Perbedaan Thunderbolts vs Suicide Squad: Duel Tim Anti-Hero Terbesar Marvel dan DC yang Penuh Kejutan

Thunderbolt-Instagram-
Perbedaan Thunderbolts vs Suicide Squad: Duel Tim Anti-Hero Terbesar Marvel dan DC yang Penuh Kejutan
Dua tim anti-hero ikonik dari Marvel dan DC tengah jadi sorotan penggemar komik serta film superhero: Thunderbolts dan Suicide Squad . Meski sama-sama menampilkan kumpulan penjahat yang direkrut pemerintah, perbedaan konsep, tujuan, dan dinamika internal membuat keduanya tak bisa disamakan begitu saja. Mari kita kupas tuntas perbandingan mendalam antara dua kelompok kontroversial ini!
Asal Usul Berbeda: Dari Komik Hingga Layar Lebar
Suicide Squad , atau dikenal sebagai Task Force X di dunia DC, pertama kali muncul dalam komik Legends #5 (1983). Premisnya sederhana namun efektif: para penjahat berbahaya seperti Harley Quinn, Deadshot, dan Killer Croc direkrut oleh agen pemerintah Amanda Waller untuk menjalani misi berisiko tinggi. Dalam film The Suicide Squad (2021), tim ini digambarkan sebagai "sampah" yang dipakai untuk operasi gelap dengan imbalan pengurangan hukuman.
Sementara itu, Thunderbolts lahir dari kreativitas Marvel lewat The Incredible Hulk #449 (1996). Berbeda dengan Suicide Squad, tim ini awalnya dibentuk oleh Baron Zemo sebagai kelompok penipu. Mereka menyamar sebagai pahlawan super dengan kostum baru untuk membangun kepercayaan publik, sebelum mengungkap rencana jahatnya. Konsep ini mencerminkan ketidakpercayaan terhadap sistem pemerintah, yang menjadi benang merah dalam berbagai versi komik Thunderbolts.
Komposisi Tim: Antara Paksaan dan Manipulasi
Salah satu perbedaan kunci terletak pada cara anggota direkrut. Suicide Squad memakai pendekatan paksaan fisik —para penjahat dipenjara dan dipaksa bergabung dengan ancaman bom nanobot di kepala mereka. Sebaliknya, Thunderbolts lebih mengandalkan manipulasi psikologis . Dalam versi asli komik, karakter seperti Moonstone dan Penance rela bergabung karena diyakinkan bahwa mereka bisa menjadi "pahlawan" bagi masyarakat.
Namun, ada juga versi Thunderbolts yang lebih mirip Suicide Squad. Selama era Civil War di komik Marvel, tim ini diperluas dengan merekrut penjahat yang "disetujui pemerintah" seperti Songbird dan Ant-Man (Scott Lang). Meski begitu, loyalitas mereka tetap abu-abu—buktinya ketika Red Hulk memimpin Thunderbolts versi 2011, tim ini justru bertindak sebagai algojo yang membunuh musuh tanpa ampun.
Filosofi Tim: Misi Negara vs Agenda Pribadi
Tujuan Suicide Squad jelas: melaksanakan perintah Amanda Waller demi kepentingan nasional. Mereka tak punya ruang untuk ambisi pribadi. Hal ini tercermin dalam film Suicide Squad (2016) dan The Suicide Squad (2021), di mana tim harus menghadapi monster alien Starro atau menyabotase diktator Corto Maltese.
Thunderbolts justru terus berganti orientasi. Dalam komik Thunderbolts #127-144 (2009), tim ini dipimpin oleh Luke Cage dan menjadi semacam Avengers alternatif. Di versi lain, seperti era Red Hulk, mereka bertindak sebagai pembunuh massal yang menyelesaikan konflik dengan kekerasan ekstrem. Menurut sutradara Jake Schreier, film Thunderbolts (2024) akan mengambil pendekatan unik: "Valentina Allegra de Fontaine mengirim mereka untuk saling membunuh, bukan hanya menjalankan misi gelap," ujarnya dalam wawancara dengan Comicbook.com .
Dinamika Internal: Konflik yang Menguras Emosi
Jika Suicide Squad sering digambarkan sebagai tim yang penuh intrik dan ketidakpercayaan, Thunderbolts malah terkenal dengan konflik ideologi yang lebih kompleks. Dalam versi komik Dark Reign , Baron Zemo memanipulasi anggota tim untuk percaya bahwa mereka bisa menjadi pahlawan, padahal agenda sebenarnya adalah ambisi pribadinya.