Apa Penyebab Meninggalnya Ghozee? Berikut Kronologi Tewasnya Konten Kreator Asal Malang, Benarkah Akibat Serangan Jantung?

Ghoze-Instagram-
Apa Penyebab Meninggalnya Ghozee? Berikut Kronologi Tewasnya Konten Kreator Asal Malang, Benarkah Akibat Serangan Jantung?
KABAR DUKA! Ghozee Konten Kreator Asal Malang Meninggal Dunia pada 12 Juli 2025 di Usia 24 Tahun
Dunia kreator konten Tanah Air diguncang kabar duka. Pada hari Sabtu, 12 Juli 2025, salah satu wajah paling ikonik dalam dunia digital, Ghozee, menghembuskan napas terakhirnya. Kabar ini tentu saja menyisakan rasa kehilangan yang mendalam bagi para penggemarnya serta rekan-rekan sesama kreator.
Ghozee dikenal sebagai sosok yang membawa angin segar dalam dunia konten digital Indonesia. Dengan gaya unik dan pendekatan naratif yang menarik, ia berhasil menciptakan tren yang tidak hanya viral, tetapi juga memiliki makna tersendiri di hati para penikmat kontennya. Kombinasi humor, nostalgia, dan sentuhan personal menjadi ciri khas dari setiap karya yang ia hasilkan.
Viral dengan Impersonasi Dilan
Salah satu momen yang membuat namanya melambung adalah saat ia memparodikan suara karakter populer, Dilan. Video parodi tersebut dengan cepat menyebar di TikTok dan platform media sosial lainnya, menjadikan Ghozee sebagai salah satu kreator muda yang diperhitungkan di industri ini.
“Saya ingin membuat mahasiswa bangga dengan kampus mereka, sambil tetap menyelipkan pesan bahwa kuliah itu asyik,” ujar Ghozee beberapa waktu lalu ketika ditanya tentang visinya dalam berkarya.
Tren Senggol Kampus yang Menginspirasi
Tidak berhenti di situ, Ghozee kemudian bersama sahabatnya, Abdurrafi atau akrab disapa Abdur, mencetuskan sebuah konsep kreatif bernama “Senggol Kampus”. Konsep ini awalnya mulai menarik perhatian publik luas pada tahun 2024, berkat bantuan kreator digital ternama, Danang Sadewa, yang turut memviralkannya.
Namun, meskipun ada nama besar lain yang ikut membesarkan ide tersebut, akar dari konsep Senggol Kampus tetap berasal dari pikiran kreatif Ghozee dan Abdur. Mereka berhasil mengemas interaksi antar-mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dalam bentuk tantangan digital yang menarik dan edukatif.
Konten-konten Senggol Kampus tidak hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga sarana untuk memperkuat identitas kampus dan meningkatkan rasa solidaritas antar mahasiswa. Banyak universitas di seluruh Indonesia mulai menggunakan konsep ini sebagai bagian dari strategi branding mereka di era digital.
“Senggol Kampus itu seperti ‘perang persahabatan’. Kami ingin semua mahasiswa dari mana pun mereka berasal merasa bangga dengan almamaternya,” kata Abdur saat menjelaskan filosofi di balik kampanye tersebut.
Memanfaatkan Digital Platform untuk Perubahan Positif
Yang lebih istimewa lagi, Ghozee dan Abdur tidak hanya melihat platform digital sebagai tempat untuk eksplorasi kreativitas belaka. Mereka justru memandangnya sebagai alat pemberdayaan, khususnya dalam ranah pendidikan. Melalui karya-karyanya, Ghozee sering kali membantu kampus menyampaikan cerita mereka kepada generasi muda secara lebih ringan dan menarik.
“Kita nggak hanya bikin konten, tapi juga membantu kampus menyampaikan cerita mereka ke generasi muda,” tutur Ghozee dalam salah satu kesempatan diskusi kreatif.
Kolaborasi lintas kampus, tantangan interaktif, dan elemen storytelling yang kuat menjadikan Senggol Kampus sebagai fenomena yang lebih dari sekadar tren media sosial. Ini adalah bukti nyata bahwa ide sederhana bisa memberikan dampak besar jika dikemas dengan benar.