadi Pengantin Wanita Bercadar, Berakhir Dihajar Warga

Pinrang-Instagram-

Sosok Simpatri Pria di Pinrang yang Nyamar jadi Pengantin Wanita Bercadar, Berakhir Dihajar Warga
Pria di Pinrang Nyamar Jadi Pengantin Wanita Bercadar, Aksi Liciknya Terbongkar Saat Akad Nikah, Warga Heboh!

Sebuah peristiwa yang mencengangkan terjadi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, saat sebuah prosesi pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia berubah menjadi panggung penghakiman dan kehebohan warga. Seorang pria berinisial R (27) yang hendak menikah dengan wanita bercadar harus gigit jari, karena ternyata sang "mempelai wanita" bukanlah perempuan, melainkan seorang pria yang menyamar dengan sangat rapi—menggunakan cadar dan busana muslimah syar’i.



Peristiwa ini terjadi pada 12 Agustus 2025, saat akad nikah yang telah direncanakan dengan penuh harapan berubah menjadi drama yang tak terduga. Tamu undangan, keluarga, hingga petugas KUA setempat dibuat terkejut ketika sang mempelai wanita yang mengaku bernama Musdalifah justru menolak membuka cadarnya dan menunjukkan identitas diri saat prosesi akad dimulai.

Gelagat Mencurigakan, Warga Curiga dan Bertindak
Ketegangan mulai terasa sejak awal acara. Sang "pengantin wanita" yang mengenakan baju syar’i warna putih dan cadar hitam tampak kaku dan gelisah. Ia enggan berbicara, tidak menyambut tamu, dan selalu menunduk. Beberapa warga mulai curiga, terlebih ketika R, sang mempelai pria, mengaku belum pernah melihat wajah asli kekasihnya meski mereka sudah menjalin hubungan cukup lama.

“Dia selalu pakai cadar, bahkan saat video call. Katanya takut dosa kalau terlihat wajahnya sebelum menikah,” ujar R dengan nada getir, saat ditemui di kediamannya usai peristiwa.



Kecurigaan warga semakin memuncak ketika petugas KUA meminta sang mempelai wanita menunjukkan KTP dan membuka cadar untuk verifikasi. Namun, permintaan itu ditolak mentah-mentah. Alasan yang diberikan pun tidak masuk akal. “Dia bilang takut jin, takut azab, pokoknya banyak alasan,” tutur salah satu tetangga yang hadir di acara tersebut.

Aksi Penyamaran Terbongkar, Wajah Brewok Muncul dari Balik Cadar
Tidak tahan dengan kejanggalan yang terus berlangsung, warga akhirnya bertindak. Dengan tekanan massa, sang mempelai wanita dipaksa membuka cadarnya. Dan apa yang terjadi membuat semua orang terperangah—wajah yang muncul bukanlah wajah perempuan, melainkan wajah pria dengan jenggot tebal dan ciri-ciri maskulin yang sangat jelas.

Sosok tersebut kemudian diketahui bernama asli Simpatri (31), warga dari kecamatan tetangga. Ia bukan hanya menyamar sebagai perempuan, tetapi juga telah membangun narasi palsu selama berbulan-bulan untuk menipu korban.

“Saat cadarnya dibuka, semua terdiam. Lalu pecahlah kehebohan. Orang-orang marah, langsung menyeret dia. Saya sendiri tidak percaya, saya sudah menyiapkan segalanya untuk pernikahan ini,” ujar R sambil menunduk.

Diamuk Massa, Pelaku Diamankan Polisi
Amuk massa tak terhindarkan. Simpatri yang mencoba kabur langsung dihajar oleh warga yang merasa tertipu dan geram atas aksi nekatnya. Wajahnya babak belur, baju syar’inya compang-camping, dan ia harus dilarikan ke puskesmas terdekat sebelum akhirnya dibawa ke kantor polisi.

Kapolres Pinrang, AKBP Andi Yudhi, membenarkan kejadian tersebut. “Pelaku sudah kami amankan. Saat ini masih dalam pemeriksaan intensif. Dugaan awal, ini merupakan kasus penipuan dan pemalsuan identitas dengan modus kawin siri,” jelasnya dalam keterangan pers.

Kenalan Lewat Media Sosial, Korban Diberi Cerita Pilu
Dari hasil pemeriksaan sementara, terungkap bahwa Simpatri dan korban pertama kali bertemu melalui media sosial. Pelaku menggunakan akun dengan foto profil wanita dan membangun kedekatan emosional dengan korban selama beberapa bulan.

Simpatri bahkan membangun narasi bahwa dirinya adalah anak yatim piatu, hidup sebatang kara, dan butuh kasih sayang. Cerita menyentuh ini membuat korban merasa iba dan tergerak untuk membantu secara finansial.

“Dia bilang butuh uang buat bayar utang dan biaya pernikahan. Saya kasihan, jadi saya bantu secara bertahap. Total sudah Rp30 juta yang saya transfer,” ungkap R, dengan suara bergetar.

Uang tersebut diduga digunakan Simpatri untuk membiayai penyamarannya, termasuk membeli pakaian, cadar, dan aksesori wanita lainnya, serta membayar orang-orang yang membantunya dalam skema penipuan ini.

Modus Lama, Tapi Masih Efektif di Era Digital
Kasus penyamaran jenis kelamin untuk menipu pasangan bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Namun, kejadian di Pinrang ini menjadi sorotan karena keberaniannya dilakukan secara terang-terangan di hadapan masyarakat, bahkan hampir berhasil melewati prosesi resmi pernikahan.

Psikolog sosial dari Universitas Hasanuddin, dr. Rini Marini, M.Psi., mengatakan bahwa modus seperti ini sering memanfaatkan rasa iba, kesepian, dan tekanan sosial terhadap laki-laki yang belum menikah. “Di banyak daerah, tekanan untuk segera menikah sangat besar. Ini dimanfaatkan pelaku untuk menjerat korban dengan janji pernikahan yang cepat dan mudah,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya edukasi digital dan kehati-hatian dalam menjalin hubungan secara daring. “Kenalan lewat medsos itu wajar, tapi harus ada verifikasi. Jangan langsung percaya hanya karena lawan bicara terdengar religius atau menyentuh hati,” tambahnya.

Korban Trauma, Polisi Janji Tindak Tegas
Hingga kini, korban mengalami trauma berat akibat peristiwa memalukan tersebut. Ia enggan tampil ke publik dan memilih mengurung diri di rumah. Keluarganya berharap pelaku dihukum seberat-beratnya agar tidak menjadi preseden buruk di masyarakat.

Baca juga: Nonton dan Download Film Weapons 2025 Dibintangi Julia Garner Sub Indo di Bioskop Bukan LK21: Misteri Hilangnya 17 Anak

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya