Tiga Nyawa Melayang, Kapal Tim Sepak Bola Terbalik di Perairan Batam

Tiga Nyawa Melayang, Kapal Tim Sepak Bola Terbalik di Perairan Batam

ilustrasi kejahatan siber--

Tiga Nyawa Melayang, Kapal Tim Sepak Bola Terbalik di Perairan Batam

Tragedi pahit terjadi di perairan Batam, Kepulauan Riau, ketika sebuah kapal yang mengangkut tim sepak bola beserta sejumlah penumpang lainnya terbalik pada Selasa, 25 Juni 2025. Akibat kecelakaan ini, tiga orang dinyatakan meninggal dunia setelah sempat hilang dan menjadi korban pencarian intensif oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) selama beberapa hari.



Kepala Basarnas Tanjungpinang, Fazzli, memastikan bahwa ketiga jenazah korban telah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian. Jenazah mereka langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri untuk dilakukan proses identifikasi. "Dua korban telah berhasil diidentifikasi, sementara satu korban masih dalam tahap identifikasi," ujar Fazzli saat memberikan keterangan pers pada Senin, 30 Juni 2025.

Proses Pencarian yang Menegangkan
Operasi pencarian korban berlangsung cukup dramatis. Korban pertama ditemukan oleh nelayan di dekat Pulau Buluh Bulang, sekitar 13 kilometer dari lokasi kecelakaan, tepatnya pada pukul 06.00 WIB. Sementara itu, korban ketiga ditemukan di sekitar Pulau Tanjung Sauh, dengan jarak sekitar 28 kilometer dari titik kejadian.

Kepala Bidang Operasional Basarnas Tanjungpinang, Eryk Subariyanto, menjelaskan bahwa operasi penyelamatan melibatkan berbagai teknologi dan kerja sama lintas instansi. “Kami mengerahkan perahu karet bermotor, thermal drone, hingga sonar genggam untuk membantu pencarian. Kami juga bekerja sama dengan Polda Kepri, TNI AL, Satpol PP, serta masyarakat sekitar,” tuturnya.



Pada hari ketiga pencarian, area pencarian diperluas hingga 3,2 kilometer ke arah utara dan selatan dari lokasi kejadian. Langkah ini didasarkan pada analisis pola pasang surut serta keterangan para korban selamat.

Kronologi Kecelakaan
Sebelum insiden terjadi, kapal tersebut diketahui membawa 13 penumpang, termasuk anggota tim sepak bola yang akan bertanding di Pulau Setokok. Kapal berangkat dari Pulau Nenek pada pukul 16.00 WIB.

Namun, naas, kapal dihantam ombak besar tak lama setelah berlayar, sehingga menyebabkan badan kapal terbalik. Empat penumpang berhasil diselamatkan oleh warga beberapa jam setelah kejadian. Enam penumpang lainnya selamat dengan cara berpegangan pada kapal yang terbalik hingga akhirnya terbawa arus mendekati daratan sekitar pukul 21.00 WIB.

Sayangnya, tiga penumpang tidak bisa diselamatkan dan dinyatakan hilang hingga kemudian ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Identitas ketiga korban adalah Muhammad Fahri Kurniawan (23), Fadli (28), dan Firdaus (24).

Cuaca Buruk Jadi Penghambat Utama
Cuaca buruk, angin kencang, dan gelombang tinggi menjadi faktor utama yang menghambat upaya pencarian. Kondisi laut yang tidak bersahabat membuat proses evakuasi harus dilakukan secara ekstra hati-hati dan memakan waktu lebih lama dari perkiraan.

Insiden ini bukanlah kecelakaan kapal pertama yang terjadi dalam kurun waktu singkat di wilayah Indonesia. Baru sebulan sebelumnya, tepatnya pada Mei 2025, kecelakaan serupa menimpa KM Tiga Putra di Pantai Zakat, Kota Bengkulu. Kapal tersebut membawa 98 wisatawan dan enam awak kapal yang sedang dalam perjalanan pulang dari Pulau Tikus menuju Kota Bengkulu.

Juru Bicara Basarnas Bengkulu, Mega Maysilva, menjelaskan bahwa mesin kapal mati saat dihantam badai. "Akibatnya, kapal mulai bergoyang hebat, dan penumpang terlempar ke laut sebelum akhirnya tenggelam," kata Mega.

Penyelidikan awal menyimpulkan bahwa salah satu penyebab kecelakaan adalah kelalaian operator kapal yang nekat membawa penumpang melebihi kapasitas maksimal. Hal ini semakin memperpanjang daftar kecelakaan kapal di perairan Indonesia yang dipicu oleh kombinasi cuaca ekstrem dan ketidakpatuhan terhadap standar keselamatan.

Tanggung Jawab dan Evaluasi Pasca-Kejadian
Kecelakaan di Batam kali ini kembali membuka mata publik tentang pentingnya pengawasan ketat terhadap moda transportasi air, terutama dalam hal kapasitas muatan, kondisi cuaca, serta kesiapan kapal dan awak sebelum berlayar.

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya