Islah Bahrawi Soroti Perang Canggih Iran-Israel: Indonesia Siapkah dengan Alutsista Terkini?

Islah Bahrawi Soroti Perang Canggih Iran-Israel: Indonesia Siapkah dengan Alutsista Terkini?

Prabowo-Instagram-

Islah Bahrawi Soroti Perang Canggih Iran-Israel: Indonesia Siapkah dengan Alutsista Terkini?

Konflik antara Iran dan Israel yang terjadi beberapa waktu lalu bukan hanya menjadi sorotan internasional karena tensenya hubungan kedua negara, tetapi juga mengungkapkan betapa pesatnya perkembangan teknologi militer di era modern. Pengamat keamanan nasional, Islah Bahrawi, ikut angkat suara terkait hal ini. Ia menyoroti bagaimana perang kini tak lagi dilakukan secara konvensional, melainkan melalui penggunaan teknologi mutakhir yang sangat presisi, cepat, dan kompleks.



Menurut Islah, perubahan dinamika politik global telah membawa dampak besar pada pola interaksi antarnegara. Salah satunya adalah penurunan dukungan dari negara-negara Eropa kepada Israel akibat kebijakan sepihak mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Namun, yang lebih mengejutkan, justru kemajuan teknologi persenjataan Iran yang mampu berkembang meski dalam tekanan embargo internasional selama belasan tahun.

Rudal Hingga Sistem Pertahanan Udara Super Mutakhir
Dalam cuitannya di media sosial, Islah menyampaikan bahwa ketahanan dan inovasi teknologi militer Iran ternyata tidak sepenuhnya bisa terdeteksi oleh intelijen dunia barat, termasuk Israel. Fakta ini membuat pihak Israel salah perhitungan dalam memprediksi ancaman dari Iran.

“Dan yang lebih menarik lagi, mutakhirnya persenjataan Iran justeru tidak terdeteksi setelah diembargo Eropa dan PBB belasan tahun. Sebuah fakta mengejutkan yang Israel sendiri nampak salah perhitungan melihat Iran,” tulisnya.



Ia menjelaskan, dalam insiden tersebut, Iran memperlihatkan kemampuan rudal balistik yang memiliki kecepatan tinggi dan trajektori yang sulit diprediksi. Selain itu, sistem pertahanan udara mereka juga dinilai sangat canggih. Yang tak kalah penting adalah kombinasi antara "Intelligent Unmanned Systems" atau sistem drone cerdas dengan strategi berbasis human intelligence (intelijen manusia) yang bekerja sinergis.

Perang Jarak Jauh Kini Menjadi Kenyataan
Yang lebih mencengangkan lagi, kata Islah, adalah kemampuan rudal Iran yang bisa menjangkau Tel Aviv dari Teheran dalam waktu kurang dari 15 menit 23 detik. Padahal, jarak antara dua kota tersebut mencapai sekitar 2.300 kilometer. Ini menunjukkan bahwa perang modern saat ini tidak lagi dibatasi oleh garis perbatasan atau wilayah tetangga.

“Perang jarak jauh membuat kecanggihan dan akurasi teknologi jadi faktor penentu. Negara yang lambat beradaptasi akan tertinggal dan rentan diserang,” tegasnya.

Indonesia Harus Siap Hadapi Ancaman Digital Warfare
Melihat situasi seperti ini, Islah pun mulai mempertanyakan sejauh mana kesiapan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia. Ia menilai, sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah sangat luas, yaitu lebih dari 5 juta km persegi, Indonesia harus memiliki sistem pertahanan udara yang andal dan merata.

"Nah, pertanyaannya sekarang, Alutsista dan 'Air Defense System' kita sudah secanggih apa? Apakah sejumlah NASAMS yang kita punya bisa melindungi 5 juta kilometer wilayah Indonesia? Apakah SDM tentara kita sudah siap beradaptasi dengan 'Digital Warfare'?" tulisnya dalam sebuah unggahan yang viral.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa dalam kondisi geopolitik global yang semakin tidak stabil, Indonesia tidak boleh lengah. Dunia sedang menghadapi pergeseran besar dalam konsep peperangan, di mana serangan tidak hanya dilakukan lewat darat, laut, dan udara, tetapi juga melalui siber, informasi, dan kecerdasan buatan.

“Iran saja sudah punya ribuan rudal hipersonik, mosok sebagian masyarakat kita masih sibuk latihan memanah?” sindirnya pedas.

Pentingnya Investasi di Sektor Pertahanan Nasional
Komentar Islah ini langsung mendapat banyak respon dari berbagai kalangan. Banyak yang setuju bahwa Indonesia perlu meningkatkan investasi di sektor pertahanan, baik dari segi alutsista maupun sumber daya manusia yang mumpuni. Militer modern tidak hanya butuh senjata canggih, tetapi juga personel yang paham teknologi, cyber warfare, hingga strategi tempur digital.

Selain itu, penguasaan teknologi lokal juga menjadi penting agar Indonesia tidak tergantung pada impor. Dengan industri pertahanan yang kuat, maka bangsa ini akan lebih mandiri dalam menjaga kedaulatannya.

Baca juga: Felicia Putri Tjiasaka Anak Siapa? Inilah Biodata TikToker yang Minta Maaf Usai Rugikan Investor Hingga Rp1,67 Miliar, Awas Bukan Orang Sembarangan!

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya