Ribuan Pohon Mangrove di Pulau Pari Rusak! Akibat Pengerukan Pasir Hingga Buat Warga Geram dan Lakukan perlawan Pada Jumat, 17 Januari 2025

Ribuan Pohon Mangrove di Pulau Pari Rusak! Akibat Pengerukan Pasir Hingga Buat Warga Geram dan Lakukan perlawan Pada Jumat, 17 Januari 2025

pohon-pixabay-

Ribuan Pohon Mangrove di Pulau Pari Rusak! Akibat Pengerukan Pasir Hingga Buat Warga Geram dan Lakukan perlawan Pada Jumat, 17 Januari 2025. Pulau Pari Terancam: Ribuan Mangrove Rusak Akibat Pengerukan Pasir

Perusakan lingkungan kembali menjadi sorotan di gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, pada Jumat, 17 Januari 2025. Aktivitas pengerukan pasir oleh pihak korporasi telah menyebabkan kerusakan signifikan pada ribuan pohon mangrove yang ditanam oleh masyarakat setempat serta padang lamun berkualitas tinggi. Kejadian ini memicu kemarahan warga Pulau Pari yang merasa hak mereka untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup terancam.
Kerusakan Lingkungan yang Mengkhawatirkan



Pulau Pari selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah dengan ekosistem pesisir yang kaya. Namun, rencana pengembangan fasilitas pariwisata yang dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan menimbulkan masalah serius. Aktivitas pengerukan pasir yang menggunakan alat berat menjadi penyebab utama kerusakan tersebut.

"Alat berat ini sudah beroperasi menggali pasir, di mana sebelumnya kami sudah menanam sebanyak lima puluh ribu mangrove," ujar Mustaghfirin, Ketua Forum Peduli Pulau Pari (FP3). Pernyataan ini menegaskan betapa besar upaya masyarakat dalam melestarikan lingkungan, yang kini terancam sia-sia.
Warga Pulau Pari Melawan

Warga setempat tidak tinggal diam. Mereka berulang kali menghadapi alat berat yang hendak mengeruk pasir laut di perairan mereka. Pada hari kejadian, para nelayan dan warga lainnya turun langsung ke lokasi pengerukan untuk menghentikan aktivitas tersebut. "Kami tidak ingin nasib kami seperti nelayan di Pulau Biawak atau Pulau Kongsi yang kini terhalang oleh proyek pembangunan," tambah Mustaghfirin.



Protes ini bukanlah yang pertama kali dilakukan warga. Dalam beberapa bulan terakhir, Pulau Pari telah menjadi pusat konflik antara masyarakat lokal dan korporasi yang ingin mengembangkan fasilitas pariwisata. Masyarakat merasa suara mereka tidak didengar dalam pengambilan keputusan yang berdampak besar pada lingkungan mereka.
Viral di Media Sosial

Kerusakan lingkungan di Pulau Pari tidak hanya menarik perhatian lokal, tetapi juga menjadi viral di media sosial. Foto dan video yang menunjukkan kerusakan mangrove dan lamun memicu diskusi luas tentang pentingnya perlindungan ekosistem pesisir. Publik mendesak pemerintah untuk segera bertindak agar eksploitasi terhadap lingkungan ini dihentikan.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya