Profil Tampang Nurdiana Wanita Ngaku Perawan Padahal Janda 3 Kali di Lombok, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

Profil Tampang Nurdiana Wanita Ngaku Perawan Padahal Janda 3 Kali di Lombok, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

Lombok-Instagram-

Profil Tampang Nurdiana Wanita Ngaku Perawan Padahal Janda 3 Kali di Lombok, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram
Pernikahan di Lombok Tengah Heboh, Pengantin Wanita Ngaku Perawan Padahal Janda 3 Kali

Sebuah video pernikahan yang berlangsung di Dusun Songkor, Desa Bakan, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendadak viral di media sosial. Bukan karena kemeriahan atau kebahagiaan yang biasanya mewarnai momen sakral tersebut, tetapi justru karena adanya kericuhan yang bermula dari terbongkarnya dugaan kebohongan status pengantin wanita.



Video yang awalnya diunggah oleh akun TikTok @kokormc ini memperlihatkan momen tradisi nyongkolan , sebuah ritual adat dalam budaya Sasak saat rombongan pengantin pria datang menjemput calon mempelai wanita. Namun, alih-alih menjadi prosesi yang khidmat dan lancar, acara malah ricuh lantaran muncul informasi bahwa pengantin wanita ternyata bukanlah seorang gadis atau perawan seperti yang diklaim selama ini.

Menurut keterangan yang terdapat dalam video, pengantin wanita disebut-sebut telah menikah sebanyak tiga kali sebelumnya. Hal ini pun langsung memicu reaksi keras dari keluarga besar mempelai pria hingga membuat suasana menjadi tidak kondusif.

Kronologi Kericuhan Pernikahan
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Selasa, 24 Juni 2025. Saat itu, rombongan pengantin pria yang dipimpin oleh Rodi Handika, warga Dusun Batu Sambak, Montong Tangi, Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, datang untuk melangsungkan prosesi penjemputan sesuai dengan adat Sasak.



Namun, tak lama setelah tiba di kediaman calon mempelai wanita, yaitu Nurdiana dari Dusun Songkor, Desa Bakan, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah, muncul informasi yang mengagetkan. Beberapa pihak menyebut bahwa Nurdiana bukanlah seorang perawan, melainkan sudah tiga kali menikah dan cerai sebelumnya.

Kabar tersebut sontak membuat keluarga pengantin pria marah. Mereka merasa telah ditipu karena selama proses pendekatan dan persiapan pernikahan, status sang wanita disebut sebagai seorang gadis. Kekecewaan dan amarah pun meledak, sehingga memicu keributan di lokasi acara.

Reaksi Kepala Desa Setempat
Kasus ini bahkan sampai mencuat ke ranah pemerintahan desa. Kepala Desa Bakan, Jefry, angkat bicara terkait insiden tersebut. Ia membenarkan bahwa benar adanya jika pengantin wanita telah menikah sebanyak tiga kali sebelumnya. Dengan kata lain, pernikahan yang digelar pada 24 Juni 2025 merupakan pernikahan keempat bagi Nurdiana.

“Benar, ada kejadian kericuhan di prosesi nyongkolan karena ketidakjujuran terkait status salah satu pihak,” ujar Jefry saat dimintai konfirmasi.

Ia juga menegaskan bahwa pihak desa tidak memiliki catatan resmi atas pernikahan-pernikahan sebelumnya. Hal ini semakin memperkeruh situasi, karena bisa saja dokumen-dokumen penting tidak dilaporkan secara transparan kepada pihak keluarga maupun desa.

Warganet Heboh, Pro-Kontra di Media Sosial
Tak butuh waktu lama, video pernikahan yang berujung ricuh ini langsung menyebar luas di berbagai platform media sosial, termasuk Twitter dan TikTok. Netizen ramai-ramai memberikan komentar, baik pro maupun kontra terhadap tindakan pengantin wanita.

Sebagian besar netizen mengecam sikap Nurdiana yang dinilai tidak jujur. Mereka berpendapat bahwa kebohongan soal status keperawanan adalah hal serius yang dapat merusak hubungan antar-keluarga besar serta mencoreng nilai-nilai adat dan agama.

Namun, di sisi lain, ada juga sejumlah netizen yang mempertanyakan apakah informasi tentang status janda tersebut benar-benar valid atau hanya fitnah belaka. Mereka mengimbau agar semua pihak tidak langsung menghakimi tanpa bukti kuat.

Mempelai Wanita Tak Sadarkan Diri, Rombongan Pengantin Pria Pulang
Dalam rekaman video yang beredar, tampak suasana semakin panas. Emosi keluarga pengantin pria semakin memuncak hingga menyebabkan Nurdiana pingsan dan tidak sadarkan diri. Petugas medis sempat diterjunkan ke lokasi untuk memberikan pertolongan pertama.

Setelah upaya medis dilakukan, rombongan pengantin pria akhirnya memilih meninggalkan lokasi. Acara pernikahan pun dibatalkan, dan kedua belah pihak sepakat untuk menunda segala proses lebih lanjut.

Kasus Masih Diselidiki, Desa akan Lakukan Mediasi
Pasca-viralnya video tersebut, pihak desa bersama tokoh adat setempat mulai melakukan penyelidikan lebih lanjut. Termasuk menelusuri riwayat pernikahan Nurdiana, baik secara administratif maupun faktual di lapangan.

Rencananya, akan diadakan mediasi antara kedua keluarga besar untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan. Tujuannya agar hubungan antar-desa dan antar-keluarga tidak rusak karena insiden ini.

Fenomena Sosial yang Menyentuh Isu Budaya dan Etika
Kejadian ini menjadi fenomena yang cukup kompleks. Di satu sisi, ia menyentuh isu budaya lokal yang masih sangat kental, yaitu tradisi nyongkolan . Di sisi lain, kasus ini juga membuka diskusi tentang etika, kejujuran, dan tanggung jawab dalam menjalin hubungan pernikahan.

Di masyarakat Sasak, khususnya di Lombok Tengah, status keperawanan masih dianggap sebagai hal yang sangat penting dalam adat perkawinan. Oleh karena itu, jika ada upaya untuk menyembunyikan fakta ini, maka dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap norma-norma sosial dan agama.

Namun, di tengah arus modernisasi dan globalisasi, muncul pula suara-suara yang ingin merevisi pandangan-pandangan konservatif tersebut. Mereka berpendapat bahwa masa lalu seseorang tidak boleh menjadi alasan untuk menjudge atau menolak mereka.

Baca juga: Jam Berapa Squid Game Season 3 Tayang Hari ini?

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya