Profil Tampang Djaka Farezki Sosok yang Diduga Beri Komentar Negatif Dessert UMKM, Begini Klarifikasinya

instagram-pixabay-
Profil Tampang Djaka Farezki Sosok yang Diduga Beri Komentar Negatif Dessert UMKM, Begini Klarifikasinya
VIRAL! Kontroversi Komentar Djaka Farezki Soal Dessert UMKM Berujung Permintaan Maaf: Netizen Geram, Penjelasan dianggap Ngeles
Sebuah cuitan warganet bernama @rrizkikiki pada 16 Juni 2025 menjadi viral di media sosial Twitter. Cuitan tersebut berisi ulasan positif tentang sebuah usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menjual dessert murah dan lezat di pinggir jalan. Namun, percakapan biasanya berubah panas ketika komentar dari seorang baker ternama, Djaka Farezki, memicu reaksi negatif dari netizen.
UMKM bernama the Morning Person ini menyajikan aneka kue lezat seperti burnt cheesecake, dark choco fudgy brownies, velvet cheese cookies, carrot cake, hingga banana cake dengan harga yang ramah di kantong, berkisar antara Rp8.000 hingga Rp12.000 per potongnya. Dalam cuitannya, @rrizkikiki membagikan foto-foto produk beserta pengalamannya mencicipi menu-menu dari kedai tersebut.
Cuitan yang mempromosikan UMKM lokal ini pun mendadak viral. Hingga kini, cuitan tersebut telah dilihat oleh lebih dari 8,3 juta pengguna Twitter dan ribuan netizen turut memberikan tanggapan. Salah satunya adalah Djaka Farezki, pemilik toko kue Waroeng Snoepen yang juga aktif sebagai seorang baker profesional.
Awal Kontroversi
Dalam balasan komentarnya, Djaka mengaku bingung ingin memulai dari mana dalam memberikan pendapat. “Bingung mau komen yang mana duluan yang keluar dari jari ini,” tulisnya.
Saat akun @widino menanyakan pendapat Djaka sebagai seorang baker, ia menjawab dengan singkat namun kontroversial:
“Kalau produk: untuk menambah khasanah perbendaharaan rasa (caelah), cobain aja. Tapi twit ini diintip coach ntar dijadiin ebook. Jadi ga akan jawab hal2 lainnya.”
Pernyataan ini kemudian dianggap merendahkan oleh banyak netizen. Banyak yang merasa bahwa nada komentar tersebut terkesan sinis dan tidak mendukung semangat promosi UMKM lokal yang tengah digaungkan.
Djaka Alihkan Pembahasan ke Isu Keamanan
Alih-alih membahas rasa atau kualitas produk yang diulas, Djaka justru mengalihkan pembicaraan ke isu lokasi penjualan UMKM tersebut yang berada di pinggir jalan raya. Ia menyampaikan bahwa berjualan di lokasi semacam itu bisa membahayakan keselamatan pedagang maupun pengguna jalan.
“Dalam jualan itu tetap harus memperhatikan tentang keamanan dan keselamatan diri dan orang lain. Apalagi jualannya di JALAN RAYA. Itu sudah bukan bahu atau pinggir jalan ya,” ujar Djaka dalam klarifikasinya.
Ia bahkan menyinggung pengalaman pribadi tetangganya yang pernah menabrak tenda pecel lele karena berada di trotoar. Namun, alih-alih meredakan situasi, penjelasan ini justru memicu lebih banyak kekecewaan dari netizen.
Netizen Kecewa dan Merasa Dibohongi
Berbagai komentar muncul dari netizen yang merasa bahwa penjelasan Djaka tidak relevan dengan konteks awal cuitan yang membahas dessert. Mereka menilai Djaka terlalu cepat mengalihkan pembahasan ke isu keselamatan, padahal inti utama dari cuitan tersebut adalah promosi UMKM lokal.
“Ah ngeles mulu kerjaan indon. Sebelumnya omongannya ‘AS BAKER’ nyang artinye BAGIAN BIKIN ROTI, kok jadi ngomongin safety jualan di jalan,” tulis akun @honeyeskintoo.
“Tiba tiba nyambung ke tetangga dia nabrak warung pecel lele,” timpal @jenonadd.
Kritik dan sindiran terus mengalir di kolom komentar unggahan tersebut. Banyak yang merasa bahwa Djaka gagal memahami konteks diskusi dan terlalu cepat melompat ke asumsi yang tidak produktif.
Permintaan Maaf Djaka Farezki
Menyadari kontroversi yang semakin meluas, Djaka akhirnya angkat bicara dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Ia menegaskan bahwa maksud awalnya sama sekali tidak untuk menjelek-jelekkan produk UMKM tersebut.
“Mohon maap sebesar-besarnya ya, saya tidak ada maksud menjelekkan produk dan jualan orang lain. Saya pun sering repost produk-produk lain yg dijual di X ini. Sekali lagi maap ya,” tulis Djaka dalam unggahan berikutnya.
Meskipun begitu, permintaan maaf ini belum sepenuhnya mendinginkan emosi publik. Banyak netizen yang tetap merasa bahwa respons awal Djaka terlalu cepat menghakimi dan tidak sensitif terhadap kondisi pelaku UMKM yang tengah berjuang di tengah persaingan bisnis yang ketat.
Tanggung Jawab Influencer dalam Berkomentar
Insiden ini kembali membuka mata masyarakat tentang pentingnya etika dalam bermedia sosial, terutama bagi para influencer atau tokoh yang memiliki pengaruh besar di ranah publik. Setiap komentar dari figur publik, meskipun hanya dalam bentuk sederhana di platform media sosial, dapat memicu reaksi yang luas dan berdampak signifikan.