Siapa Irawadi? Oknum Guru SMPN 3 Depok Diduga Lakukan Pelecehan Verbal kepada Siswa Berinisial V

tanda tanya-pixabay-
Siapa Irawadi? Oknum Guru SMPN 3 Depok Diduga Lakukan Pelecehan Verbal kepada Siswa Berinisial V
Viral di Medsos, Oknum Guru SMPN 3 Depok Diduga Lakukan Pelecehan Verbal kepada Siswa Berinisial V
Baru-baru ini, jagat media sosial dihebohkan dengan pemberitaan dugaan pelecehan verbal yang dilakukan oleh seorang oknum guru terhadap salah satu siswanya di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Depok. Percakapan chat antara guru berinisial Irawadi atau akrab disapa Pak Ira dan seorang siswa inisial V tersebar luas di platform media sosial, hingga menjadi viral.
Kejadian ini sontak memicu kecaman dari berbagai pihak, terutama orang tua murid dan masyarakat umum yang prihatin atas tindakan tidak menyenangkan tersebut. Dugaan pelecehan verbal yang diduga mengandung konten tidak pantas itu membuat publik penasaran dengan identitas pelaku, termasuk akun media sosial sang guru.
Kronologi Kasus dan Reaksi Pihak Sekolah
Menanggapi hal ini, Kepala Sekolah SMPN 3 Depok, Ety Kuswandarini, memberikan pernyataan resmi terkait kasus tersebut. Menurutnya, pihak sekolah telah memberikan surat peringatan kedua (SP-2) kepada oknum guru berinisial Irawadi sebagai bentuk tindakan disiplin internal. Selain itu, kasus ini juga sudah dilaporkan dan ditangani oleh Dinas Pendidikan Kota Depok.
Ety menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut hanya bersifat verbal, bukan fisik. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa percakapan yang dinilai melecehkan ternyata awalnya dipicu oleh inisiatif siswa inisial V sendiri. Meski begitu, pihaknya tetap mengecam segala bentuk komunikasi yang tidak layak antara guru dan murid.
"Kami sangat serius menangani masalah ini. Tidak ada toleransi untuk perilaku yang merugikan siswa," ujar Ety dalam keterangan pers yang dirilis beberapa waktu lalu.
Klaim Adanya Tujuh Korban Dibantah
Seiring beredarnya informasi di kalangan warganet, muncul pula kabar bahwa jumlah korban tidak hanya satu siswa, melainkan tujuh orang. Namun klaim tersebut langsung dibantah oleh pihak sekolah. Ety menegaskan bahwa pihaknya hanya mengetahui satu kasus yakni melibatkan siswa inisial V.
"Rumor soal tujuh korban itu tidak benar. Kami hanya menemukan satu kasus yang melibatkan satu siswa. Kami akan terus melakukan investigasi lebih lanjut jika ada laporan tambahan," imbuhnya.
Pernyataan ini pun cukup menenangkan sebagian masyarakat, meski tetap saja banyak pihak yang meminta agar proses investigasi dilakukan secara transparan dan mendalam.
Penelusuran Akun Instagram Pak Ira
Setelah nama Irawadi alias Pak Ira mencuat di dunia maya, banyak warganet yang penasaran dengan profil pribadi oknum guru tersebut. Banyak yang mencari akun Instagram miliknya, baik untuk memastikan kebenaran informasi maupun sekadar ingin mengetahui aktivitas sehari-harinya.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh tim JatimNetwork.com, akun Instagram diduga milik Irawadi adalah @ira3depok . Akun tersebut diketahui memposting aktivitas sekolah, salah satunya adalah potret acara pensi (pekan seni) yang digelar oleh SMPN 3 Depok pada 12 Juni 2023.
Namun, hingga saat ini belum ada unggahan yang secara eksplisit mengungkapkan permintaan maaf atau klarifikasi dari akun tersebut. Hal ini tentu menambah rasa penasaran publik, sekaligus kritik terhadap sikap pasif dari oknum guru yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Respons Masyarakat dan Harapan untuk Dunia Pendidikan
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga etika profesi bagi para pendidik. Sebagai figur yang seharusnya menjadi panutan, guru memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter peserta didik. Kejadian seperti ini jelas mencoreng citra dunia pendidikan dan merusak kepercayaan masyarakat.
Tidak sedikit netizen yang mempertanyakan sistem pembinaan guru di lingkungan sekolah tersebut. Banyak pula yang menyerukan perlunya pelatihan intensif terhadap guru-guru tentang batasan profesionalisme, komunikasi yang sehat, serta manajemen emosi.
"Sekolah harus bisa menjamin bahwa siswanya aman secara fisik maupun psikologis. Ini adalah tanggung jawab moral dan hukum," tulis salah satu netizen di kolom komentar sebuah postingan terkait kasus ini.