Tragedi Kecelakaan Kapal Mahasiswa UGM di Maluku Tenggara, Awalnya Menuju Program Revitalisasi Terumbu Karang

Tragedi Kecelakaan Kapal Mahasiswa UGM di Maluku Tenggara, Awalnya Menuju Program Revitalisasi Terumbu Karang

Ugm-Instagram-

Tragedi Kecelakaan Kapal Mahasiswa UGM di Maluku Tenggara, Awalnya Menuju Program Revitalisasi Terumbu Karang

Pada Selasa, 1 Juli 2025, sebuah tragedi menimpa rombongan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata-Pengabdian kepada Masyarakat (KKN-PPM) di wilayah Maluku Tenggara. Sebuah kecelakaan kapal terjadi saat mereka dalam perjalanan menuju Pulau Wahru, salah satu pulau kecil yang menjadi lokasi program pengabdian masyarakat mereka.



Tujuan utama dari kunjungan tersebut adalah untuk menjalankan program revitalisasi ekosistem terumbu karang di sekitar pulau tersebut. Salah satu upaya yang direncanakan adalah pengembalian pasir sebagai bagian dari pemulihan lingkungan pesisir. Sayangnya, rencana mulia ini harus berakhir dengan duka mendalam setelah speedboat yang membawa para mahasiswa terbalik akibat gelombang pasang dan angin kencang.

Tujuh Mahasiswa Berangkat Bersama Warga Lokal
Rombongan terdiri dari tujuh orang peserta KKN-PPM Unit Manyeuw, didampingi oleh beberapa warga lokal. Mereka berangkat sekitar pukul 11.00 WIT menggunakan dua unit speedboat. Perjalanan awalnya tampak lancar, namun tak lama berselang, cuaca buruk melanda. Gelombang laut tiba-tiba meninggi disertai tiupan angin yang cukup kuat.

Dalam kondisi yang tidak stabil, salah satu dari dua speedboat yang ditumpangi para mahasiswa terkena hempasan ombak besar hingga menyebabkan kapal terbalik. Meskipun upaya penyelamatan langsung dilakukan oleh tim dan warga yang berada di perahu lain, musibah ini menyebabkan lima mahasiswa selamat, satu korban meninggal dunia, dan satu mahasiswa lainnya masih dalam pencarian.



Identitas Korban Meninggal Dunia Diumumkan
Setelah proses evakuasi dan koordinasi intensif dengan instansi terkait, pihak UGM mengumumkan identitas mahasiswa yang meninggal dunia. Ia adalah Septian Eka Rahmadi, mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi Fakultas Teknik UGM.

"Kepergiannya membawa duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan sahabat tetapi juga bagi rekan sejawatnya di KKN-PPM Unit Manyeuw," ujar Direktur Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) UGM, Rustamadji, dalam pernyataannya.

Saat ini, pihak universitas terus melakukan upaya maksimal dalam proses pencarian mahasiswa yang masih hilang. Tim UGM bekerja sama dengan aparat setempat, Basarnas, serta warga lokal untuk menyisir area di sekitar lokasi kecelakaan.

Bantuan Psikologis dan Pemulangan Jenazah Disiapkan
Bagi mahasiswa yang selamat, UGM telah menyiapkan pendampingan psikologis dan dukungan logistik. Para mahasiswa akan dikembalikan ke tempat asalnya dengan pendampingan penuh dari universitas. Selain itu, jenazah almarhum Septian Eka Rahmadi juga akan dipulangkan ke daerah asalnya dengan fasilitasi lengkap dari pihak kampus.

"Kita terus melakukan upaya koordinasi maksimal dalam proses pertolongan dan pencarian untuk korban yang belum ditemukan. Kami juga siap memberikan dukungan psikologis dan logistik bagi tim mahasiswa, serta memfasilitasi pemulangan jenazah ke daerah asal dengan pendampingan universitas," lanjut Rustamadji.

UGM Sampaikan Belasungkawa dan Evaluasi Program Lapangan
Melalui peristiwa ini, UGM turut menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dan semua pihak yang terdampak. Rektorat juga tengah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program KKN di lapangan, terutama dalam hal keselamatan dan mitigasi risiko.

Selain itu, pihak kampus akan terus menjalin komunikasi intensif dengan keluarga korban, baik yang telah ditemukan maupun yang masih dalam pencarian. UGM juga mengimbau kepada seluruh civitas akademika dan masyarakat luas untuk mendoakan keselamatan dan ketenangan jiwa para korban.

Program Revitalisasi Terumbu Karang yang Mulia
Program revitalisasi terumbu karang yang sedianya akan dilakukan oleh mahasiswa KKN UGM di Pulau Wahru merupakan inisiatif penting dalam rangka pelestarian sumber daya laut. Pulau kecil yang berada di gugusan kepulauan Maluku ini memiliki potensi ekosistem maritim yang sangat tinggi, namun sempat mengalami degradasi akibat berbagai faktor lingkungan.

Salah satu metode yang ingin diterapkan oleh tim KKN adalah pengembalian pasir ke daratan pulau guna mencegah abrasi dan mendukung keberlanjutan habitat laut. Sayangnya, upaya mulia ini harus tertunda karena musibah yang tidak terduga.

Baca juga: Reaksi Maia Estianty Usai Ahmad Dhani Unggah Video 'Kompilasi Gibah dan Fitnah' yang Diduga Sindir Dirinya

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya