Waspada! 18 Kasus Leptospirosis Terjadi di Yogyakarta, 5 Orang Meninggal Dunia: Kenali Gejala & Cara Pencegahannya

Dokter -pixabay-
Waspada! 18 Kasus Leptospirosis Terjadi di Yogyakarta, 5 Orang Meninggal Dunia: Kenali Gejala & Cara Pencegahannya
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat jumlah kasus leptospirosis yang mengkhawatirkan sejak awal tahun hingga Juni 2025. Tercatat sudah ada 18 orang yang terjangkit penyakit mematikan ini, dan sayangnya lima di antaranya meninggal dunia. Angka ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat untuk lebih waspada, terutama pasca musim hujan dan banjir yang rentan memicu penyebaran penyakit tersebut.
Leptospirosis adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh Leptospira , bakteri yang umum ditemukan dalam air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan, khususnya tikus. Penyakit ini kerap muncul setelah bencana banjir, ketika banyak warga terpaksa berinteraksi dengan air genangan yang tidak jelas tingkat kebersihannya.
Gejala Awal Menyerupai Flu, Sering Disepelekan
Gejala awal leptospirosis sangat mirip dengan penyakit flu biasa atau infeksi virus lainnya. Hal inilah yang membuat banyak penderita tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi bakteri berbahaya ini. Biasanya, gejala akan muncul antara 2 hingga 30 hari setelah paparan.
Menurut Lana, juru bicara Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, gejala awal seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala parah, dan nyeri otot menjadi tanda-tanda yang sering dialami pasien. “Yang membedakan adalah intensitas rasa sakit, terutama pada bagian betis dan punggung, yang biasanya sangat luar biasa,” ujar Lana.
Selain itu, mata bisa tampak merah atau terasa perih karena iritasi. Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan diare juga sering muncul, yang jika tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan dehidrasi berat. Pada beberapa kasus, gejala bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, termasuk gangguan fungsi hati dan ginjal.
Komplikasi Berbahaya Jika Terlambat Diobati
Jika tidak segera diatasi, leptospirosis bisa menyebabkan komplikasi yang sangat berbahaya. Infeksi bakteri ini dapat menyebar ke organ-organ vital seperti hati dan ginjal. Salah satu gejala khas yang patut diwaspadai adalah munculnya penyakit kuning (jaundice), yaitu kondisi di mana kulit dan bagian putih mata berubah menjadi kekuningan.
“Pada kasus yang berat, penderita bisa mengalami gagal ginjal akut, meningitis, bahkan kematian,” tambah Lana. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala yang muncul, terutama jika baru saja terpapar air banjir atau lingkungan yang berpotensi tercemar urin tikus.
Diagnosis dan Pengobatan Leptospirosis
Untuk mendiagnosis leptospirosis, dokter biasanya akan melakukan tes darah dan urin guna mendeteksi keberadaan bakteri Leptospira . Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal juga dilakukan untuk mengetahui apakah organ vital sudah terganggu.
Pengobatan utama leptospirosis adalah pemberian antibiotik seperti doxycycline atau penisilin. Jika kondisi pasien cukup berat, maka dirawat inap di rumah sakit menjadi langkah penting agar pengobatan bisa dilakukan secara intensif. Selain obat-obatan, istirahat yang cukup dan pemenuhan cairan tubuh sangat dibutuhkan selama masa pemulihan.