Menkeu Purbaya Kebijakan Fiskal dan Tantangan Ekonomi 2026,Tiga Hal Ini Jadi Tantangan Ekonomi Indonesia
uang-pixabay-
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai perekonomian Indonesia akan menghadapi sejumlah ujian pada 2026. Tantangan tersebut perlu disikapi dengan kebijakan yang tepat dan terukur.
Salah satu tantangan utama adalah menjaga iklim investasi tetap menarik. Purbaya menyebut investasi menjadi motor penting bagi pertumbuhan ekonomi jangka menengah.
Ia menjelaskan bahwa kepercayaan investor sangat bergantung pada kepastian hukum dan stabilitas kebijakan. Oleh karena itu, pemerintah berupaya menjaga konsistensi kebijakan ekonomi.
Baca juga: Noriyuki Makihara, Musisi Jepang yang Namanya Kembali Ramai di Indonesia Karena Mirip Joko Widodo
Tantangan lainnya adalah memastikan kebijakan fiskal dan moneter berjalan searah. Koordinasi yang baik dinilai mampu menjaga stabilitas sekaligus mendukung pertumbuhan.
Purbaya menambahkan bahwa ketidaksinkronan kebijakan dapat menimbulkan risiko bagi perekonomian. Karena itu, komunikasi antarotoritas menjadi faktor krusial.
Selain faktor domestik, ekonomi global juga menjadi tantangan tersendiri. Ketidakpastian global dinilai masih akan membayangi kinerja ekonomi nasional.
Meski begitu, Purbaya optimistis karena ekonomi Indonesia ditopang oleh kekuatan dalam negeri. Pemerintah pun terus mendorong konsumsi dan investasi domestik agar tetap solid.
Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2026 menurut Menkeu Purbaya
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa perekonomian nasional menghadapi beberapa tantangan utama dalam memasuki tahun 2026. Ia menyampaikan hal ini dalam Economic Outlook 2026 yang digelar pada 16 Desember 2025.
1. Iklim Investasi
Purbaya menilai bahwa menciptakan dan menjaga iklim investasi yang kondusif menjadi tantangan besar bagi perekonomian. Iklim investasi yang baik penting untuk menarik modal, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan produktivitas sektor usaha di dalam negeri.
2. Sinkronisasi Kebijakan Fiskal dan Moneter
Tantangan kedua adalah menyatukan arah kebijakan fiskal (yang terkait anggaran dan belanja negara) dengan kebijakan moneter (yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar). Kerja sama yang kuat antara kebijakan fiskal dan moneter dinilai penting untuk menopang pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
3. Ketidakpastian Ekonomi Global
Purbaya juga mencatat bahwa ketidakpastian global — seperti dinamika geopolitik, perubahan arah kebijakan ekonomi negara lain, serta volatilitas pasar internasional — turut menjadi hambatan yang sulit dikendalikan oleh Indonesia. Meski demikian, pemerintah tetap memantau risiko eksternal ini agar dampaknya tidak terjadi secara signifikan pada perekonomian domestik.
Menkeu Purbaya menekankan bahwa pemerintah lebih memprioritaskan penguatan faktor domestik karena sekitar 90% pertumbuhan ekonomi Indonesia berasal dari permintaan dalam negeri. Dengan demikian, menjaga konsumsi dan investasi di dalam negeri menjadi fokus utama dalam menghadapi tantangan tersebut.