Otak Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Ternyata Mahasiswa S2 di UGM: Dwi Hartono Ditangkap Usai Aksi Keji di Bekasi

Dwi hartono-Instagram-
Otak Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Ternyata Mahasiswa S2 di UGM: Dwi Hartono Ditangkap Usai Aksi Keji di Bekasi
Kasus penculikan dan pembunuhan sadis terhadap Mohammad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang (Kacab) sebuah bank BUMN di Jakarta, yang terjadi awal pekan lalu, kini memasuki babak baru. Polisi berhasil mengungkap otak di balik aksi kriminal tersebut: Dwi Hartono, seorang mahasiswa program Magister Manajemen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM). Penangkapan Dwi Hartono di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu, 23 Agustus 2025, menggemparkan publik, terlebih karena pelaku ternyata memiliki latar belakang akademik yang mentereng.
Ilham Pradipta ditemukan tewas di kawasan Serang Baru, Cibitung, Bekasi, pada Kamis pagi, 21 Agustus 2025. Korban sebelumnya dilaporkan hilang setelah diculik oleh sekelompok orang dari tempat pertemuan kerjanya di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu malam, 20 Agustus. Kejadian ini langsung memicu pencarian intensif oleh pihak kepolisian, yang akhirnya berhasil mengungkap jaringan pelaku, termasuk peran sentral Dwi Hartono sebagai otak perencana aksi kriminal tersebut.
Dwi Hartono: Mahasiswa S2 UGM yang Jadi Dalang Pembunuhan
Yang mengejutkan, Dwi Hartono bukan sekadar pelaku biasa. Ia dikonfirmasi sebagai mahasiswa baru program Magister Manajemen di FEB UGM, khususnya kelas khusus yang berlokasi di Jakarta. Statusnya sebagai mahasiswa pascasarjana di salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia membuat kasus ini menjadi sorotan luas, baik dari kalangan akademik maupun masyarakat umum.
Juru Bicara UGM, Dr. I Made Arsana, secara resmi mengonfirmasi identitas Dwi Hartono sebagai mahasiswa program studi Magister Manajemen semester pertama. Dalam keterangannya yang dikutip dari Detik.com pada Rabu, 27 Agustus 2025, Made Arsana menyatakan bahwa pihak kampus telah melakukan koordinasi intensif dengan jajaran Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM terkait kasus ini.
“UGM telah berkoordinasi intensif dengan Dekan FEB UGM. Kami mengonfirmasi bahwa DH (Dwi Hartono) adalah mahasiswa baru Semester 1 Program Studi Magister Manajemen, khususnya kelas Jakarta, FEB UGM,” ujar Made Arsana.
Meski mengakui status Dwi sebagai mahasiswa, UGM menegaskan bahwa pihak kampus tidak akan melindungi siapa pun yang terlibat dalam tindak pidana. “Kami menghormati sepenuhnya proses hukum yang sedang berjalan. UGM menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, namun kami juga berkomitmen untuk menjaga integritas, profesionalisme, dan nilai-nilai akademik yang selama ini menjadi fondasi universitas,” tegas Made.
Perjalanan Kasus: Dari Penculikan hingga Penangkapan Otak Kejahatan
Kasus ini bermula dari laporan kehilangan yang diajukan pihak keluarga dan rekan kerja Ilham Pradipta. Setelah pertemuan kerja di sebuah kafe di kawasan Pasar Rebo, korban tiba-tiba menghilang. CCTV di sekitar lokasi menunjukkan rekaman sekelompok orang yang diduga memaksa korban masuk ke dalam kendaraan. Aksi penculikan ini diduga direncanakan dengan matang.
Setelah 24 jam pencarian, jenazah Ilham ditemukan di sebuah gubuk terpencil di kawasan perbatasan Bekasi-Jonggol. Hasil autopsi menunjukkan korban mengalami luka tusuk di dada dan leher, serta tanda-tanda kekerasan lainnya. Polisi langsung membentuk tim khusus untuk mengungkap pelaku.
Melalui analisis digital, pelacakan GPS, dan keterangan saksi, polisi berhasil mengidentifikasi sejumlah tersangka. Dwi Hartono muncul sebagai figur kunci yang diduga menjadi perencana utama aksi penculikan dan pembunuhan. Motif kejahatan diduga kuat terkait masalah finansial, meskipun penyidik masih mendalami kemungkinan motif lain, termasuk dendam pribadi atau konflik internal di lingkungan kerja korban.
Penangkapan Dwi Hartono di Solo dilakukan secara mendadak oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri. Saat ditangkap, pelaku tidak melakukan perlawanan. Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk ponsel, laptop, dan dokumen yang diduga terkait dengan perencanaan kejahatan.
Respons Kampus dan Dampak Sosial
Kasus ini menimbulkan guncangan di lingkungan akademik UGM. Banyak pihak terkejut bahwa seorang mahasiswa pascasarjana dari program bergengsi bisa terlibat dalam kejahatan seberat ini. Namun, seperti disampaikan oleh pihak kampus, UGM tidak akan mencampuri proses hukum, tetapi tetap akan mengambil langkah internal sesuai aturan akademik jika terbukti bersalah.
“Proses administrasi dan akademik akan dievaluasi secara internal. Namun, saat ini, prioritas utama adalah mendukung penegakan hukum,” tambah Made Arsana.
Di media sosial, kasus ini menjadi viral dengan tagar #UGM #PembunuhanKacabBank dan #DwiHartono. Banyak netizen yang menyampaikan keprihatinan sekaligus kemarahan, terutama terhadap potensi penyalahgunaan status akademik untuk menutupi niat jahat. Beberapa alumni UGM juga ikut angkat bicara, menekankan pentingnya integritas moral di samping prestasi akademik.
Korban: Sosok Profesional yang Dihormati
Mohammad Ilham Pradipta dikenal sebagai sosok yang profesional, ramah, dan berdedikasi tinggi di lingkungan kerjanya. Sebagai Kepala Cabang bank BUMN, ia bertanggung jawab atas pengelolaan operasional cabang dan pelayanan nasabah. Rekan-rekannya menggambarkan Ilham sebagai pribadi yang rendah hati dan selalu membuka diri untuk membantu tim.