Viral diusir dari Hotel Syariah, Siapa Sebenarnya Rama Sahid? Ini Fakta Lengkapnya

Viral diusir dari Hotel Syariah, Siapa Sebenarnya Rama Sahid? Ini Fakta Lengkapnya

Pekalongan-Instagram-

Viral diusir dari Hotel Syariah, Siapa Sebenarnya Rama Sahid? Ini Fakta Lengkapnya

Belum lama ini, jagat media sosial dihebohkan oleh sebuah video yang menunjukkan seorang pria diusir secara paksa dari sebuah hotel syariah di Pekalongan, Jawa Tengah. Aksi pengusiran tersebut memicu kemarahan publik dan menjadi bahan perbincangan luas di berbagai platform digital, terutama TikTok dan Twitter. Pria dalam video tersebut adalah Rama Sahid, seorang motivator, konsultan bisnis, sekaligus penulis buku yang dikenal aktif membagikan konten edukatif di media sosial.



Video yang diunggah oleh akun TikTok @ramasahid pada 15 Agustus 2025 tersebut telah ditonton lebih dari 29,3 juta kali di Twitter, dan terus menyebar secara viral hingga ke berbagai grup percakapan, forum online, hingga menjadi trending topic di sejumlah platform. Banyak netizen yang geram melihat perlakuan yang menurut mereka tidak manusiawi terhadap seorang tamu yang telah membayar secara sah.

Kronologi Pengusiran: Bayar Lewat Aplikasi, Diminta Bayar Lagi
Dalam video yang berdurasi sekitar 3 menit, terlihat Rama Sahid sedang berada di dalam kamarnya ketika tiba-tiba didatangi oleh seorang wanita dan pria yang mengaku dari manajemen hotel. Mereka menuntut Rama membayar uang tambahan sebesar Rp150.000, meskipun ia sudah membayar lunas kamar tersebut melalui aplikasi pemesanan online, Traveloka.

Rama menolak membayar tambahan karena merasa sudah memenuhi kewajibannya. Ia menegaskan bahwa transaksi pembayaran telah selesai dan konfirmasi pemesanan juga sudah diterima. “Saya bayar full di Traveloka. Kalau ada biaya tambahan, kenapa tidak disebutkan di aplikasi? Akad saya dengan siapa? Dengan Traveloka. Kalau bapak mau minta uang, silakan hubungi pihak aplikasi, bukan saya,” ujarnya dengan nada tenang namun tegas.



Namun, alih-alih menyelesaikan masalah secara damai, pihak hotel justru memaksanya keluar dari kamar. Dalam kondisi setengah berpakaian, Rama diusir dari kamar hotel tersebut, padahal ia datang dengan niat untuk beristirahat usai perjalanan jauh.

Publik Geram, #BoikotHotelSyariahPekalongan Viral
Insiden ini langsung memicu gelombang kemarahan di media sosial. Banyak netizen yang merasa bahwa hotel syariah, yang seharusnya mengedepankan nilai-nilai Islam seperti keadilan, keramahan, dan perlindungan terhadap tamu, justru bertindak sebaliknya. #BoikotHotelSyariahPekalongan dan #JusticeForRamaSahid menjadi trending di Twitter dalam hitungan jam.

“Ini bukan soal uang 150 ribu, tapi soal prinsip dan etika pelayanan,” tulis seorang netizen. “Hotel syariah kok tega ngusir tamu yang sudah bayar? Malu sama jargon ‘ramah tamah’ kalau begini caranya,” tambah yang lain.

Banyak pihak menduga bahwa pihak hotel mencoba memanfaatkan celah sistem pemesanan online untuk menarik pendapatan tambahan secara ilegal. Praktik ini dikenal sebagai “double charging” atau “hidden fee”, yang kerap dikeluhkan oleh konsumen di sektor pariwisata.

Siapa Sebenarnya Rama Sahid?
Di tengah kontroversi, banyak yang penasaran: siapa sebenarnya Rama Sahid?

Rama Sahid bukan nama sembarangan di dunia pengembangan diri dan bisnis. Ia adalah seorang professional trainer, konsultan kepemimpinan, dan entrepreneur yang telah membimbing ratusan individu dan perusahaan dalam meningkatkan produktivitas, motivasi, serta kualitas kepemimpinan. Selain itu, ia juga dikenal sebagai penulis buku-buku pengembangan diri yang mengangkat tema-tema seperti mentalitas juara, manajemen waktu, dan strategi bisnis.

Di media sosial, khususnya TikTok, Rama memiliki lebih dari 76.8 ribu pengikut, dan aktif membagikan konten edukatif tentang leadership, produktivitas, dan motivasi kerja. Gaya penyampaiannya yang lugas, santai, namun penuh makna membuat banyak anak muda menjadikannya sebagai sumber inspirasi.

Namun, insiden di hotel syariah ini justru membawa namanya ke ranah yang lebih luas—meski bukan dalam konteks yang diinginkan.

Respons dari Pihak Hotel dan Aplikasi Traveloka
Hingga berita ini diturunkan, pihak Hotel Indonesia Syariah Pekalongan belum memberikan klarifikasi resmi. Beberapa akun media sosial mereka sempat menghapus komentar-komentar negatif dari netizen, yang semakin memperkeruh situasi.

Sementara itu, Traveloka telah mengonfirmasi bahwa transaksi Rama Sahid telah tercatat sebagai pembayaran penuh dan tidak ada indikasi biaya tambahan yang harus dibayar di tempat. “Kami sedang melakukan investigasi internal terhadap mitra hotel tersebut. Jika terbukti melanggar kebijakan, akan ada sanksi sesuai prosedur,” ujar juru bicara Traveloka dalam pernyataan tertulis.

Traveloka juga menyatakan dukungan terhadap konsumen dan menegaskan komitmen mereka untuk melindungi hak-hak pengguna aplikasi.

Ini Bukan Kali Pertama: Praktik “Hidden Fee” Masih Marak
Insiden yang menimpa Rama Sahid bukan kasus pertama. Selama beberapa tahun terakhir, banyak laporan dari wisatawan yang mengalami hal serupa—sudah membayar penuh lewat aplikasi, tetapi diminta membayar lagi di lokasi. Praktik ini kerap terjadi di hotel-hotel kecil atau penginapan yang bekerja sama dengan platform digital, namun tidak transparan dalam penyampaian biaya.

Pakar konsumen, Dewi Purnama, menilai bahwa praktik seperti ini merupakan pelanggaran berat terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen. “Konsumen berhak mendapatkan informasi yang jelas dan transparan sebelum melakukan transaksi. Jika ada biaya tambahan, itu harus dicantumkan sejak awal, bukan dipaksakan di menit-menit terakhir,” tegasnya.

Ia juga menyarankan agar platform seperti Traveloka, Tiket.com, atau Booking.com lebih ketat dalam memverifikasi mitra mereka dan memberikan sanksi tegas bagi yang melanggar.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya